What Does This Call Mean?

27 5 0
                                    

"It seems you don't look very well Mr. Taylor? You good?" Mr. Frederick menepuk pundak Mr. Taylor dari arah belakang saat ia berjalan menuju kursi rapatnya. Guru yang lamunannya baru saja dibuyarkan menoleh ke belakang, hanya mengeluarkan dengusan ramah.

Ia memang sedang tidak begitu enak badan. Tidur hanya 4 jam dalam sehari membuat imun tubuhnya tidak bisa menyeimbangkan dengan tugas-tugas lainnya. Effingham High sedang dalam penilaian akreditasi. Semua kinerja guru dinilai, prestasi siswa dikumpulkan, sampai setitik debu di setiap sudut sekolah saja diwajibkan lenyap. Semua orang sibuk, dan agak stress.

Principal Grazer sudah jauh lebih ceria sekarang. Masalah soal kompensasi korban penembakan sudah selesai dan ia baru saja punya cucu pertama. "Teachers, one day to go towards school accreditation. The day after tomorrow we will have assessors who will carry out their duties optimally," Principal Grazer berkata, diperhatikan oleh para guru yang semua kepala mengarah padanya. "Maka pada rapat hari ini, saya ingin memastikan kembali bahwa segala persiapan telah matang. Mr. William, grup musik penyambut sudah siap? Welldone. Ah, Ms. Ronan. Tim penari aman? Bagus. Welcoming paper? Hebat, Ms. Lili. Kamera dan dokumentasi dari klub fotografi? Goodluck Mr. Davis. Nampaknya semua sudah sangat siap untuk mempertahankan nilai sebagai sekolah terbaik di kota. Dan sekarang, Mr. Taylor, silahkan untuk memberikan arahan ulang soal annual report of student talents dan Ms. March, school self-evaluation report."

Mr. Taylor berdiri diiringi tepuk tangan meriah dari para koleganya. Dengan sangat menawan ia melaporkan perkembangan minat dan bakat siswa Effingham High School yang berkasnya akan diserahkan kepada tim asesor. Tangannya memindahkan slide demi slide layar presentasi. Setelah selesai, tepuk tangan yang lebih meriah terdengar memenuhi ruang rapat. Mr. Davis ikut bertepuk tangan, dengan satu sisi bibir yang lebih tinggi.

Rapat itu dilaksanakan hampir satu jam setengah, dimana para murid dari tiga angkatan sedang mengikuti seminar tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja di auditorium. Para guru yang telah menyelesaikan rapat mereka langsung menyebar, memeriksa setiap kegiatan siswa apakah berjalan dengan baik atau tidak.

Mr. Taylor, yang hari ini memakai vest abu tua dengan kemeja putih berjalan bersama Mr. William menuju auditorium untuk mengecek kondusifitas para peserta seminar.

"Satu minggu lagi sebelum sidang. Wajar jika Anda lelah begini, Mr. Taylor." Mr. William membuat jantung Mr. Taylor melompat-lompat sejenak, teringat bahwa takdirnya akan ditentukan kurang dari 10 hari mulai dari sekarang.

"Tolong jangan jebak saya, Prof." Mr. Taylor berkata seraya mengusap-usap kedua telapak tangannya, gelisah.

Mr. William nyengir jahil. "Yaaa gimana nanti saja ya. Siapkan yang maksimal, Mr. Taylor. Saya tahu Anda bisa melakukannya. Saya berekspektasi lebih pada Anda."

Mr. Taylor hanya menyunggingkan senyum gugup dan tubuhnya membungkuk ciut. Dua anggota The Comission Discipline langsung berdiri di depan pintu besar auditorium ketika melihat dua guru mereka datang.

"Alex? Kau menjadi anggota TDC?" Mr. William bertanya, sama kagetnya dengan Mr. Taylor.

Alex mengangguk, ia menegakkan diri sambil membusungkan dada. "Pantas gak?"

"Keren," kata Mr. Taylor. "Keren sekali." Ia sendiri tidak menyangka anak laki-laki secerewet dan sehumoris Alex menjadi petugas kedisplinan sekolah. Yang benar saja?

Alex membukakan pintu auditorium bagi kedua guru laki-laki tersebut. Mr. Taylor langsung menangkap Kim yang juga tengah melipat kedua tangannya, memantau teman-temannya agar tidak ada yang berisik selama penyampaian materi seminar dilaksanakan.

THE ETHEREAL LEARN OF EMMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang