Jefan
Jam dua siang MUA langganan keluarga Karina yang sengaja dipanggil oleh Teh Dara sudah datang ke rumah. Meski kemarin Karina sempat tak setuju.
"Nggak usah, Teh. Aku make up sendiri aja."
"Cuma keluarga inti ini. Nggak ada orang lain," lanjut Karina sambil mengkerut.
Tapi Teh Dara justru mengeryit, "Biar makin canciiik."
"Lagian Mama udah manggil Ci Nji buat dua hari sekalian.
Maka, Karina pun tak dapat menolak.
Dan karena Aran yang habis menyusu tengah tertidur nyenyak, maka ia memilih pergi ke belakang sambil menenteng keranjang baju kotor miliknya dan Karina juga Aran. Sementara Karina mulai di touch up oleh Ci Nji.
"Aduh, Den," Bi Enok menggelengkan kepala ketika melihatnya tengah memasukkan baju kotor miliknya dan Karina. Kemudian mengeset pengaturan mesin cuci.
"Wios ku Bibi (biar sama Bibi saja)."
Ia tersenyum. Meski tak terlalu paham dengan arti kalimat yang diucapkan oleh Bi Enok. Namun feelingnya mengisyaratkan, jika Bi Enok sedang berusaha mencegahnya untuk mencuci.
"Pakai repot-repot nyuci sendiri, Den," Bi Enok masih menggelengkan kepala.
"Sekalian, Bi," selorohnya sembari memisahkan popok, baju dan kain bedong milik Aran ke dalam tiga ember yang berbeda.
Lalu kembali beranjak menuju ke salah satu sisi dinding ruang mencuci. Tempat dimana penyimpanan detergen dan perlengkapan mencuci lainnya berada.
Diraihnya botol berwarna putih bertuliskan baby liquid detergent. Menuang sesuai takaran ke dalam ember. Lalu mulai mencuci dengan menggunakan tangan.
Usai mencuci dan menganginkan popok, baju, juga kain bedong milik Aran. Bi Enok dengan tergopoh-gopoh berjalan dari bagian belakang rumah melewati ruang mencuci.
"Ada apa, Bi?"
"Tamunya sudah datang," jawab Bi Enok. "Mak Aden sudah datang."
"Oh," ia mengangguk.
Namun sebelum ikut bergabung di ruang tamu, ia terlebih dahulu menganginkan pakaian dewasa miliknya dan juga Karina.
Setelah selesai, barulah ia menuju ke ruang tamu. Melewati ruang tengah yang ramai dengan celotehan riang anak-anak.
"Yah bit!!" teriak Sasa begitu melihatnya muncul di ruang tengah.
"Wah, Sasa sudah di sini?" serunya senang.
Sasa tersenyum mengangguk. Lalu menarik-narik baju Kak Fatma yang tengah mengobrol dengan Teh Dara.
"Ma... mana kadonya?" rengek Sasa.
Kak Fatma mengalihkan perhatian sebentar dari obrolan dengan Teh Dara. Sempat melihat ke arahnya sebelum mengambil sesuatu dari tas yang tersimpan di atas meja. Yang segera direbut oleh Sasa.
"Makasih, Ma," Sasa berseru riang dan langsung berlari menuju ke arahnya. Diikuti Lana yang juga ikut tertawa-tawa riang.
"Ini Yah bit...," Sasa menyerahkan bungkusan berbalut kertas kado bercorak tokoh kartun anak-anak ke arahnya.
"Wah, apaan nih?" ia mengernyit sambil berjongkok di depan Sasa dan juga Lana.
"Kado buat Dekgam...," seru Sasa yang tertawa riang. "Dari Cutbang, Cutngoh, sama Popoya."
"Wah," matanya langsung membulat. "Makasih banyak ya."
Sasa mengangguk sambil tertawa-tawa riang. Namun Lana justru mengernyit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomantizmSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.