Piercing Moon

十六：「白鶴の総長」(Hakatsuru's Leader)

Pada ruangan favoritnya, ruang menembak bawah tanah, Murayama Chizuru menerima telepon dari Yoshirogawa Eiji. Tempat luas dengan lampu temaram ini cocok digunakan, selain karena tidak ada orang yang melintas, ruangan tersebut kedap suara sehingga tak ada yang bisa menguping isi pembicaraan.

Begitu telepon tersambung, suara Yoshirogawa Eiji memenuhi pendengaran Chizuru. "Selamat malam, Murayama-san." Ia menyapa dengan sopan.

"Selamat malam, Yoshirogawa-san," sapa balik Chizuru. "Bagaimana? Apakah ada kabar terbaru setelah dua minggu kepergian saya?" Perempuan itu langsung menanyakan pada inti.

"Kami mendapatkan informasi mengenai pemimpin klan Sano."

...

"Aku telah memutuskan," ucap Murayama Chizuru di awal mula rapat bersama dengan para ketua geng di bawah payung Hakatsuru. Setelah kemarin sempat mengalami perdebatan panjang yang nyaris berujung pada pertikaian, akhirnya pemimpin Hakatsuru itu menemukan jalan tengah terbaik.

"Aku menyetujui pendapat Matsumoto-san dan Komatsu-san." Terdengar sorakan kecil di ujung sana, itu adalah suara Matsumoto dan Komatsu yang senang bila pendapat mereka disetujui oleh Murayama Chizuru. Mereka berdua berpendapat bila anggota Hakatsuru tidak seharusnya disebar ke seluruh penjuru Jepang. Pendapat itu disetujui oleh sang pemimpin.

Di sisi lain, ketua dari Seikichi-kai beserta Akaibara-dan terlihat kebingungan. Furube dan Akamine merasa bila rencana mereka tetap yang terbaik meskipun memiliki beberapa kekurangan. Keduanya juga tak memiliki rencana di balik rencana, semua murni karena ingin mempertahankan Hakatsuru yang berada di ambang kehancuran.

Begitu pula dengan Murayama Sanzuru dan Ryoe Fujio yang pro dengan rencana Furube juga Akamine. Dua pria yang berbeda satu tahun itu agak terkejut saat Chizuru menolak rencana tersebut, sedangkan di sisi lain, Kokuryu Suguru hanya tersenyum tipis karena ia sependapat dengan Matsumoto dan Komatsu. Murayama Chizuru mendengarkan nasihat darinya.

Lalu pada kubu netral, Murayama Hazuru, Nakamoto, dan Ryohei hanya manggut-manggut karena telah menyetujui apapun pilihan Chizuru sejak awal.

"Chizuru, mengapa kau menolak rencana Furube-san dan Akamine-san? Apa kau takut akan desas-desus pengkhianatan yang akan mereka berdua rencanakan?" Sanzuru tak kenal takut akan Murayama Chizuru sebab perempuan itu adalah kakak kembarnya yang hanya berbeda beberapa menit. Ia melantangkan suara meminta penjelasan dari sang pemimpin.

Akan tetapi, jawaban selanjutnya yang diberikan oleh perempuan tersebut berhasil membuat semua orang menyadari bila mereka tak pernah bisa paham isi kepala Murayama Chizuru.

"Aku tak mengatakan bila aku menolak rencana Akamine dan Furube-san?" Napas sepuluh pria di ruangan mendadak serasa tercekat. "Aku telah berpikir semalam dan menemukan jalan keluar terbaik, yakni menyetujui usul kedua belah pihak."

"Apa itu, Chizuru-sama?" Ryohei memotong karena penasaran.

"Kita akan memerintahkan seluruh anggota keluar dari Kanto, lalu memindahkan mereka ke pulau Kyushu¹. Kita akan menyebar Hakatsuru di sana," ucap Chizuru dengan penuh keyakinan. "Secara tidak langsung, aku tetap menyetujui permintaan Matsumoto-san dan Komatsu-san untuk tidak menyebar seluruh anggota, tetapi juga menerima rencana Akamine-san dan Furube-san untuk menyebar anggota." Para pendengar diam sejenak karena sedang mencerna kalimat Murayama Chizuru.

"Lantas, mengapa Kyushu?" Nakamoto yang duduk sambil berpangku tangan pun bertanya penasaran.

Sebelum mulai berbicara, Chizuru berdeham. "Kita harus menjauhkan anggota Hakatsuru dari ibukota dan juga wilayah kita, yakni Kanto. Dikarenakan kita beroperasi di wilayah ibukota, lebih mudah bagi polisi untuk mengangkap karena kemudahan akses. Namun, bila kita memilih tempat yang paling jauh dari ibukota, pilihannya hanya ada dua, yakni Hokkaido dan Kyushu. Sudah tentu kita tak akan memilih Hokkaido karena Ryukankei ada di sana. Oleh sebab itu, Kyushu adalah satu-satunya tempat teraman untuk Hakatsuru sementara ini."