[Raul PoV]
Kami sampai di laut sekitaran Pulau Florentia di pagi hari. Dari kejauhan, aku dapat melihat Ibukota Republik Venetia itu hanya sekitar beberapa kilometer dari kapal yang kutumpangi berada.
"Bagaimana dengan pandangan matamu, Raul?" tanya Elena yang berada di sampingku.
Dia juga sedang melihat ke depan—tempat kami akan bertempur nanti. Sepertinya dia menanyakan hal ini karena sebentar lagi pertempuran dari kedua belah pihak akan terjadi.
"Berkat latihan rutin kita, kurasa aku sudah bisa beradaptasi dalam pertarungan menggunakan satu mata," jawabku padanya.
Selama satu bulan lebih aku selalu berlatih dengan Elena setiap harinya. Bahkan sekarang reaksiku sepertinya bisa mengimbangi kecepatan seseorang yang tidak secepat Elena.
Setelah kira-kira berada tiga kilometer dari pelabuhan Pulau Florentia, terlihat Armada Kapal yang berada di formasi tengah mulai maju sedangkan Armada yang berada di formasi sayap berhenti.
Tugas kami adalah menghadang armada kapal pasukan Aliansi yang sampai saat ini belum kelihatan sama sekali. Mereka pasti masih bersembunyi untuk menunggu waktu yang tepat menyerang Armada kapal Kekaisaran dari dua arah.
"Turunkan layar!"
"Tunggu perintah untuk bergerak dan pertahankan posisi!"
Kapal perang ini diisi oleh 20 kru kapal dan 130 petarung. Dengan total armada 800 kapal, maka pasukan yang dibawa oleh Kekaisaran dalam penyerangan kali ini sekitar 105.000 orang. Sisa 15.000 orang kami tinggalkan untuk menjaga Kota Tusculum.
Terlihat bendera berwarna hijau berkibar pada armada kapal yang berada di posisi tengah formasi. Bendera ini merupakan sinyal untuk maju secara perlahan.
400 Armada Kapal kemudian maju dan mulai mendekat ke Pulau Florentia. Ketika jarak armada kapal itu sudah mencapai jarak 700 meter dari benteng pelabuhan pulau, tedengar suara meriam yang ditembakan oleh musuh.
- BOMMBB! BOOMMBB! BOOMMBB!
Beberapa kapal terkena hujan tembakan meriam dari musuh.
Bendera berwarna kuning kemudian dikibarkan menandakan agar Armada kapal merubah kolom formasi sedikit melebar agar tembakan meriam musuh sulit mengenai armada kapal.
"Sepertinya ini akan menjadi pertempuran yang berat," gumam Elena.
"Tentu saja, ini adalah pertempuran penentuan," ujarku tanpa mengalihkan pandangan ke depan. "Pastinya musuh akan mengerahkan seluruh kekuatan agar kita tidak dapat menaklukan ibukota mereka."
Akan tetapi, yang kukhawatirkan bukanlah pasukan musuh melainkan sesuatu yang lain. Sebuah makhluk yang memiliki kekuatan untuk memporak-porandakan seluruh Armada Kapal Kekaisaran dengan mudah.
***
[Siena PoV]
Pertempuran sudah dimulai, suara tembakan meriam terdengar kencang dari dinding pelabuhan. Akan tetapi, melihat armada kapalnya kami tembaki, pihak Kekaisaran tidak tinggal diam dan memperlebar formasi kapal mereka, membuat tembakan meriam kami lebih sulit untuk mengenai target.
Saat ini, aku berada di menara mercusuar agar dapat memperhatikan jalannya pertempuran dengan lebih luas.
"Cepat! Isi kembali meriamnya!"
"Tembaki kapal mereka sebelum mencapai area pelabuhan!"
- BOOMBBB!!! BOOMMBB!! BOOOMMMBBB!!!
Tembakan meriam kami kembali menghujani Armada Kapal Kekaisaran Aragon. Beberapa meriam berhasil mengenai target mereka dan merusak kapal-kapal Kekaisaran yang sedang mendekat ke area pelabuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasiGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...