Malam ini, keluarga Jisoo tengah mengadakan acara makan malam di sebuah restoran ternama di pusat kota. Sudah lama sejak terakhir kali mereka menghabiskan waktu bersama.
"Gimana Ji, hubungan kamu sama Jane. Baik-baik aja?" Junho, lebih dulu bersuara, membuka topik obrolan mereka.
"Baik, pah."
"Baguslah, kamu sendiri gimana Rene, sama Seulgi?" Junho kembali bertanya.
"Baik juga pah, perasaan baru kemarin deh dia main ke rumah. Kenapa papa nanya lagi?"
"Memangnya ada yang salah? Papa kan cuma nanya, siapa tau tadi kalian berantem."
"Ih, papa omongannya!"
Junho tertawa mendengarnya, sementara Jisoo hanya terkekeh pelan. Junho memang sangat senang untuk membuat Irene kesal.
"Oh iya, Ji. Akhir-akhir ini Jane jarang ya, main ke-rumah. Jane lagi sibuk ya?" Yoona, yang sedari tadi diam menyimak, sekarang ikut bersuara.
"Iya mah. Dia nemenin saudaranya yang baru pindah dari LA." jawab Jisoo.
"Saudara Jane?" tanya Junho.
"Iya pah, saudara kembar Jane. Jennie namanya, dia baru aja pindah beberapa minggu yang lalu kesini." Irene yang menjawab pertanyaan dari Junho.
"Jane juga sempet cerita sih sama mama, katanya dia punya kembaran juga. Tapi tinggalnya di LA, kata Jane mereka mirip banget?" Yoona menatap bertanya kearah Jisoo.
Jisoo mengangguk pelan. "Iya mah, mereka emang sama persis. Mungkin kalau bukan style Jennie yang lebih fashionable dari Jane. Jisoo yakin, mama nggak bakalan bisa bedain mereka berdua." ucapnya.
Irene menatap kearah Jisoo. "Jangan-kan mama, Ji. Kakak yakin kamu juga nggak bakalan bisa juga buat bedain mereka." ucap Irene.
"Kata siapa? Udah pasti bisa dong, meskipun mereka sama persis. Hati Jisoo udah terikat sama Jane, kak. Pasti hati Jisoo selalu nuntun Ji, buat ke Jane." jawabnya dengan penuh keyakinan.
"Masa sih?"
"Iya bener, emang kamu sama Seulgi? Yang kerjaannya ribut mulu. Malah kamu keliatan kaya bukan pacarnya, lebih ke ibu tirinya."
"Loh?! Kamu ngatain aku?"
"Aku nggak ngatain, itu emang faktanya kak."
"Kamu!"
"Eh, udah-udah. Kenapa jadi kalian yang pada ribut?" Yoona bersuara, melerai perdebatan yang sedang terjadi pada anak-anaknya, bisa bahaya jika mereka sampai ribut di tempat ramai seperti saat ini.
"Kebiasaan banget ribut, nggak di rumah, nggak di tempat ramai kaya sekarang. Mau kalian papa pisahin aja? Satu di NY satu di sini?" tanya Junho.
"Dia duluan!" tunjuk Irene pada Jisoo yang kini memasang raut wajah masamnya, karena sudah pasti, dirinya yang akan bersalah di sini.
"Iya-iya, semuanya aja kakak limpahin ke aku."
Junho dan Yoona hanya menggeleng melihat kelakuan anak mereka. Dari kecil hingga remaja seperti sekarang, keduanya tetap tidak berubah, selalu bertengkar dimanapun dan kapanpun itu.
Junho melirik kearah arlogi yang melingkar ditangannya. "Udah jam segini, kita pulang sekarang, okay. Jisoo, kamu bawa mobilnya hati-hati, jangan ngebut-ngebut. Kakak, kalau Jisoo bawa mobilnya ugal-ugalan, laporin ke papa, okay?"
"Siap pah!"
"Inimah maju kena mundur juga kena."
Ucapan Jisoo mendapat sambutan gelak tawa dari ketiga anggota keluarganya yang lain.