Oke sebelum lanjut baca ulang bab sebelumnya biar gak lupa :)
berhubung ini giri zeline pasti adegan begituannya banyak kata kasar !
yang gak nyaman silahkan skip aja :)"nyanyi terus zee buat gue. sebut nama gue terus"
"giri ..."
zeline menekan kepala giri di selangkangannya. "ahh.. fuck lo emang paling bisa bikin gue enak gir"
tepat setelah giri mendengarkan ucapan zeline tersebut giri semakin meninggalkan jejak liur di bawah sana, zee yang diperlakukan seperti itupun gelisah tubuhnya menggelinjang merasakan basah di mana mana. giriajri selalu terlihat panas saat menjilati tubuh bagian bawahnya.
"girii.. ahh gue mau keluar" zee meremas remas buah dadanya. menggigit bibir bawahnya dan berusaha untuk tidak terlihat seperti seorang pecundang.
"don't"
zee melotot tak mengerti. "why ? kenapa gak boleh"
"jangan keluar sampe gue izinin, bisa begitu nggak cantik? kalau gak bisa we'd stop here"
remasan pada buah dada sekaligus rambut giri seketika melemah, kedua sudut bibir zee melayu kebawah, sedih namun tak bisa dipungkiri kalau ia takut giri benar-benar berhenti menyentuhnya dan mereka gagal bercinta padahal zeline sudah bertelanjang bulat seperti ini.
dan disana, dengan wajah yang sayu namun kedua netra menggelap sempurna, giri berdiri dari jongkoknya, "gimana? bisa dituruti gak cantik?" giri mengusap rahangnya, menarik dagu zee. ingin mencium giri namun tubuhnya ditahan.
"jawab dulu, mulutlo digunain untuk bicara or you wouldn't get anything"
"bisaa.. bisa sayang" zeline merengek sempurna. wajahnya jadi begitu menyedihkan kala berusaha menuruti permintaan giri untuk tak cum sebelum diijinkan. "tapi kalau terlanjur muncrat gimana. lo bakal marah gak?"
"Marah" giri memasukkan ibu jarinya kedalam mulut zee, menekan nekan disana, mengobrak abrik bibir yang kerap melontarkan kalimat kotor tersebut. Yang selalu membuat giri kewalahan akan sikap keras kepalanya. "Gue bakalan sangat marah kalau lo gak nurut dan keluar sebelum waktunya"
"jangan" zeline menggeleng. Melihat jemari giri sudah keluar dari mulutnya, "jangan marah, gue berusaha jadi anak baik asal lo gak marah sama gue, i'll be a good girl for tonight"
"good pretty girl" giri memeluk tunangannya, mencium pundaknya dengan tertatih. "should we go to the first round?"
zeline membiarkan giri melepas seluruh pakaiannya setelah ia menagangguk tanda setuju, setelah itu giri menggendong zee untuk dibawa ke sofa.
Giri membawa zee naik ke atas pangkuannya, membuat zee memunggunginya, menarik cantiknya pelan pelan supaya bersandar di dadanya. Kini punggung zeline berlabuh dengan damai di dada sang kekasih. Rasakan kulit setengah basah mereka saling tempel satu sama lain. sempatkan melempar kehangatan dengan cara bergesekan.
"pantat lo rasanya pas banget dudukin paha gue" giri mengusap perutnya, "Cantik banget sih tunangan gue, selalu wangi walau keringetan abis dienakin lubangnya." giri menggeram, meraba raba tubuh zeline seolah yang tadi belum cukup untuknya.
"mmhh... giri"
giri berlanjut menciumi punggungnya. "mana bisa gak dipegang pegang gini, rugi gue. dan cuma gue yang tau rasa sedepnya badan cewek incaran kampus, cuma gue yang bisa rasain lubang sempit lo" giri membawa tangannya ke bawah, semakin kebawah, ke arah selangkangan zeline, mendekat ke vagina yang sudah sangat basah.
"Spread your legs open, cantik buka kakinya yang lebar mau gue enakin lagi'
kepala zee mengawang, pergi jauh ke salah satu pikiran kotor yang selalu ditemani oleh belasan iblis seks, buat zee menggigit bibir, jari giriajri selalu sukses membuatnya kepayahan untuk menahan agar tidak orgasme.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT (21+)
RomansaIsinya cuma cerita jorok 🔞🔞 minor DNI ⚠️⚠️⚠️ Disarankan baca part paling akhir terlebih dahulu