"Karisma Setyaputra ya,Nama mu bagus sekali,keknya selera penamaan si Pirang itu nggak pernah berubah ya" Ucap Pak Mathias dengan nada bercanda
Lalu Karis menatap kearah Selina lalu kembali melirik kearah Pak Mathias
"Ehh..jadi Om,Saya boleh pinjam Selina bentar kan ?" Tanya Karis
"Oh..Iya silahkan,tapi jangan lama-lama,Selina sana keluar temani si Karis buat keliling sekolah" Ucap Pak Mathias dan Selina mengangguk diam dan berjalan menghampiri Karis
Dan saat dia berada di dekat Karis Selina berbisik dengan nada kecil
"Ngapain lu nyamperin gua kesini sih" Bisik Selina
"Lah kan lu yang bilang buat ngajak gua tour di Pelita Raya kemarin ya jadi gua Dateng lah" Bisik Karis
"Lu juga sih,Gua udah Dateng pagi pagi lu udah duluan,jadi Tante nunjukin jalan kesini jadi ya gua samperin aja kesini udah terlanjur juga" Bisik Karis lagi
"Ya seharusnya kan bisa pas gua pulang sekolah,kan kalau lu Dateng nyamperin gua begini gua jadi malu" Bisik Selina dengan Rona merah samar
"Yaudah mending kita langsung tour aja" Bisik Karis lagi
Dan Selina mengangguk,namun sebelum pergi Karis memperhatikan bahwa ada sosok yang familiar diantara siswa di kelas itu
Sosok remaja yang duduk di barisan belakang dengan rambut hitam dan mata hijau
"Mefelz Apa itu lu ?" Gumam Karis dengan nada yang tidak bisa didengar siapapun
Karis menatap pemuda itu dengan mata terbelalak dan Bhima yang ditatap juga sama
Karena pemuda itu juga menatap kearah Karis namun reaksinya hanya menjadi kebingungan karena seingatnya seharusnya Nelson berada di Kota Sans dan bersekolah disana
Bagaimana dia bisa tiba tiba ada disini ?
Lalu keduanya terdiam sejenak dalam pandangan masing masing,Bhima akhirnya memberi isyarat dengan matanya yang mengatakan
'Temui aku nanti'
Dan Karis mengangguk mengerti lalu dia dan Selina akhirnya pergi bersama dan Selina mulai menunjukkan seluk beluk sekolah Pelita Raya
Baik fasilitas maupun infrastruktur dan sebagainya semuanya ditunjukkan oleh Selina dan sekitar 3 menit kemudian seluruh sekolah pelita raya yang luas hingga ratusan meter sudah selesai sepenuhnya di jelajahi oleh keduanya
Lalu keduanya sempat beristirahat di kantin sebentar dan masing masing berbicara satu sama lain dengan harmonis dan dapat dikatakan hubungan keduanya yang sempat merenggang di masa lalu karena mereka berpisah
Akhirnya mulai menjadi lebih erat secara perlahan,keduanya juga membicarakan banyak hal seperti pengalaman sekolah masing masing namun masih tetap mempertahankan untuk setidaknya tidak menceritakan rahasia atau sesuatu yang pribadi satu sama lain untuk saat ini
Tapi karis akhirnya mendapatkan pemahaman baru pada Selina,yaitu Selina sebenarnya tidak memiliki teman dan dia lebih dapat dikatakan sebagai orang yang tertutup,bertolak belakang dengan Selena yang adalah orang yang terbuka
Keduanya seperti sebuah Kartu dengan dua sisi yang berbeda satu sama lain
Dan Selina juga sama,Dia juga memahami sesuatu dari Karis,bahwa pemuda itu menyembunyikan beban dan pikirannya dalam senyuman yang terukir jelas diwajahnya itu
Jujur saja,Selina sama sekali tidak dapat memahami tentang Bagaimana dan Kenapa Karis masih terus tersenyum Selebar itu padahal dari percakapan mereka sebelumnya
Karis jelas menanggung beban yang sangat besar dalam Pikiran dan Hati nya
Dan saat dia bertanya tentang apa alasan baginya untuk terus tersenyum dalam beban dan rasa sakit dalam hati dan pikirannya
Pemuda itu hanya bisa mengatakan sebuah kalimat
"Jangan takut untuk melakukan sesuatu jika kamu benar,lagipula jika terus diam dalam kesedihan dan keterpurukan tidak ada gunanya jadi hadapilah dan gapai Mentari"
Dan itu kalimat itu segera membawa Selina kembali ke masa kecilnya dia melihat Sosok dirinya,Selena dan Karis di masa kecil mereka bermain bersama
Dengan Karis yang mengatakan sesuatu
"Pahlawan adalah orang yang terus tersenyum tanpa peduli rasa sakit dan tekanan yang mereka rasakan"
Dan kedua hal itu membuat Selina akhirnya menyadari bahwa apa yang dikatakan Karis saat kecil dulu adalah apa yang dia lakukan sekarang
Pahlawan yang dia katakan dalam kata katanya dulu
Terus tersenyum tidak peduli seberapa besar kesedihan dan tekanan yang dia rasakan
Dan setelah keduanya berbicara dan makan di kantin,masing masing berjalan beriringan di lorong koridor sekolah
"Ris,lu nggak ada niatan kau buat pindah ke sini ?" Tanya Selina
"Sejauh ini sih nggak,karena ayah sudah menempatkan ku disana ditambah ada Anya juga disana maka begitulah harusnya" Ucap Karis dengan pandangan lurus dan Selina hanya berdehem saja
"Tapi,dari yang lu ceritain tadi jelas pembullyan di sekolah dirgantara itu lumayan parah dan salah satunya adalah temen lu yang bahkan sampai pindah sekolah kan,kenapa lu masih bisa terus tersenyum ?" Tanya Selena
"Kalau gua jadi lu,gua pasti udah lama pindah sekolah juga dan mungkin juga sedih dan putus asa" Ucap Selena
"Hahaha,Lu udah kayak nggak tahu gua aja" Ucap Karis singkat
Dan walaupun itu jelas seperti tidak berhubungan dengan perkataan Selina maksud dari ucapan Karis sebenarnya sama dengan pertanyaan Selina
Dan Selina hanya mengangguk paham saja
"Oh iya,itu murid yang rambut hitam sama mata hijau itu siapa ?" Tanya Karis
"Oh dia ?,namanya Bhima" Ucap Selina singkat
"Emang kenapa kamu nanyain soal dia ?,kamu kenal sama dia ?" Tanya Selina
Dan Karis hanya menggelengkan kepalanya
"Entahlah,gua ngerasa dia adalah teman SMP gua dulu namun disisi lain gua juga ragu karena penampilannya beda banget" Ucap Karis
"Hoo..emangnya nama temen SMP mu yang lu bilang mirip Bhima itu siapa ?" Tanya Selina
Lalu Karis menghentikan langkahnya dan Selina yang memperhatikan bahwa Karis berhenti langsung berhenti juga,dan dia menatap wajah Karis dan melihat mata Karis yang penuh kerumitan namun bibir yang membentuk senyuman
"Nama...nya Mefelz.." Ucap Karis
[ Chapter ini memang lebih sedikit daripada chapter lainnya karena pada intinya ini bukanlah cerita inti melainkan dapat dikatakan potongan kecil dari C-5
Hanya pada C-8 mungkin jumlah kata kembali pada jumlah normal sekitar 1000-2000 kata ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Bakwan Fight Back : Another One
Action[ Ending Arc 1 ] Karis terbaring di tanah dibawah hujan yang daerah yang terus mengguyur tubuhnya yang penuh luka dan darah setelah pertarungan melawan Jeje dan langit yang mengkhianati-nya Karis dalam hal ini memikirkan semua hal yang terjadi Inok...