11.Cappuccino

12 0 0
                                    

Aroma kopi robusta yang harum berpadu dengan aroma susu segar menyapa hidung setiap pagi di Kafe Aroma. Di balik meja barista, Lee Jihoon dengan cekatan meracik secangkir cappuccino panas yang selalu menjadi pesanan favorit Kwon Soonyoung, sang dokter cantik yang selalu mampir sebelum memulai tugasnya di rumah sakit.

Setiap pagi, Jihoon menanti dengan penuh semangat kedatangan Soonyoung. Senyumnya yang menawan dan sorot matanya yang hangat bagaikan mentari pagi yang menghangatkan jiwanya. Sejak pertama kali mereka bertemu, Jihoon langsung jatuh cinta pada Soonyoung. Namun, dia hanya bisa memendam perasaannya dalam diam, sadar bahwa dirinya hanyalah seorang barista sederhana, sedangkan Soonyoung adalah dokter yang terhormat dan dikelilingi banyak orang.

Pagi ini, seperti biasa, Jihoon menyiapkan cappuccino kesukaan Soonyoung. Namun, hingga waktu berlalu, Soonyoung tak kunjung datang. Jihoon mulai dilanda rasa khawatir. Perasaannya berkecamuk, antara cemas dan berharap.

Tiba-tiba, bel kafe berbunyi. Seorang wanita cantik memasuki kafe, diikuti dengan Soonyoung yang tersenyum malu-malu. Jihoon tersentak bagaikan terkena sambaran petir. Ternyata, Soonyoung datang bersama pacarnya.

Hati Jihoon hancur berkeping-keping. Rasa sakitnya bagaikan diiris pisau. Kenyataan pahit menamparnya dengan keras. Dia hanya seorang pengagum dalam diam, tak memiliki hak atas cinta Soonyoung.

Dengan profesionalisme yang dia pegang teguh, Jihoon tetap menyajikan cappuccino terbaiknya untuk Soonyoung dan pacarnya. Senyumnya yang ramah tak mampu menyembunyikan rasa sakit di hatinya.

Soonyoung, dengan keramahannya yang khas, menyapa Jihoon dan mengucapkan terima kasih atas kopinya. Jihoon hanya bisa membalas dengan senyuman tipis, merasakan pedih di dadanya.

Setelah Soonyoung dan pacarnya pergi, Jihoon terduduk di kursinya, menatap cangkir kosong di depannya. Perasaannya campur aduk antara sakit hati, kecewa, dan pasrah.

Dia sadar, dia bukanlah apa-apa bagi Soonyoung. Dia hanya barista yang kebetulan membuatkan kopinya. Dia tak punya hak untuk cemburu atau berharap lebih.

Namun, di lubuk hatinya yang terdalam, Jihoon tak bisa memungkiri perasaannya. Dia akan selalu mencintai Soonyoung, meskipun cintanya tak terbalas.

Dengan tegar, Jihoon bangkit dan kembali membersihkan mejanya. Dia akan terus menjalani hidupnya, mengabdikan diri pada kopinya, dan menyimpan cintanya untuk Soonyoung dalam diam, sebagai kenangan indah yang tak terlupakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Snapshots of Life : SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang