bab 22

10 1 0
                                    

pagi hari, luna sudah bangun untuk membersihkan rumah tante nya, ia tahu, tante dan om nya tidak akan pernah menerima luna tinggal di rumah nya jika luna tidak membersihkan pekerjaan rumah yang begitu banyak.

dari menyapu, ngepel, semua nya luna kerjakan, tak heran jika tiba-tiba dada kiri nya begitu sakit, ia sebentar merehatkan tubuh nya, lalu kembali membereskan semua nya.

sampai waktu menunjukan pukul 06:00, yang tadi nya 03:00, tidak terasa 3jam luna membersihkan rumah tante dan om nya, dan tidak terasa sudah berapa kali luna berhenti untuk menetralkan nafas nya, saat nafas nya begitu sesak dan dada nya begitu sakit.

"t-tante, luna berangkat sekolah dulu" ucap luna lalu menjulurkan tangannya untuk berpamitan, namun di tepis oleh vania, "saya gak sudi bersalaman dengan kamu" jawab vania lalu melenggang pergi, luna pun hanya menghela nafas nya kasar, "assalamualaikum" pamit luna lalu pergi ke sekolah agar tidak terlambat.

skipppp

luna sudah sampai di sekolah, ia pun memasuki kelas nya yang masih kosong
"tumben, jam segini belum pada dateng" gumam luna lalu pergi ke meja nya dan memilih untuk menenggelamkan kepala nya di meja, dan beristirahat sebentar, sampai jam pertama di mulai, atau sampai salah satu temannya datang.

"itu luna?" gumam manda saat memasuki kelas, dan melihat luna yang sedang tertidur, "luna!!" triaknya sambil berlari ke arah meja, triakan yang begitu nyaring itu masuk ke dalam telinga luna, lantas ia bangun dam mengucek mata nya sambil mencari sumber suara nyaring itu berasal.

"lo gapapa kan?" tanya manda, luna hanya menyeritkan kening nya, "gue gapapa ko, emang gue kenapa?" ucap luna, manda hanya menghela nafas kasar, lalu melirik ke arah luna dengan tatapan tajam, "gausah, pura-pura bohong lun, gue udah tau semuanya" manda.

deg

luna pun terdiam, bagaimana bisa manda mengetahui semua masalah yang terjadi kemarin "l-lo tau dari mana?" tanya luna, jantung nya begitu dag dig dug serr, "azka yang cerita semua nya ke gue, kenapa si lo ga cerita ke gue, gue pasti bakal bantu lo juga" jelas manda, luna hanya diam "saat itu, gue bener¹ bingung mau ngubungin siapa, gue mikir nya noval lagi sama anak buahnya, mangkanya gue nelfon alfin" jawab luna, "maaf" ucap luna lagi, manda pun mendekatkan kursinya kepada luna, lalu merangkul bahu luna "yaudah, kali ini gue maafin lo, tapi nanti lo harus janji kalo ada apa¹ langsung kabarin gue" jawab luna sambil menyodorkan jari kelingking nya, luna pun membalas jari kelingking itu, yang artinya luna berjanji  dengan apa yang di katakan oleh manda.

*gue beruntung punya sahabat kaya lo, nanti klo gue pergi lo jangan sedih ya man* batin luna sambil melihat ke arah manda yang tengah bermain dengan handphonenya, "oh iya, ko bisa si, noval jdi kaya gitu" ucap manda "entahlah, gue juga gak tau kenapa noval jadi kek gitu sekarang" jawab luna, membuat manda geram "awas aja klo gue ketemu sama dia, bisa¹ nya dia nyakitin sahabat gue, sampe masuk rumah sakit lagi" ucap manda sambil mengepalkan tangannya,
luna pun hanya terkekeh kecil, melihat sikap sahabat nya itu.

tringg tringg (bel masuk berbunyi)

pelajaran pertama pun luna lalui dengan tenang, tidak ada keributan atau semacamnya di kelas, karna hari itu mapel yang kelas luna dapat, guru nya lumayan asik dan mapel nya pun tidak terlalu susah.

sampai akhirnya

tringg tringgg (bel istirahat berbunyi)

"kantin" ucap manda "gass" jawab luna singkat, mereka berdua pun pergi ke kantin bersama, saat luna melewati kelas noval, ia melihat noval yang sedang bermesraan bersama ayu, jika di tanya sakit atau tidak, yang pastinya sakit, melihat suami nya sendiri bermesraan di depannya dengan perempuan lain, manda yang melihat luna begitu lantas langsung mengalihkan perhatian "eh lun, di kantin ada warung baru tau" ucap manda mengalihkan perhatian, luna yang tersadar pun menengok ke arah manda, "h-hah, serius, warung apaan?" tanya luna, manda pun langsung menarik tangan luna dengan sedikit cepat, agar secepatnya bisa menjauh dari kelas noval "udah ayok ajaa" ucap manda.

si tukang jail dan ketua geng motorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang