Memang, makhluk paling menyebalkan. Tapi, di sinilah aku yang salah, terlalu menggantungkan harapan pada manusia, apalagi manusia sepertinya yang sama sekali tidak peka atau bahkan tidak punya saraf peka layaknya makhluk hidup lain.
Aku melarikan diri ke kamar di tengah acara makan malam keluarga, sangat benci ketika mereka membahas perjodohan dengan Joseph. Seperti, why? this is my life, my rule my choice, kenapa harus ada perjodohan?
Yang lebih membuat ku jengkel adalah, dia memilih untuk diam, tidak berkata apapun. Bahkan setelah sekitar sepuluh menit di dalam kamar tidak ada yang menyusul ku, separah ini kah tumbuh menjadi dewasa?
Manusia dingin itu tidak jelas, kadang baik, kadang dingin, sering nya membuat ku kesal. Setelah sekian lamanya, aku belum mendengar ataupun mendapat pesan dari nya tentang paket itu. Apa dia membuang nya? ini sudah lama, setidak berharga itukah pemberian ku?
"Haerin-a? kau di dalam?"
Ha! Suara Yooyeon eonnie, aku segera melompat ke atas kasur dan menutupi tubuh dengan selimut, berpura-pura tidur.
Cklekk!!
Aigo! Aku lupa mengunci pintu, Haerin-a phabo!
Suara derap langkah kaki semakin mendekat, sentuhan lembut di pundak membuat ku ingin tertawa, rasanya menggelikan karena rambut terkena leher. Tahan!
"Sepertinya dia tidur."
Ada suara lain, tapi bukan Yooyeon eonnie.
"Haerin tidak tidur semudah itu, dia pasti pura-pura... Haerin-a, ireona!" Yooyeon Eonnie mengguncangkan tubuh ku tidak terlalu keras, tapi aku harus tetap melanjutkan akting, rasanya malas kembali membahas perjodohan. "Ya sudah kalau begitu Eonnie pergi ya, istirahat lah sampai rasa kesal mu hilang."
"Biar aku disini, menunggu dia bangun."
"Okay, aku akan menunggu dibawah, bye byeee..."
Adwae!!! Mataku langsung terbuka lebar, bangun dari tidur ayam. Yooyeon Eonnie dan Sohyun-nim sama-sama menoleh ke arah ku, tersenyum jahil.
"Kalau Yooyeon Eonnie keluar, maka Sohyun-nim juga harus keluar." Ujar ku kesal.
Yooyeon Eonnie semakin mendekat, tangannya bersidekap di atas perut dengan senyuman jahil. "Kau tidak bisa membohongi Eonnie, Jeong Haerin. Kenapa kau kabur?" tanya nya.
"Aku tidak suka membahas perjodohan, sampai kapan pun aku tidak bersedia." Jawab ku sedikit meninggikan suara.
"Kenapa? lagipula pernikahan kau dengan Joseph tidak akan buru-buru digelar, kalian bisa melakukan pendekatan lebih dulu. Apa kau ingin menyendiri selamanya? apa yang kau tunggu? pangeran berkuda putih?" pertanyaan Yooyeon Eonnie sangat beruntun seperti lokomotif, dia benar-benar tidak menyayangi ku atau sedang menjebakku? entahlah.