~25 : Tak Percaya

177 28 9
                                    

"Hah"

Mendengar helaan nafas berat itu, jemari BoBoiBoy yang sedang fokus mengetik pada labtopnya langsung berhenti bergerak. Kepalanya menoleh ke samping, ke arah sofa tempat [name] sedang duduk.

"Sayang. Sini."

[Name] melirik BoBoiBoy sebentar lalu mengangguk. Buku yang sedang ia baca ditutup dan ditaruh kembali di dalam lemari.

"Kenapa, Oboy?" Tanyanya sembari berjalan ke arah BoBoiBoy.

BoBoiBoy kemudian menarik pinggang sang isteri lalu mendudukkan wanita itu di atas pahanya.

"Eh?"

"Lihat aku."

[Name] menurut saja. Wajah sang suami ditatap dengan senyum manis.

Tangan BoBoiBoy terangkat mengusap lembut pipi [name]

"Kamu kenapa, hmm? Ada masalah?" Tanyanya lembut tidak lupa dengan senyum khasnya.

"Aku nggak apa-apa. Kok kamu tanya gitu?" Jawab [name] sambil masih tersenyum.

"Bohong."

Mata BoBoiBoy mulai memberi sorotan tajam pada [name]. "Cerita sini sama aku."

Senyuman wanita itu seketika luntur. Sepertinya ia tidak bisa menyembunyikannya lagi.

"Oboyyy~ kepalaku pusing. Hiks!"

[Name] lantas menjatuhkan kepalanya di dada suaminya. Ia merengek manja.

BoBoiBoy hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Dia tau [name] sedang berbohong. Tapi ia hanya membiarkan saja.

"Sayang."

"Iya?"

"Bisa pijitin ngga?" Tanya [name] manja.

BoBoiBoy mengangguk. Ia kemudian mematikan labtopnya.

"Kita ke kamar ya?"

"Iya. Gendong~." [Name] mengalungkan tangannya ke leher BoBoiBoy.

Sang pria hanya bisa tersenyum dan menurut kemahuan si isteri.

"Dasar manja."
"Ehehe."

_________

"Lo mau ke mana, kak?"

Blaze yang sedang duduk di ruang keluarga itu menatap aneh pada kakak ke tiganya yang terlihat sedang menuruni tangga dengan sudah berpakaian rapi.

Gempa menoleh ke arah Blaze sambil tersenyum. "Tadi tante Mara nyuruh aku buat beli barangan dapur buat acara malam ini."

"Oh. Memangnya ada apa nanti malam?" Tanya Blaze lagi.

"Lah. Lo nggak liat group kita, ya? Kan [name] hamil. Jadi tante Mara mau bikin semacam acara makan-makan gitu." Jelas Gempa panjang.

Blaze mengangguk. "Oh..."

"YEAH!!! GUE BAKAL DAPET KEPONAKAN!!!"
Blaze melompat keriangan sambil bersorak ria.

Gempa hanya mampu menggeleng saja melihat tingkah adiknya yang satu ini. Sudah seperti anak kecil.

"Yaudah. Gue pergi dulu."

"Eh. Mau gue temenin nggak?"

"Nggak usah ah. Aku belanja bareng pacarku aja." Tolak Gempa halus.

"Oh wokey."

"Nanti bilang sama Solar, Duri sama Taufan tentang acara nanti malam, ya." Pesan Gempa lalu pergi dari sana.

Blaze hanya mengangguk lalu kembali menonton televisi.

_____________

Gempa keluar dari mobilnya setelah tiba di Mall. Ia kemudian mengunci mobilnya.

Kakinya kemudian melangkah mendekati gerbangmall tersebut sambil bernyanyi kecil.

Deg!

Serta-merta langkah kakinya terhenti saat manik emasnya melihat sebuah pemandangan yang menyentuh perasaannya.

Gempa menatap penuh tak percaya pada dua susuk tubuh di depannya. Ia mencoba mendekati kedua pria dan wanita yang sedang bermesra itu.

"Ka kamu...?"

Mendengar suara itu, kedua sosok yang tadinya sedang bermesraan itu lantas menoleh ke arah Gempa.

"Ge, gempa?" Ucap wanita itu Terbata-bata.

"Siapa dia?" Tanya Gempa sambil jarinya menunjuk ke arah laki-laki yang sedang berdiri di samping wanita itu.

Wanita itu, yang ternyata pacarnya Gempa, hanya menundukan kepalanya. Tak mampu untuk bertatap mata dengan pria itu.

Hati Gempa sudah berdebar menunggu jawaban dari pacarnya itu.

"Maaf. Tapi Lo siapa, ya? Kenapa Lo lihat isteri gue kayak gitu? Tolong, jaga pandangan mata Lo." Tegas pria itu berkata.

Gempa semakin dibuat terdiam kaku saat mendengar pernyataan dari mulut pria itu. Jantungnya terasa mau gugur saat otaknya sudah memahami satu kata yang terselip dalam kalimat yang diucapkan oleh pria itu.

Isteri....

_____________

"Udah mendingan?"

"Udah. Makasih, sayang."

BoBoiBoy mengangguk sembari mengalihkan tangannya dari kepala [name]. Pria itu ikut merebahkan tubuhnya di samping isterinya.

"Oboy. Kita beranfkat ke rumah ibu jam berapa?" Tanya [name] sembari menaruh kepalanya di atas lengan BoBoiBoy.

"Jam 8 nanti. Kenapa?"

[Name] menggeleng saja sebagai jawaban.

"..."

Mereka berdua diam untuk beberapa menit, tak tau mau membicarakan hal apa lagi.

"Hmm...."

[Name] terlihat serius memikirkan sesuatu. Dan itu berhasil memancing rasa penasaran BoBoiBoy.

"Sayang, lagi mikirin apa? Kok wajahnya terlihat begitu serius? Hmm?" Tanya pria bermanik hazel itu sembari mengusap rambut [h /c] milik sang isteri.

Wanita itu mendongakkan wajah untuk memandang wajah tampan suaminya.

"Aku lagi mikirin Sara."

"Lah. Kenapa tiba-tiba?"

[Name] menghembus nafasnya perlahan. "Aku takut..."

Semakin penasaran BoBoiBoy di buatnya saat [name] menggantung kalimatnya.

"Takut apa? Dia ada ganggu kamu?"

"Nggak."

"Terus apa, hmm? Jangan bikin Oboy khawatir, sayang."

[Name] memeluk erat tubuh pria di sampingnya sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya itu.

"... Aku takut kalau Sara datang dan bikin rumah tangga kita rusak...lagi..."

BoBoiBoy hanya tersenyum lembut, mencoba menenangkan isterinya yang sedang gelisah itu.

"Udah udah. Nggak usah terlalu di pikirkan. Mungkin itu hanya perasaan kamu aja."

"Uhm...mungkin..."

"Yaudah. Tidur siang dulu, yuk." BoBoiBoy menarik gorden untuk menutup jendela.

[Name] hanya menurut saja. Ia menggeleng perlahan, mengusir jauh-jauh perasaan tak enak itu dari hatinya.

"Baiklah..."

____________

Hai hai~

Maaf ya. Author kurang ide buat chapter ini.

Kasian banget aGempa ku ini~ maaf Gem

"Thor jahat. Ayo readers kesayangan Gempa. Kita tabok si author ini!" [Gempa]

Ah tidaak! LARIII!

Baiklah.

Sea you

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang