06 • Meminta Kejelasan

6.5K 491 8
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Sarapan pagi kali ini diliputi oleh sepi. Emma menikmati sarapannya sendirian tanpa ada seorang suami di sisinya. Emma merasa ingin menertawakan dirinya sendiri. Dia yang datang telat malam tadi ternyata tidak menemukan Deon di rumah.

Lagi pula apa yang aku harapkan dari pria itu? Emma menggeleng pelan karena merasakan dadanya yang sesak. Sepertinya perasaan Emma yang dulu masih tertinggal hingga bisa ia rasakan sekarang.

Dering ponsel menarik perhatian Emma. Setelah panggilan yang tidak ia jawab tadi malam, Deon kembali meneleponnya. Emma menarik napas panjang kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Tadi malam kamu pulang dengan selamat, kan?" Tanyanya to the point.

Emma memberikan deheman sebagai balasan. Namun, Deon kurang puas akan respon itu.

"Emma... aku perlu jawaban."

"Iya, aku baik-baik saja."

"Siang nanti aku akan ke toko, sejak kemarin pekerjaan begitu banyak."

"Begitu, kah? Silahkan saja, aku tidak melarangmu untuk datang."

Emma tidak tahu saja, mendengar hal itu membuat Deon tersenyum. "Kalau begitu aku tutup dulu."

Setelah berpamitan, panggilan itu terputus. Emma menatap layar ponselnya itu, tanpa sadar menghela napas. Apa Deon sudah tau soal kehamilan Delia? Tiba-tiba saja ia terpikirkan hal itu.

Pasti dia akan senang mengetahui ada anak di dalam rahim wanita itu. Emma refleks mengusap perutnya yang rata. Membayangkan bayi itu bertumbuh pasti akan sangat menakjubkan.

Emma membuyarkan lamunannya kemudian bersiap untuk berangkat ke toko rotinya dan bekerja untuk menikmati harinya tanpa ada gangguan siapapun.

Dia berharap harinya berjalan lancar. Itu saja, tidak ada harapan lebih.

❁❁❁❁❁

Emma menikmati pekerjaannya seperti biasa. Dirinya saat ini sedang sibuk dengan bahan roti yang sudah siap untuk ia buat. Menjadi atasan untuk para anak didiknya membuat Emma terkadang menjadi bosan hingga dirinya langsung turun tangan untuk ikut membantu.

"Bu, ada pelanggan yang mau dilayani oleh Ibu." Aman salah satu pegawai laki-lakinya.

Mendengar hal tersebut sontak menarik perhatian Emma. Kenapa harus sampai dia? Emma hanya membantu bagian dapur selebihnya dipercayakan kepada yang lain. Pikiran Emma penuh akan keheranan.

"Kamu serius?"

"Serius Bu, dia maksa dan nggak mau kami layani."

Karena pelanggan adalah raja membuat Emma melepas celemek yang ia kenakan dan membersihkan dirinya agar terlihat lebih rapi. Setelah itu semua, Emma dituntun oleh Aman untuk menuju meja yang dimaksud.

Belum sampai pada meja itu, langkah Emma terhenti dan jantungnya seakan ikut terhenti. Anak muda itu ada di depannya saat ini. Lelaki malam itu ada lagi!

Berusaha untuk mengontrol diri, Emma menarik napas berkali-kali. Wanita itu sedang dalam waktu kerja, dia harus profesional untuk melayani. Dengan senyuman karir yang ia buat, Emma menghampiri Rendy yang menatapnya dengan senyuman miring.

"Ada yang bisa saya bantu, mas?"

Mendengar kata 'mas' keluar dari mulut Emma membuat Rendy tersenyum senang, lelaki itu sama sekali tidak menutupi hal tersebut. "Apa aku harus sering ke sini agar dipanggil 'mas' olehmu?" Tanyanya berbisik.

I BECAME THE SUGAR MOMMY (TELAH TERBIT✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang