“LAGI?”
Aku menatap seorang laki-laki yang berdiri di hadapanku. Raut wajahnya sangat gugup, tegang dan terlihat ketakutan setelah aku memperlihatkan sebuah foto dari ponselku. Ya. Another proof of him cheating on me. Untuk kesekian kalinya.
Astaga, bahkan aku tidak bisa menghitung berapa kali dia ketahuan seperti ini. Dan aku sudah lelah menghadapi dia dengan segala macam perselingkuhan yang dilakukannya selama tiga tahun pernikahan kami.
“Yoongi.” Aku memanggil namanya. “Min Yoongi!”
“Apa? So yeah, you caught me.” Katanya. “Lalu apa? What do you want me to do? Meminta maaf padamu? Bersujud di kakimu? Or what?”
“You—you are such an arsehole, you know that.” Bahkan untuk mengeluarkan air mata pun aku sudah tidak bisa. Aku muak. Tidak akan ada tangisan kesedihan lagi yang tersisa. “Kita sudah menikah selama tiga tahun. Dan selama itu pula, kau berselingkuh di belakangku. Dengan banyaknya wanita berbeda. Your secretary, that cheap whore from the pubs, the cleaning lady at your company dan sekarang temanku? Teman kerjaku? Have you no shame, Yoongi?”
“I have nothing to say to you.”
“I do.” Kataku. Aku menahan lengannya untuk tidak pergi. “I’m not done talking.”
Yoongi menghela nafas. Kemudian dia bertanya, “Apa lagi yang kau inginkan? Aku mengakui semua perselingkuhan yang telah kulakukan. Jika kukatakan aku menyesal, yeah, very much. So that’s why, aku tidak akan pernah mengulanginya lagi. Ini terakhir. Aku janji.”
“Oh my days. Not again.”
“Dengar aku. Aku janji ini yang terakhir. I swear, aku akan berhenti melakukan hal tersebut dan aku hanya akan setia padamu.” Dia mendekat padaku dan menggenggam tanganku, “You are my wife and I love you. Forever. Meskipun memang aku berselingkuh dengan wanita-wanita lain di luar sana, yang ada dalam benakku hanya kau. Believe me.”
Aku tertawa. Sarcastically, of course. Bagaimana dia bisa mengatakan hal itu dengan mudahnya setelah menyakitiku berkali-kali?
Tarikan nafas yang kukeluarkan membuat Yoongi membawaku ke dalam pelukannya. Tangannya membelai rambutku, pelukannya begitu erat sehingga aku bisa mendengar detak jantungnya.
Kemudian, dia mengatakan, “I love you. Aku janji, aku tidak akan pernah mengulanginya lagi. We are in this together, okay? Seperti janji pernikahan kita; for better or for worse. Til death do us part.”
📖
Aku mendatangi sebuah Law Firm. Lebih tepatnya, Kingsley Law Firm. Setelah mencari tahu di mana firma hukum yang terpercaya dan bagus di London, juga atas rekomendasi sahabat terdekatku, Emily. Akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi terlebih dahulu. Dan sesuai perkataan Emily, aku harus menemui Divorce Attorney Jeon. Well, I don’t even know him. But let’s try.
Selama ini, ketika aku menemukan banyak bukti mengenai perselingkuhan yang dilakukan oleh Yoongi, aku terus memaafkannya. Lagi, lagi dan lagi. Bukan karena aku masih mencintainya atau berharap dia akan berubah. No, that’s not going to happen. Once a cheater, will always be a cheater.
That’s why, aku merencanakan perceraian di belakangnya. Segala bukti yang kupunya mengenai Yoongi, aku memberikannya pada Emily. Dia membantuku sebagai sahabat yang baik. Dia tidak ingin aku berada dalam pernikahan yang sudah seperti neraka ini. Maka Emily membantu mengumpulkan bukti-bukti yang sekiranya dapat kujadikan senjata untuk menceraikan Yoongi.
Saat di dalam, aku menghampiri dua receptionists yang ada di tepat di hadapanku. Mereka menyapaku dengan begitu hangat, “Welcome to Kingsley Law Firm. May we help you?”
Aku bertanya pada salah satu dari mereka, “Excuse me, aku Sifra. Sifra Maree Andrews. Aku memiliki janji pertemuan dengan Pengacara Jeon pada pukul 10 a.m.”
“Oh, Attorney Jeon.” Receptionist bernama Daisy Lowe mulai mengetik sesuatu pada papan komputer. Kemudian dia kembali menatapku, lalu mengatakan, “Mr Jeon ada di ruangannya dan menunggu kehadiran Anda. This way, please.”
Aku pun mengangguk dan mulai mengikuti sang receptionist itu yang membawaku menaiki lima belas anak tangga dan lorong yang begitu panjang, hingga akhirnya kami berhenti di sebuah ruang kaca yang begitu besar.
Sang receptionist, Daisy Lowe, membuka pintu kaca di hadapan kami. Mempersilahkan kami berdua untuk masuk ke sebuah ruangan yang bisa dibilang seperti ruang tamu. Ruang di mana konseling perceraian antara klien dan pengacara berlangsung.
Miss Lowe kembali mengetuk pintu kaca yang ada di dalam ruangan ini—pintu kaca tersebut menjadi pembatas antara ruang tamu dengan ruang pribadi Pengacara Jeon itu.
Sebenarnya aku bisa melihat seorang pria yang sedang berdiri menghadap pada jendela yang memperlihatkan pemandangan gedung bertingkat ini. Pria tersebut memiliki porsi tubuh yang sangat tinggi dan terlihat sangat manly. I don’t know, tapi sepertinya Pengacara Jeon ini sering pergi working out di gym.
Miss Lowe masuk ke dalam ruang pribadi Pengacara Jeon. Sepertinya dia memberitahu si pengacara bahwa kliennya—aku—sudah datang untuk janji pertemuan kami.
Tidak lama kemudian, Miss Lowe keluar dan memberitahuku. “Mr Jeon will see you shortly. Anda bisa duduk terlebih dahulu, Ms Andrews.”
“Certainly. Thank you.”
Dan Miss Lowe pun keluar dari ruangan. Meninggalkanku sendiri di sini. Well, berdua. Attorney Jeon is in here too, meskipun kami berbeda ruangan.
Aku menunggu pria itu—Pengacara Jeon—yang tetap berdiri menghadap jendela. What’s he waiting for exactly? Namun, aku tidak komplain. Melainkan aku tetap menunggu sembari mataku mengarah ke seluruh sudut di ruangan ini. Well, as a partner di sebuah firma hukum, tentu saja privilege yang dimiliki olehnya sangat tinggi. Ruangannya begitu harum, sofanya juga terlihat lembut, semua barang-barang di sini juga tertata dengan rapih. Aku seperti berada di sebuah museum.
Ketika aku ingin melangkahkan kakiku untuk melihat tanaman-tanaman indah di dalam sini, pintu kaca itu terbuka. Si pengacara datang dengan langkah kaki yang panjang dan kepalanya yang menunduk, menatap ke arah jam di tangannya.
Oh, he’s getting closer and closer. Lalu, kenapa jantungku berdetak begitu kencang? This is not making any sense.
And now he is here. Pria itu. Pengacara itu. He is here!
“Selamat pagi dan selamat datang di Kingsley Law Firm, Ms Andrews. We talked on the phone last Tuesday.”
“Ya.”
“I’m Jeon Jungkook, the designated attorney for you.”
—
DIVORCE ATTORNEY JEON
saintandrews, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce Attorney Jeon
FanfictionMenjadi seorang pengacara bukanlah hal yang mudah. Tahapan demi tahapan, tingkatan demi tingkatan harus dilalui. Mulai dari yang mendasar, hingga pada akarnya. That's why it's not easy, nor will it ever be. Setiap harinya, banyak kasus perceraian ya...