Zuohang sedang berjalan-jalan di halaman sekolahnya sendirian karena sekarang ada jamkos di kelasnya. Dia bosan jika berdiam diri di kelas. Maka dia putuskan untuk berjalan-jalan di area sekolah.
'Kenapa plot novel ini jadi berantakan? Tokoh utama yang seharusnya mengejar tokoh utama wanita kini berbalik apa yang terjadi? Aku yang seharusnya hanya sekedar figuran, kini sepertinya menjadi tokoh utama dalam novel ini,'
Zuohang menghela nafas dalam hatinya. Ia begitu fokus dengan pikirannya hingga tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan berkata;
"Hati-hati!"
Zuohang segera terbangun dari lamunannya. Dia melihat sekeliling dan menyadari bahwa dia hampir jatuh dari tangga. Jika orang tersebut tidak menariknya, dipastikan ia tidak akan mampu berjalan selama seminggu. Zuohang menoleh ke orang itu dan berkata;
"Terima kasih! Jika kamu tidak membantuku lebih awal, aku pasti sudah terjatuh."
"Tidak apa-apa, kak Zuohang!" kata pria itu. Zuohang yang mendengar pria itu memanggilnya 'adik' terus memperhatikan pria itu lagi. Tadi dia hanya melirik pemuda itu.
'Zhang Junhao?'
"Kak? Kak? Kakak Zuohang!” panggil Junhao dengan suara agak kuat saat Zuohang tiba-tiba melamun lagi.
"Oh, maaf aku melamun lagi," kata Zuohang yang terbangun dari lamunannya. Dia menenangkan dirinya karena dia sedang berhadapan dengan salah satu Fj4.
"Tidak apa-apa, kakak. Kak jalan hati-hati, jangan melamun terus, berbahaya! Nah, Junhao punya urusan lain. Junhao pergi dulu. Sampai jumpa lagi!" kata Junhao. Dia berjalan pergi sambil melambai ke arah Zuohang. Zuohang membalas lambaiannya dan dia menganggap kepribadian Junhao agak lucu.
'Untungnya Junhao tidak bertingkah seperti kedua bajingan itu. Terlebih lagi, sifatnya cukup lucu,’ monolog Zuohang dalam hati. Zuohang segera berangkat ke kelasnya karena sebentar lagi dia harus mengikuti pelajaran matematika. Tanpa sepengetahuannya, seseorang telah melihat adegan dimana Zuohang ditolong oleh Junhao.
"Dasar bajingan Zuohang! Hari itu lo menarik perhatian Zhixin dan Zhangji, sekarang lo menggatal dengan Junhao. Lo memang mencari masalah dengan aku, Zuohang. Tunggu, jalang!” kata Lusi sambil menatap tajam ke arah Zuohang..
"Zuohang, kau pulang bersamaku hari ini, kan?" Zeyu bertanya sambil melihat ke arah Zuohang yang sedang mengemasi perlengkapan sekolahnya.
"Enak aja lo, hari ini Zuohang berjanji akan pulang bersamaku, benar kan Azuo?" kata Xinhao sambil merangkul bahu Zuohang. Zeyu menatap tajam ke arah Xinhao. Xinhao yang tidak mau mengalah menatap tajam ke arah Zeyu.
“Maaf, Zeyu, Xinhao! Hari ini aku pulang sendiri dulu karena ada urusan yang harus aku selesaikan. Aku berjanji kita akan pulang bersama besok!" jawab Zuohang sambil menatap Zeyu dan Xinhao dengan wajah kasihan.Zeyu dan Xinhao yang tidak sanggup melarang Zuohang hanya menganggukkan kepala pasrah. Mereka kemudian pulang ke rumah sambil bertengkar kecil. Zuohang hanya menggelengkan kepalanya sedikit melihat kelakuan teman dan sepupunya itu.
Skip urusan Zuohang…Zuohang sedang dalam perjalanan pulang. Tiba-tiba, dia melihat seorang anak laki-laki berlutut sambil menangis. Zuohang yang merasa kasihan pada bocah itu segera menghampirinya. Zuohang menepuk bahu anak itu dan berkata;
“Hei, apa yang kamu lakukan di sini? Dan mengapa kamu menangis?”
Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya dan menatap Zuohang. Zuohang dapat melihat wajahnya penuh air mata dan hidungnya merah. Zuohang merasa gemas dengan anak itu.
“Yi…Yiran tersesat. Ta...tadi Yiran melihat ku...kucing. Jadi Yi…mengejarnya. Ti...tiba-tiba kucing itu hi...menghilang. Lalu, Yiran ba...baru menyadari kalau Yiran...tersesat," kata anak laki-laki itu sambil terisak. Zuohang, notabenya orang yang tidak mungkin meninggalkan anak laki-laki itu sendirian, memegang tangan anak laki-laki itu.
"Yiran jangan takut dan berhenti menangis. Nanti Yiran akan beratmabk sesak nafasnya. Kakak akan membantu Yiran. Pertama-tama, nama kak Zuohang,'" kata Zuohang sambil menyeka air mata Yiran.
"Hanggie ge?" panggil Yiran sambil berusaha berhenti menangis. Zuohang terkekeh melihat tindakan Yiran. Dia menggenggam tangan Yiran.
"Jadi ayo…,"
"Tuan Muda!"
Perkataan Zuohang terhenti ketika seorang lelaki menghentikan dirinya sambil menyebut 'tuan muda'.
"Paman!" panggil Yiran. Dia melepaskan cengkeraman Zuohang dan berlari menuju beberapa pria yang berperwatakan seperti pengawal. Zuohang menghela nafas lega karena Yiran telah bertemu kembali dengan seseorang yang dia kenal.
"Kemana anda pergi, tuan muda? Dan siapa ini? Apakah dia menyakiti tuan muda?” kata pria itu sambil menatap tajam ke arah Zuohang. Zuohang hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar tuduhan pengawal itu.
“Tadi Yiran mengejar kucing itu dan kemudian Yiran tersesat. Untung ada Hanggie ge. Dialah yang membantu Yiiran tadi,” kata Yiran.
"Oh, maafkan saya karena telah menuduh anda! Mari tuan muda kita pulang,” ucap pria itu sambil sedikit membungkukkan badan sebagai tanda permintaan maaf. Zuohang hanya tersenyum.
"Sampai jumpa, Hanggie ge. Sampai jumpa lagi," ucap Yiran sambil melambaikan tangannya. Zuohang membalas lambaian Yiran. Setelah mereka menghilang dari pandangan Zuohang, dia bergegas pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Selamat membaca semua. Mungkin chapter selepas ini agak lama sikit min update sebabnya min busy dengan ujian akhir. Apapun, sampai jumpa nanti!
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zuohang
FanfictionAkibat mengutuk sebuah novel yang dibeli olehnya, Zuoshan secara tidak sengaja bertransmigrasi ke dalam novel tersebut. Nasib sial tidak berhenti di situ.. dia yang ditakdirkan mati di akhir cerita disebabkan antagonis cowo, kini menjadi rebutan par...