Rabu, 24 Juli 2024
Entah kenapa hari ini ada feel untuk pergi beli denim. Singkat cerita, pergilah ke salah satu toko denim. Bertanyalah ya denim yang pas, dan mataku tertuju dengan denim warna hitam. Dicobalah, kemudian mulai dipotong bagian bawah."Diatas mata kaki ya mas", disusul dengan pengukuran panjang celana.
Tetiba sembari mulai menjahit, penjaga toko tersebut mulai bertanya,"mas maaf, boleh saya bertanya?". "Silakan mas", jawabku penasaran. Pertanyaan apa yang kiranya akan keluar dari penjaga toko yang sekaligus penjahit yang baru ku temui hari itu. "Saya lihat, mas ini ngerti agama, saya mau bertanya, kalau talak itu bagaimana ya mas?". Dor! Pertanyaan yang tak diduga-duga keluar tanpa permisi. Sejujurnya, saya hanya tau sedikit tentang hal ini. Namun saya coba merespon,"enggak mas. Saya ini cuma baru belajar aja. Ilmu saya mah gak ada apa-apanya", kemudian mulailah obrolan tentang dirinya yang habis men-talak istrinya dengan sungguh. Tentang saya yang menjawab Salafussalih setelah ditanya manhaj. Tentang mantan calonnya. Tentang hidup seorang pria yang pada akhirnya harus bersungguh-sungguh usaha untuk hidupnya dan orang yang didalam pertanggung. Tentang tujuan hidup antara bahagia dan tenang.
Pembicaraan itu masih terus berlanjut sembari dia melayani pelanggan yang datang. "Masnya ini enak diajak ngobrol", ungkapnya."mungkin ini namanya jodoh", jawabku sambil melihat jahitan celanaku."Maksudnya?", tanyanya menimpali."saya tuh sudah lama mau kesini, tapi gak sempat-sempat karena tidak sejalan dengan jalan. Tapi entah kenapa hari ini saya mau kesini. Saya jadi ingat saat saya beli makanan. Dijalan, saya kepikiran mau beli kaos kaki setelah lewat lapak kaos kaki. Didalam hati saya meniatkan untuk beli sepulang cari makanan. Namun setelah selesai beli makan, saya lupa lewat jalan tadi dan akhirnya tidak jadi beli. Namun dijalan, saya melihat lapak kaos kaki gelap yang dijaga seorang ibu dan anak kecil. Akhirnya saya beli kaos kakinya yang walaupun menurut saya di harga pinggir jalan sedikit lebih mahal. Namun saya yakin, Allah yang menggerakkan saya ke sana karena ada rezeki mereka melalui saya"
Mendengar cerita itu, saya melihat mana Mas itu berkaca dan kemudian berkata,"tapi kadang kita gak yakin dengan hal itu". "Saya juga kadang ada aja gak yakinnya mas". Pembicaraan pun berlanjut sampai jahitan saya selesai. Dan saat mau pamit, dia mempersilakan saya untuk mampir kembali sekadar ngobrol-ngobrol. "Semoga mas segera bertemu kebahagiaan", ucapku yang lanjut dibalas,"semoga cepat bisa nikah ya".
Salam menjadi pertanda bahwa pertemuan malam ini berakhir dengan perenungan yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa yang Terjadi Hari Ini
Non-FictionCerita tidak terduga yang muncul sehari-hari. Akan ku tuliskan sebagai perenungan. Bahwa hidup tetap harus berjalan