Hari ini adalah hari pertama Fiony bersekolah, semua siswa tampak diam melihat Fiony berdiri di depan kelas sambil di dampingi Pak Jabieb, sang wali kelas dari Kelas 2 A2, atau kelas 2 IPA2, penjurusan tahun 90an.
"Anak-anak, perkenalkan ini adalah teman baru kita, silahkan perkenalkan nama kamu!" Perintah Jabieb.
"N... Nama saya, Fiony Alveria, saya pindahan dari Jakarta." Tampak siswa maupun siswi hanya memperhatikan Fiony bicara, tak ada komentar ataupun hal sarkas yang keluar dari mulut siswa ataupun siswi yang sudah menghuni kelas 2 A2 selama 1 semester.
"Yasudah Fiony, silahkan kamu duduk di salah satu kursi kosong itu!" Fiony pun mengangguk, ia memegangi tas satu tali yang ia sandang, dan berjalan perlahan. Rupanya salah satu bangku kosong yang di maksud adalah bangku di sebelah seorang siswi yang memiliki ciri fisik mirip Tionghoa.
"Permisi!" Ucap Fiony sambil tersenyum gugup.
"Silahkan!" Fiony pun duduk di sebelah siswi tersebut.
"Jessica Chandra, panggil aja Jessi!" Siswi bernama Jessi tersebut mengulurkan tangan untuk berkenalan.
"Fiony!" Fiony pun menjabat tangan Jessi.
Pelajaran pertama di sekolah ini berjalan lancar, beberapa siswa ataupun siswi tampak memperhatikan Fiony, ya wajar saja memang daya tarik gadis-gadis Tionghoa sangat menarik. Apalagi Jessi dan Fiony yang memang memiliki paras ayu dan bersih. Beberapa siswi tampak sangat ingin berteman dengan Fiony sementara yang siswa berpikir bahwasanya memacari Fiony adalah opsi terbaik untuk memperoleh status kekasih yang mentereng.
"Kamu bener-bener baru di sini ya?" Tanya Jessi.
"I.. iya.. saya aslinya dari Jakarta!" Jelas Fiony masih gugup.
"Oh... Sudah santai aja, orang-orang sepert kita di sini aman kok. Memang agak diskriminatif sedkit, tapi nggak separah di ibukota, aku baca di koran tiap hari katanya ada kekerasan yang melibatkan orang-orang seperti kita." Jelas Jessi.
"Iya, disana terlalu parah." Ucap Fiony sedikit miris.
"Udah, jangan khawatir. Aku temenin ke Kantin, di sini kamu bebas ngapain aja!" Jelas Jessi.
Fiony pun mengangguk.
Lonceng istirahat berbunyi, Fiony dan Jessi tampak berjalan beriringan, beruntungnya Fiony mendapatkan teman baru yang pengertian, mau ke kantin saja harus dikawal. Ya Jessi pun juga tahu apa yang di rasakan Fiony, kerana sejatinya ia pernah merasakan kejamnya ibukota sehingga sewaktu SD ia langsung di pindahkan ke Yogyakarta.
"Kamu gugup?" Tanya Jessi.
"I... Iya, soalnya banyak yang liatin!" Bisik Fiony.
"Udah, itu artinya kamu punya daya tarik. Gadis-gadis Tionghoa seperti kita, pasti selalu punya daya tarik. Jadi kalo mau jahat dikit kita bisa manfaatin laki-laki yang cuman memandang diri kita dari rupa!" Jelas Jessi.
"Eh... Jangan, kasihan!" Ucap Fiony.
"Iya, aku cuman bercanda kok. Ayo!" Mereka memesan sebuah es teh, serta beberapa makanan ringan, lalu duduk di sebelah meja rombongan siswa dari A3.
"Jangan lihat mereka, mereka Gento sekolah!" Fiony pun bingung dengan maksud 'Gento' yang baru saja Jessi ucapkan.
"Gento?" Ucap Fiony heran.
"Eee... Apa ya, preman, berandal!" Jawab Jessi.
Fiony pun mengangguk paham, tapi nahasnya salah satu dari rombongan itu mendengarnya.
"Eh... Jessi manis, kakanda mendengarkan apa yang adinda ucapkan!" Goda seorang siswa yang membuat Jessi muak.
"Nolan, kamu jangan buat hal-hal yang nggak disini!" Tegas Jessi.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Say Love You (FreFio)
FanfictionNote: Latar waktu mengambil era 90-2000an. Kisah Fiony Alveria, gadis Tionghoa yang terpaksa pindah SMA ke Yogyakarta demi tujuan keamanannya. Di Yogyakarta ia menumpang di rumah pamannya Oniel, salah satu penggerak pemerintahan di Yogyakarta. Selam...