16. Story Of Us

2.1K 259 13
                                    

"Morning."

"Morning, sexy girl." Balas Lalisa yang membuat Jennie mengulum bibirnya sendiri lalu menutupi wajahnya di dada Lalisa.

Lalisa tertawa gemas dan membawa Jennie ke dalam pelukannya lalu mengecup dahi Jennie berkali-kali, semalam tadi, Jennie meminta Lalisa menginap di rumahnya dan tidur bersamanya setelah drama pertengkaran kecil yang baru saja terjadi antar keduanya, tidak ada yang mereka lakukan selain tidur bersama dan saling memeluk sepanjang malam.

"Uhm, ingin makan apa?" Tanya Jennie dengan suara seraknya, Lalisa menggeleng lalu mengelus pipi Jennie dan menatap lekat wajah Jennie.

"Tidak tahu, kurasa.. aku hanya ingin menatapmu saja." Kata Lalisa dengan mulut manisnya, lagi-lagi Jennie tersipu, dia memukul lembut dada Lalisa.

"Dasar pintar merayu." Sarkas Jennie, dia mengambil kunciran yang berada di atas nakas lalu menyanggul rambutnya dengan asal. "Aku akan masak, sementara itu, kau bisa mandi." Sambungnya yang hendak beranjak dari ranjang, namun, Lalisa memeluk perut Jennie dari belakang secara tiba-tiba membuat Jennie terkekeh.

"Jennie, apapun yang terjadi, aku akan melindungimu, meski usia kita terpaut sepuluh tahun, tetapi, aku akan tetap menjagamu, aku akan di sisimu, jadi, kau tidak perlu khawatir tentang apapun lagi." Ucapnya dengan deep voice nya, hal itu membuat suasana tiba-tiba menjadi sunyi dan dingin, Jennie yang awalnya tersenyum sekarang merubah wajahnya menjadi datar, mungkin dia heran ada apa dengan sikap Lalisa.

Jennie mengelus tangan Lalisa, posisinya dia masih membelakangi Lalisa. "Wae, Lalisa?" Gumamnya bertanya.

Lalisa menarik napasnya, dia membalikan tubuh Jennie untuk menghadapnya, keduanya saling menatap lembut, satu tangan Lalisa berada di pipi Jennie, mengelusnya sambil mengaitkan rambut Jennie yang masih tidak tersanggul di belakang telinganya. "Sejujurnya, semalam aku bertemu dengan seseorang yang sudah menyakitimu..."

"Ntah, apa yang sudah dia lakukan denganmu di masalalu, tetapi, kau tidak perlu cemas lagi karena aku ada disini." Lanjut Lalisa, Jennie diam terpaku, kedua bola matanya seketika berkaca-kaca.

"Jadi, ini sebabnya yang membuat sudut bibirmu lebam?" Tanya Jennie khawatir.

"Pssh, aku tidak apa-apa, hanya lebam biasa, dia lebih mengenaskan, aku menghajar seluruh wajahnya, bahkan aku menghantam bagian perutnya, dan woah! Itu pertama kalinya aku bertengkar dengan seseorang secara nyata, karena biasanya, aku bertengkar di game saja." Lalisa terkikik bermaksud untuk membuat Jennie tidak cemas lagi, namun, Jennie menatap Lalisa dengan datar, dia menunjukan bahwa rasa cemasnya bukan main-main dan akhirnya Lalisa membungkam mulutnya rapat-rapat. "Okay, aku tidak akan bertengkar lagi, Jennie. Maaf aku sudah membuatmu cemas, setidaknya kau tahu, aku akan melakukan apapun demi, kau."

Jennie menarik napasnya dalam-dalam. "Terima kasih." Jawabnya singkat.

Lalisa hanya menganggukan kepalanya.

"Hm, Lalisa.. tidakkah kau penasaran apa yang sudah... dia lakukan padaku?"

"Aku hanya takut kau salah paham." Lanjut Jennie dengan suara pelannya.

Lalisa tersenyum kali ini. "Untuk apa? Jika kamu bercerita, itu hanya akan membuat lukamu terbuka lagi, dan itu hanya masalalu, bukan aku tidak peduli pada masalalumu, hanya saja, kau bisa cerita padaku jika kau memang sudah benar-benar siap, aku tidak bisa memaksanya hanya karena aku merasa penasaran, aku sungguh memikirkan perasaanmu, Jennie."

Jennie terdiam untuk beberapa menit lamanya. "Dia... Kim Taehyung, adik kandung dari ibu sambungku, dia pernah memaksaku untuk memuaskannya menggunakan mulut dan tanganku, tapi... aku melawannya, aku bersumpah aku tidak pernah melakukan apapun dia karena setelah kejadian itu, aku memilih untuk keluar dari rumah ayahku." Jennie menghembuskan napasnya berat ketika selesai menceritakannya.

INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang