Bab 6 - Sudut yang terbuka

5 3 0
                                    

Sepulang sekolah Luna tak mampir kecafe, karena dia masih malu untuk bertemu Ake.

》》》POV AKE 《《《

Ake celingukan melihat sekitar cafe, ia mencari seseorang.
"Dimana Luna?" Dalam hatinya.

"Nyariin siapa si bro? Ada yang mau dateng?" Ucap Brian teman Ake dan juga sepupu Denia.

"Engga kok ga ada" elak Ake.

*dia dimana ya, kenapa tidak datang* Ake masih bergumam didalam hatinya.

"Deeennn" teriak Brian secara tiba-tiba membua Ake terkaget.

"Apaan" ucap Denia yang memang hari ini jadwalnya untuk bekerja di cafe.

"Sendiri aja? Tumben ga ama Luna" ucap Brian yang memang sebenarnya dia menyukai Luna.

"Luna? Tadi tu dia langsung pulang, ada yang mesti dikerjain katanya" jelas Denia.

Ake dan Brian mengangguk bersamaan.

"Apa karena ada aku ya dia jadi ngga mau kesini lagi" ucap Ake dalam hati.

》》》 POV Ake selesai 《《《
.

"Eh tumben Lun pulang awal?" Tanya bu Rahmi
"Gapapa bu, mau ngerjain PR dirumah aja, Luna masuk ya bu" Luna menyalimi tangan Ibunya dan masuk ke kamarnya.

Tiiing

Suara pesan aplikasi hijau berbunyi.

[Lun, dicariin Brian noh]

Ternyata pesan dari Denia

[[Eh sejak kapan? Lama ga ketemu dia]]

[Dia baru dateng kemarin, kamu ga kesini?]

[[Ada Ake? Gua malu den]]

[Adalah jelas, mereka berdua tu sohib banget]

[[Gua maluu Deeen]]

[Udah sini aja, gua tau lu belom ngerjain tugas, dan warung bu Rahmi Tutup hari ini]

Ya hari ini har Kamis, dimana warung bu Rahmi selalu tutup. Akhirnya Luna memutuskan untuk berangkat ke cafe.

Sesampainya di cafe, orang yang pertamakali ia cari adalah Denia.

"Bu, Denia mana?" Tanya Luna pada Abu

"Bentar Lun, teh Denia tadi tu kayanya ke kamar mandi" jelas Abu

"Oh yaudah bu, nanti kalau ada Denia kasih tahu aku, kalau aku udah dateng" pinta Luna

"Oke, ga pesen minum?" Tanya Abu

"Kek biasa aja bu" jawab Luna

"Oke Matcha latte with nuget banna" ucap Abu.

"Siip" Luna mengacungkan jempol.

Luna menuju ke tempat biasanya, dan ya, dia melihat Ake disana sedang mengobrol dengan Brian dan teman-temannya yang lain.

Brian yang waktu itu sedang pergi liburan ke Australia cukup lama, melihat Luna untuk pertama kalinya ia sangat senang bukan main.

"Luna Bimalaaaaa" Teriak Brian yang mengundang sorot mata.

Brian reflek langsung memeluk Luna.

"Aa kangen tau Lun" ucap Brian

"Apaak si Briii, malu tau udah kek ga ketemu setahun aja" ucap Luna

"Ih 2 bulan tu lama tau, gabung ama kita yuk disana" ucap Brian

"Ga mau, mau disini aja" tunjuk Luna pada meja favoritnya

"Mau nugas?, nanti kalau udah selesai gabung ya" bujuk Brian

"Nantilah oke, nunggu Denia" jelas Luna.

Luna sedikit melirik pada Ake, ada pandangan yang aneh di mata Ake.

Luna mengerjakan tugasnya, namun hatinya gelisah tak menentu.

Tiiing

Luna terkaget melihat pesan masuk, karena itu dari Ake. Yang isinya ternyata sebuah puisi:

Hai kamu

Apa kabarmu?
Tahukah kamu
Dinding ini menghalangiku
Berasa jauh sekali
Padahal kamu didekatku

Hai kamu

Tahukah kamu
Deru angin itu tak mau pergi
Dia menetap dan menusuk disini

Hai kamu

Apakah aku boleh mengenalmu
Apakah aku boleh memelukmu juga?

Hai kamu

Dari aku sang sudutmu.

Luna takjub membaca puisi itu, apakah ini perasaan Ake? Apakah Ake juga menyukaiku?


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang