Vol II Bagian 6 (16) : Mister Kolot

94 11 4
                                    

Jebranne melepas Helm fullface-nya dan menatap Nanda sebentar...
Pria itu tanpa mengatakan apapun langsung berjalan menuju Kamar yang berada di Ujung Lantai dua..
.

Damn it, sejak kapan dia ada disana? apa dia mendengar semuanya?

Nanda melirik Jamal yang duduk disebelahnya sedang menggeleng prihatin. Sialan, Sir. Jamal sudah tahu kalau ada Mas Je sedari tadi.
Pantas saja orang ini jadi diam.

Apa aku sebaiknya menyusul dan menjelaskan semuanya?

Wait? Bukankah yang kukatakan tadi memang benar, kami berdua memang tidak memiliki hubungan apapun, kenapa aku harus menyusul, apa juga yang mau dijelaskan??

Right? Nanda melirik Chassie yang masih Acuh mengunyah Keripik sambil menonton Film, sepertinya anak ini tidak terlalu peduli dengan bagaimana Jebranne berpikir tentangnya.

Tapi, tidakkah kami bertiga terdengar seperti segerombol orang yang ketahuan sedang menghibahnya? Apa kujelaskan saja?

Tidak, tidak.. manusia sepertinya tidak akan peduli dengan hal-hal seperti ini.. biarkan saja dia..

"Heh!" Jamal menyenggol bahu Nanda gemas, "kau tidak ingin menyusulnya? Dia mendengar seluruh percakapan kalian lho.."

"For what? Aku berbicara apa adanya kok.."

"Yakin tidak mau menyusulnya?"

"Apasih? Tidak!!"
.
.
.

"Apasih? Tidak!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cklek

"Ekhm.." dang, tenggorokannya mendadak kering saat melihat Jebranne masih duduk di tepi Ranjang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan..

Disinilah Nanda akhirnya, berdiri dibelakang Pintu Kamarnya bersama Jebranne.

Yah, setelah beberapa waktu berperang dengan dirinya sendiri, akhirnya ia memutuskan untuk mengajak Jebranne berbicara.

Pemuda itu, dengan kikuk menggaruk pipinya menggunakan telunjuk.. "itu, a-anu.. yang tadi itu, kami tidak bermaksud membicarakanmu dibelakang.. k-kami hanya berbicara Random.."

Tatapan mata itu tajam menusuk Nanda yang berdiri dibalik pintu, demi apapun.. rasanya seperti Deja vu, awal-awal Nanda mengenal Jebranne, ia sering sekali merasa seperti ini.

Canggung dan salah tingkah.

"Apakah Nana sering membicarakan Mas seperti tadi?"

Leher Nanda meremang saat mendengar suara berat Jebranne mengucapkan Nama kecilnya dengan lembut, dan heii, sejak kapan Pria ini menggunakan kata ganti Mas untuk menyebut dirinya sendiri?

Pria yang masih mengenakan jaket Denim tersebut bangkit dari duduknya kemudian maju beberapa langkah mendekati Nanda.

"T- Tidak kok, seperti yang kubilang, kami hanya berbicara Random, CUKUUP!!!" Nanda reflek menutup mulutnya.

Nanda (Nomin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang