1. Atas Nama Cinta • 1

125 12 6
                                    

Selamat datang di sequel dari cerita Hijrah Cinta Balqis.

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke kamu pedihnya sebuah pengharapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi mu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya." - Imam Syafi'i.

•°•

Adara di pagi yang sangat petang sudah mulai beraktivitas, dirinya tidak mengikuti shalat subuh jamaah dikarenakan jadwal kedatangan tamunya sudah tiba.

Ia duduk seorang diri di taman belakang yang dulunya ia dan kedua sahabatnya kunjungi.

Adara merasa kesepian di pesantren ini. Walaupun memang banyak orang disini tetapi ia masih terus merasakan kesepian.

Adara menghela nafas. "Bunda.. Adara rindu Bunda. Maaf apabila Adara jarang untuk berkunjung ketempat Bunda. Tetapi Adara tidak akan lupa untuk selalu mendoakan Bunda. Semoga Bunda ditempatkan disisi terindah oleh Allah SWT." Air matanya mulai mengalir membasahi wajahnya.

Sungguh berat rasanya apabila merindukan seseorang yang dimana tidak bisa untuk ditemui kembali.

"Hiks.. maaf ya Allah apabila Adara masih menangisi kepergian Bunda." Adara memejamkan matanya menahan rasa sesak yang tiba-tiba menyerang dadanya.

"Balqis, Afifah, Adara kangen. Kalian jahat banget ninggalin gue sendirian hiks.. gue kangen banget sama kalian hiks..." Adara juga selalu merindukan kedua sahabatnya.

"Kok kalian jahat banget sih ninggalin gue sendirian. Parah banget, awas aja kalau sampai lupa sa gue. Pokoknya gue marah banget!" Adara ngedumel seraya menghapus air matanya.

"Khem." Seseorang berdehem berdiri disamping Adara.

Adara yang menyadari ada suara seseorang pun langsung melihat kesamping nya.

Ia menemukan sosok laki-laki berperawakan tinggi dengan wajah tampan yang salah satu tangannya memegang sapu tangan dan menjulurkan kearah Adara.

Adara menyadari perbuatannya segera beristighfar dalam hatinya dan menundukkan pandangan nya.

"Ambillah," kata laki-laki itu.

Adara hanya diam tidak menanggapi nya. "Kamu tidak ingin mengambil nya? Baiklah, maaf apabila membuat mu terkejut." Lalu ia pun menarik tangannya kembali dan memasukkan sapu tangan ke kantong celananya.

Laki-laki itu masih setia berdiri disamping kursi yang diduduki oleh Adara. Dan pandangan laki-laki itu melihat hamparan langit yang sudah menunjukkan kecerahan yang sangat begitu indah.

Atas Nama Cinta : Adara AmayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang