Jefan
"Kerjaan siapa nih?"
Suara menggelegar seorang teknisi mendadak memenuhi udara di atas line. Menyaingi suara-suara mesin robot dan desing bahan logam spare part yang sedang dipasang.
"Saya, Bang," jawabnya sambil menghembuskan napas berat.
Ini menjadi kali ketiga ia mendapat teguran dari teknisi dalam kurun waktu satu jam.
Sebuah prestasi.
Karena ia menjadi orang pertama yang berhasil meraih gelar pemegang rekor dengan human error terbanyak hanya dalam kurun waktu singkat.
"Ulang!" perintah teknisi cepat.
Ia mengangguk dan mengambil kembali part yang menjadi tanggung jawabnya. Karena ada sub part yang belum terpasang.
"Bisa kerja nggak sih lu?" sungut teknisi yang baru saja menegurnya. Karena ia untuk yang kesekian kali kembali melakukan kealpaan fatal.
"Jangan nyusahin yang lain dong!"
"Kerja yang bener!"
Ia kembali mengangguk dan segera berlalu untuk menyelesaikan tugasnya.
"Konsentrasi!" kini suara Bang Nugie yang terdengar.
"Zero error!" seru Bang Nugie lagi sebelum melanjutkan pemeriksaan ke tempat lain.
"Kenapa lu?" Sarip yang berdiri di depannya menatap curiga. Dengan tangan tetap bergerak lincah memasang screw tapping. Terlihat sangat terlatih.
"Kacau banget lu hari ini," timpal Sidik yang berjarak dua orang di belakangnya. "Parah."
"Teknisinya udah empet banget tuh sama lu!" sungut Sarip lagi.
"Lagian lu nggak biasanya banyak error begini?!" Sidik ikut menggerutu.
"Awas jangan sampai kena SP (surat peringatan)!" timpal Theo yang sedang tangkas memasang cushion.
Namun ia pura-pura tak mendengar. Sama sekali tak berminat untuk menjawab. Tetap melakukan tugasnya memasang sub part yang tadi sempat terlupa.
Begitu waktu shift selesai, Bang Nugie menghampiri.
"Dipanggil Mas Abeng."
Ia mengangguk lemah.
Sementara Sarip, Theo dan Sidik yang juga sedang berkemas, hanya bisa memandangnya iba.
"Di bagian produksi memang rawan human error," Mas Abeng sama sekali tak berniat untuk berbasa-basi.
"Umum itu. Namanya manusia."
"Tapi kalau sampai ada part yang nggak terpasang. Dan bisa lolos ke konsumen."
"Kamu langsung dapat SP."
Ia mengangguk.
"Kamu masih baru di sini. Jangan sampai menunjukkan kinerja buruk."
Ia menelan ludah.
"Kalau ada masalah di kerjaan. Bisa langsung dikomunikasikan dengan saya. Atau Nugie sebagai checkman."
"Tapi kalau ada masalah di luar pekerjaan," Mas Abeng menatapnya tajam.
"Tolong kamu tinggalkan dulu begitu masuk line."
"Jangan dibawa-bawa."
Ia kembali menelan ludah melewati kerongkongan yang kering sebelum berkata, "Baik, Mas."

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomanceSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.