02. Batalyon Arhanud

542 134 2
                                    

Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻


Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




☆☆☆☆☆

"Bagaimana mana sam?"

"Siap jenderal, semuanya aman"

Arsam terkejut, ia sontak berdiri kala jenderal haidar membuka suara menyapanya. Dirinya gagal fokus karna ulah seorang gadis yang tak asing baginya, kini berada tepat dibelakang jenderal nya.

"Maaf mas, ini teh nya."

Jenderal haidar kemudian duduk, diikuti oleh arsam dan hisyam disisi kanan kirinya. Sedangkan rena? Selesai menghantarkan teh hangat pada tamu ayahnya, gadis itu kemudian segera berlalu pergi Kembali masuk ke dalam.

"Kamu yakin? semua berkas ini sudah lengkap dan aman?" Lanjut jenderal haidar menatap lawan bicaranya sembari membuka dan melihat kembali beberapa berkas yang ia minta dibawakan dari Magelang.

Arsam mengangguk, ia hanya bisa menjawab siap dengan suara lantang nya. Sedangkan jenderal haidar yang Mendapati arsam yang seexaited itu membuat nya sedikit mengingat kan arsam untuk mempelankan sedikit suaranya agar tidak terdengar terlalu formal.

Pertemuan yang cukup singkat,  hanya sekedar mengantarkan berkas dan membicarakan tentang bagaimana pendidikan nya di Magelang.

Pun begitu mereka bertiga terlihat begitu dekat diluar pembicaraan tentang negara dan kemiliterannya.

"Besok tolong kamu juga ajak bayu kemari ya sam? Saya ada perlu dengan dia" Ujar jenderal haidar menitipkan pesan.

Sesaat setelahnya, arsam kemudian pamit undur diri untuk pulang dikarenakan waktu yang sudah melebihi jam 7 malam.

"Hisyam, tolong antar arsam sampai depan rumah"

Hisyam mengangguk, menuruti perintah ayahnya. Dirasa cukup, jenderal Haidar kemudian kembali masuk kedalam. Sedangkan arsam beranjak keluar dengan di temani putra pertama komandan nya.

"Sering-sering main kesini sam"

Langkah keduanya berhenti, diikuti dengan arsam yang menoleh serta mulai menaiki motor tuanya yang bernuansa sekitar 80 an.

"Wih kalo itu liat nanti lah mas, saya juga baru pulang kan ini" balas arsam sembari menepuk pelan pundak hisyam. Dirinya kemudian tersenyum, memberi salam lalu mulai menjalankan motornya untuk keluar dari halaman rumah itu.

"Mas... in--" wanita itu menghentikan langkahnya, matanya menatap lurus ke arah arsam yang kini sudah tak terlihat di halaman rumah.

"Loh, kenapa ren?"

"Ini kata ibu Batiknya bu dira mau sekalian dikembalikan, eh putranya udah pulang" titahnya mengehela nafas panjang.

Hisyam tersenyum, ia sebentar mengusap kepala adiknya itu.

Before ExpulsionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang