Awalnya, Barnett berniat pergi ke Soufield karena dia harus ke kota tersebut sebelum bagian dari Chaos datang ke sana dan memporak porandakan kota tersebut seperti tiga kota besar lainnya yang saat ini menjadi kota mati.
Walaupun Barnett menggunakan naga untuk memangkas waktu perjalanannya menuju Soufield. Pemuda itu tiba-tiba memikirkan nasib Eric yang ada di Wesrid. Bayang-bayang tentang Eric yang dulu sempat mati karena dikubur hidup-hidup lalu kembali hidup berkat Bunga Daffodil, membuat Barnett memutar balik naga yang ia tunggangi.
Beruntung naga yang membantunya ini bukan lah naga seperti Niger. Dia ingat bagaimana Niger tidak pernah mendengarkan siapa pun kecuali Drag dan Reinhard.
Dia pun memerintahkan pasukan khusus yang pergi ke Soufield. Barnett sendiri pergi ke Wesrid seorang diri untuk membantu Eric.
Dari ketinggian yang cukup rendah, Barnett melihat bagaimana keadaan Wesrid yang kacau balau. Gedung-gedung tinggi di Wesrid terbakar habis dilalap oleh api merah yang berkobar.
Kedua mata Barnett memicing ketika ia melihat satu makhluk hitam yang ia yakini memiliki tubuh yang besar. Dan, dia melihat Eric sedang menghadapi seorang perempuan dengan palu besarnya. Kedua matanya terbelalak ketika ia melihat perempun itu hendak mengayunkan palunya ke Eric.
"Aku turun di sini, Flure, tolong kau bantu beberapa pasukan Wesrid yang masih hidup" ucap Barnett kepada naga yang ia tunggangi.
Dia pun terjun dari Flure yang memang terbang tidak terlalu tinggi dari tempat Eric dan perempuan itu berada.
Barnett menyemburkan api birunya ke gadis tersebut, sehingga gadis itu mundur untuk menghindari api biru milik Barnett.
Barnett membantu Eric berdiri, keadaan temannya itu cukup mengenaskan karena begitu banyak luka di wajah serta tubuhnya. Dan Eric masih mampu melawan si gadis yang juga dalam keadaan sama. Di belakang gadis itu terdapat makhluk hitam yang menatap ke arah Barnett dan Eric menggunakan mata putihnya yang besar dan bersinar.
"Kau..." ucap Barnett yang tercekat melihat cairan hitam di sekitar mulut Eric.
Barnett langsung menahan tubuh Eric yang tumbang setelah laki-laki itu kembali memuntahkan cairan hitam pekat dari mulutnya.
Barnett tidak sempat membawa Eric ke tempat yang aman, dia hanya bisa memasangkan pelindung di sekitar Eric lalu menghalau hantaman palu dari si gadis yang kedua matanya melotot marah ke Barnett.
"Kenapa bukan Reinhard Wilfredo yang datang?!" seru gadis itu membuat Barnett geram lalu mengeluarkan pedangnya dan menghunusnya ke si gadis yang mundur karena tidak mau terkena hunusan pedang Barnett.
"Untuk apa kau menanti kedatangannya? Apa kau sedang menanti kematianmu?" ucap Barnett yang maju menerjang si gadis dan mengayunkan pedangnya ke si gadis yang menghalangi ayunan pedang Barnett menggunakan palunya.
Lalu, makhluk hitam yang ada di belakang si gadis mengulurkan tangannya yang besar untuk mencengkram Barnett namun Barnett berhasil menghindar dengan menyemburkan api putihnya dari ujung pedangnya.
Barnett melompat mundur dan berhenti tepat di samping Eric yang telah meringkuk seperti bayi di dalam pelindung yang Barnett buat.
Barnett melirik Eric dengan khawatir karena laki-laki itu terus muntah dengan wajah sangat pucat serta kelopak mata dan bibirnya mulai menghitam.
"Eric?"
Eric tidak menyahut panggilan Barnett. Anak itu menggeram dan beberapa kali memuntahkan cairan hitam pekat yang baunya mulai tercium oleh Barnett.
Suara auman kesakitan dari makhluk hitam karena panasnya api putih milik Barnett, membuat laki-laki itu menolehkan kepalanya dan melihat si gadis yang menatap marah Barnett.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Helmut: Chaos
Fanfiction*Lanjutan dari HELMUT* Reinhard pikir, semuanya akan berakhir dengan bahagia setelah berhasil mengalahkan Lucius. Dia kembali menjalani harinya sebagai seorang Huang Renjun di pinggir kota Seoul. Selama bertahun-tahun, Reinhard selalu mendapatkan mi...