25 ; Piano baru

1K 90 1
                                    

selamat malammm, part ini isinya piano piano dan piano alias yaa baca aja deh ya (◍•ᴗ•◍).

typo tolong tanda~
_______________________

Rye mengerjapkan matanya pelan, berusaha menyesuaikan cahaya yang ada di kamar itu. Ketika ia membuka matanya hal pertama yang ia tatap adalah langit-langit kamar yang berbeda dengan kamar miliknya.

Ia sempat tersentak sebentar, namun kembali rileks setelah menyadari semalam ia tertidur di kamar Rine. Terlalu banyak menonton drama dan memakan camilan membuat dirinya mengantuk, dan tanpa sadar tertidur di kamar kakaknya itu.

"Adek udah bangun? Maaf ya kakak nyalakan lampunya, ini kakak mau ke toko soalnya."

Menoleh ke samping, dan ternyata di samping tempat tidur ini sudah terdapat Rine yang sedang bersiap di depan meja riasnya.

Rine tentu tidak masalah jika tertidur satu kasur dengan lelaki, selama itu adalah adiknya, seperti Rye, Chris, dan Jake. Jika abang-abangnya, maka akan ia tendang keluar kamar mereka.

Tidak mendengar jawaban, membuat Rine melihat ke arah tempat tidur dari cermin di hadapannya. Terlihat Rye yang sedang meregangkan tubuh di tempat tidur.

"Tidak masalah kakak, Rye pergi ke kamar yaa.. Mau mandi~" Ucapnya kemudian bangkit dari tempat tidur dan melambai ke arah Rine yang dibalas anggukan kecil olehnya.

Tepat setelah ia sampai di kamar, baru saja ingin menyiapkan diri untuk mandi tiba-tiba pintu kamarnya dibuka tanpa permisi.

Dilihat di sana ada Mike yang masuk sudah rapih dengan pakaian kerjanya. "Loh? Abang ngapain pagi-pagi ke sini?" Tanya Rye ke arah Mike yang mulai mendekat ke dirinya.

"Tadi abang sudah kesini, tapi kamarnya kosong. Adek tidur di mana semalam?" Bukannya menjawab, Mike justru balik bertanya dengan nada yang sedikit sebal di dalamnya.

"Kamar kakak, adek ketiduran habis nonton tadi malam hehehe."

Mendengar itu membuat Mike berdecih pelan, apa bagusnya tontonan mereka itu. Andai adiknya ini mau menonton horor, pasti Mike akan mau menemani nya semalaman dan adiknya akan tidur di kamarnya daripada di kamar sepupunya itu.

"Hah ya sudahlah, sekarang sudah mandi belum?" Tanpa bertanya pun sebenarnya Mike tau adiknya ini belum mandi sama sekali, dilihat dari rambutnya yang berantakan dan baju tidur yang masih menempel di tubuhnya.

"Belum, ini baru mau mandi. Kenapa abang?"

"Abang mau sampaikan, itu piano yang semalam abang pesan sudah ada di bawah. Mau melihat?" Setelah mendengar itu, dapat Mike lihat jika adiknya ini berbinar dan tersenyum cerah.

"MAU MAU MAU! AYO KE BAWAH!" Tanpa berpikir dua kali ia langsung mengajak Mike untuk ke bawah, meninggalkan niat awalnya untuk bersih-bersih terlebih dahulu. Tak masalah sebenarnya, toh ia tetap wangi hehe.

~~~

"Wah cantik sekaliii~"

Rye tak henti-hentinya memuji piano baru tersebut. Ukurannya yang besar dengan desain yang cukup klasik dan berwarna putih gading, sangat cocok dengan warna kesukaannya.

Oh jangan lupakan kursi piano dengan warna serupa itu! Namun lebih cantik lagi karena ada sentuhan warna kuning di beberapa bagian. Sangat menggambarkan kepribadian Rye sekali!

Mike sendiri masih duduk di sana, melihat adiknya yang sedang mengelilingi dan menyentuh piano tersebut. Hatinya menghangat melihat bagaimana Rye menyukai barang pemberiannya tersebut.

Rye memang paling menghargai suatu pemberian seseorang, tak heran orang-orang terdekatnya berlomba-lomba memberikannya barang atau apapun itu untuk mendapat reaksi dari dirinya.

The Bonds of Rye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang