🍑🍑🍑
"LEPAS! LEPAS! LEPAS!!!"Berhasil. Karin menjauh dari laki-laki yang memeluknya tiba-tiba, yang tak lain adalah Devan. Karin menatap muak laki-laki didepannya itu, dan kemudian ruangan ini langsung menyala dengan lampu berwarna merah.
Karin menatap sekelilingnya dimana dia melihat semua foto-foto yang berhubungan dengan nya terpajang disetiap dinding dengan sebuah tulisan kata-kata. "Kau gila" ujar Karin.
"Apa kau merindukan ku, hm?" ucap Devan dengan ekspresi yang membuat Karin jijik.
"Kau apakan dia hah!?!? Jangan berani kau melukainya!" sentak Karin dengan nada tingginya dan berani menunjuk Devan dengan jarinya.
Devan yang melihat itu langsung berubah ekspresi, datar. Rahangnya tampak mengeras, dia tidak suka dengan arah pembicaraan gadisnya saat ini. "Jangan membuatku marah Karin"
"Dan aku akan membenci mu jika kau melukainya" jawab Karin dengan tatapan dinginnya pada Devan.
Kini keduanya sama-sama diam tak berkata. Amarah Devan mulai meredah saat dia merasakan gadisnya yang mulai berani berbicara seperti itu padanya. "Aku menyukai caramu membelanya, tapi ingatlah. Apakah dia kekasih mu?" tanya Devan dengan nada remeh.
Karin diam sejenak. "Kau membawanya kemana"
"Aku tidak membawanya kemana-mana sayang, tetapi anak buahku banyak menjaganya di sana" jawabnya. "Dan teman perempuan mu itu"
"Jangan kau apa-apa kan dia!" sahut Karin dengan cepat, saya dia menyadari jika Devan mulai membahas tentang Alyssa.
Devan terkekeh pelan, dia mulai berjalan mendekati Karin tetapi gadis itu malah berjalan mundur sampai mereka berhenti saat punggung Karin terbentur meja yang dimana artinya mereka sudah terlalu memojok.
Devan tersenyum, kedua tangannya dia letakkan disisi kanan-kiri Karin diatas meja. Laki-laki itu tak berhenti tersenyum, melihat Karin yang terus menunduk ketakutan padanya. Padahal tadi gadis itu sangat berani berkata padanya, tapi lihatlah dia sangat cepat ketakutan.
"Sekarang kau diam" ucap laki-laki itu.
Karin dengan rasa keberanian yang masih tersisa, dia mendingan untuk menatap sepasang mata yang menatapnya seakan-akan ingin membunuhnya. "Aku mencintainya.." ucap gadis itu dengan suara yang terdengar kecil tetapi terdengar keras di telinga tajam Devan.
Laki-laki itu yang awalnya ingin membuat Karin tunduk padanya, kini dia merubah posisinya menjadi tegak dan sedikit menjauh dari Karin. Hanya sedikit.
Devan menatap Karin dengan datar, jakun Devan tampak naik turun dan rahangnya juga tampak mengeras. Karin masih menatap laki-laki itu dengan sisa keberaniannya yang ada. "Aku mencintainya, dengar itu" sekali lagi, dengan nada yang terdengar menekan.
Karin berhasil membuat Devan diselimuti kemarahan dan kecemburuan yang tinggi, mendengar gadisnya mengatakan jika dia mencintai laki-laki lain dan bukan dia.
Karin dengan kesadaran penuh mencoba menggeser untuk mencari ruang luas, lalu dia kembali melihat kearah Devan yang masih dalam posisinya. Membuat Karin merasa aneh dan menganggap jika Devan masih tidak waras.
"Devan-"
"Aku akan membunuhnya"
Deg
Karin langsung bereaksi kaget dan sesak di dadanya, mendengar itu tentu membuatnya tidak bisa berkata-kata selain terkejut. Sampai akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk bertindak sesuatu pada Devan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋'𝐒 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 [END]
Teen FictionDevan, laki-laki gila akan cinta pada pandangan pertamanya dengan Karin adalah sebuah takdir yang laki-laki itu syukuri. Tetapi tidak pada Karin yang justru mencari cara agar keluar dari hidup dan pergi sejauh-jauhnya dari Devan. Tapi tidak semudah...