25° Malam yang Beda

8 1 0
                                    

Biasanya malam hari mereka diisi oleh canda tawa serta obrolan random antar satu sama lain. Tapi malam ini beda. Malam ini diisi oleh jeritan, ketawa melengking, dan suara marah menggelegar dari mereka yang telah dimasuki beberapa kali.

Circle Rainsha memilih tidak tidur dan memang tidak bisa tidur juga ditengah ke chaosan di bis. Para laki-laki terus menerus membantu menjaga dan menahan orang yang kesurupan tanpa henti. Energi mereka sudah terkuras abis selama 2 malam.

"Awan jangan dibiarin sendiri itu" Ucap Putri saat melihat Awan yang berada di pojok bangku panjang sendirian

Memang yang paling bisa menangani hal seperti ini adalah Awan karena ia mempunyai sedikit ilmu untuk menyembuhkan. Namun dia juga tidak bisa sendiri melakukan ini sendirian, dia lelah.

"Dia lagi mulihin tenaga nya biarin dulu" Nethan lebih memilih berdiri di depan kursi Rainsha menghadap ke circle perempuan itu

"Lu takut ga sih Than sebenernya?" Pertanyaan itu terlontar dair mulut Rainsha

"Ngga, makanya lu juga gaboleh takut" Jawab Nethan sambil mengapit kepala Rainsha di lipatan lengan atas dan lengan bawah tangan kanannya

"Ihh lepasin"

"Lu pada gamau tidur lagi?" Tanya Nethan seraya melepas pitingan kepala Rainsha dan berganti menaruh tangannya di puncak kepala perempuan itu

"Gabisa tidur lagi gua kalo gini caranya" Jawab Putri cepat

"Sama gua juga" Sahut Hanna yang sedang duduk di seberang bangku Putri

"Tapi kalo ga tidur lu semua mau ngapain? bengong? kan gua tau lu pada ga mau main hp" Tanya Nethan "Mending tidur dibanding bengong, jangan sampe ada yang lengah dikit"

"Gua tau lu semua kuat karena ada yang jagain kalian secara ga sadar tapi jangan lu jadi jumawa juga"

Hanna memang meminta bantuan nenek nya untuk menjaga mereka dari kejauhan dan hal tersebut sudah dilakukan, mungkin itu adalah alasan mereka sampai saat ini tidak ada yang terkena satupun.

"Iya kita gaakan bengong Than" Jawab Lia ditengah rapalan doa yang sedang dia panjatkan

"Lolo" Rainsha berdiri teringat Lolo berada di bangku depan mereka sendirian "Ke sini aja Lo bertiga duduknya"

Lolo terlihat sedang main hp sendirian tanpa ada yang mengajak ngobrol perempuan itu "Gua aman Sha lagi chatingan sama kakak gua"

"Lolo jangan gitu deh! kalo disuruh bareng ya bareng jangan sendirian, dengerin bisa ga sih?" Mereka semua dalam atmosfer yang berbeda beda memang namun Lia menjadi sensitif takut apabila teman satu circlenya ikut kena juga

"Gua aja yang duduk sama Lolo" Nethan menengahi adu nada tinggi yang mungkin akan terjadi sebentar lagi "Gua chatingan tadi sama mamah gua nanyain ini"

"Terus Than"

"Kata mamah gua emang pantai itu ternyata sakral dan kita harus hati-hati banget, tapi mamah gua baru sadar sama hal itu pas gua ceritain, kita kan gatau rundown acaranya makanya gabisa ancer ancer" Jawab Nethan panjang

"Sama katanya pas kita sebelum masuk area pantai kan kita ngelewatin jembatan ga sih?" Tanya pada keenam perempuan yang sedang menyimak "Oh iya jembatan itu"

"Nah katanya pas kita masuk itu sebenernya disambut sama beberapa perempuan yang ber selendang merah" Ucapan Nethan mampu membuat keenam perempuan itu saling lirik akibat mereka yang pertama memasuki kawasan pantai dadi rombongan sekolah mereka

"Tapi yaudah lah udah kejadian juga kan? yang penting kita sekarang jangan sampe nambah orang yang kena"

"Eh Sha lu tidur berempat aja disini dah, biar Lolo ke si Putri" Hanna menyuruh mereka berempat dalam bangku yang hanya untuk 3 orang "Yaudah"

"Yaudah pada tidur deh gua kebelakang dulu" Nethan pergi dari hadapan keenam perempuan yang kini sedang mengatur posisi tidur

Jaket Rainsha ditinggal untuk Putri yang sedang kedinginan dan berakhir mereka semua tidur.

Sreett

Rainsha membuka mata sedikit akibat merasakan sesuatu yang hangat di tubuhnya.

"Mmmm?" Rainsha hanya mampu bergumam tidak jelas untuk bermaksud menanyakan alasan kepada orang yang memberikan jaket hitamnya

"Lu menggigil gitu pake aja jaket gua" Jawab Yoga pelan tidak ingin mengganggu yang lain

Belum sempat mengucapkan terimakasih mata Rainsha sudah tertutup kembali melanjutkan tidurnya.
Tak selang beberapa lama ia bangun secara perlahan karena merasa pegal tidur berdempetan seperti itu.

Rainsha melihat bangku dibelakangnya yang hanya diisi oleh Awan. Tanpa berpikir panjang ia duduk di sebelah kiri laki-laki yang sedang tertidur ini.

"Gua disini ya Wan, di depan sempit" Baru saja Rainsha menaruh bokong di bangku nya, Awan sudah membuka mata dengan alis menyatu mempertanyakan alasan perempuan itu pindah

Ucapan yang hanya satu arah tanpa ada balasan lagi membuat Rainsha berspekulasi Awan setuju akan hal tersebut dan memperbolehkan.

Gerakan kecil orang disampingnya membuat Rainsha kembali membuka mata kembali.

"Pindah di deket kaca" Yoga yang sudah duduk di tempat Awan sebelumnya menjadi berdiri menyuruh Rainsha pindah tempat tidak di dekat jalan

Malas berdebat Rainsha menuruti ucapan orang yang entah sejak kapan berganti dengan Awan, dan sekarang ia berada di dekat kaca dan Yoga di dekat jalan.

"Awan kemana?" Tanya Rainsha pelan karena masih lemas baru bangun dan berniat tidur lagi tapi karna rasa penasaran nya ia menanyakan hal tersebut pada orang disampingnya sekarang

"Sstttt" Yoga menyuruh diam Rainsha seraya menaruh jari telunjuknya di depan bibir

"Ih apa sih? gua kan nanya" Rainsha kesal ditanya baik-baik malah disuruh diam

Gua males ngomong

Kalimat itu tidak diucapkan melainkan di ketik di massage hp Yoga dan ditunjukkan ke Rainsha

"Gajelas dah lu, ya dimana Awan?" Rainsha masih kekeuh diiringi nyinyiran dari mulutnya "Ngetik lagi nih"

Gatau. gua mau tidur.

Kan. Aneh sekali manusia ini tadi baik ngasih jaketnya ke Rainsha sekarang mulai lagi menyebalkannya. Tak lama kemudian Yoga benar-benar tidur tanpa menjawab pertanyaan perempuan disampingnya.

Mau Rainsha pindah tempat tapi sekarang dia susah buat ada akses keluar. Dia mau nyari Nethan-nya yang entah dimana laki-laki itu sekarang. Bangku di bis ini cukup tinggi sehingga menutupi orang yang duduk.

Malam yang cukup singkat bagi mereka kini telah berganti pagi hari dan mereka berhenti sejenak di rest area namun sudah sangat dekat dengan sekolah yang menjadi titik kumpul orang tua yang ingin menjemput anaknya.

"Nanti lu semua dijemput?" Tanya Icha pada kelima temannya

"Dijemput" Mereka satu suara menjawab pertanyaan Icha

Banyak orang tua berkumpul menunggu kepulangan anak mereka di depan sekolah, ada yang membawa kendaraan pribadi maupun menggunakan jasa ojek online. Ada juga yang mandiri membawa motor tidak dijemput orang tuanya.


Rainsha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang