.
.
.
Lari.
Berlarilah.
"Huft! Huft!"
Berlarilah sekencang-kencangnya.
"Keep running Victor!"
Lari.
Jangan berhenti.
Berlarilah sejauh mungkin.
Sebuah benda berbentuk kubus terlihat terbang diatas jajaran pepohonan hutan yang lebat. Dua manusia berbeda gender itu spontan berhenti berlari lalu segera tengkurap, bersembunyi diantara bertumpuk-tumpuk daun dibawah sana. Memastikan benda kubus itu tak menemukan mereka.
Lewat.
Benda sialan itu telah lewat.
"Are you okay?" tanyaku lembut pada pria disampingku. Ia mengangguk seraya tersenyum kecil, membuatku ikut menarik sudut bibir.
Lari.
Kami harus kembali berlari.
"Hutan ini tak terlalu besar, kita akan segera menemukan akhirnya." Ucapku seraya menatap langit yang sepenuhnya masih dipenuhi oleh awan-awan mendung. Kapan cuaca akan segera berubah?
Aku menoleh, mendapati Victor yang menatapku penuh kekhawatiran. Tersenyum lembut, aku pun segera mengangguk meyakinkan. "Aku masih kuat berlari, Vi."
Victor ikut tersenyum, lalu mengulurkan tangan kirinya kepadaku. Aku menyambut uluran tangan itu dan langsung menggenggamnya erat, seolah-olah jika aku melepasnya, maka dunia akan berakhir.
Kami pun kembali berlari.
Lari.
Teruslah berlari.
Jangan berhenti.
Terus berlari hingga kita menemukannya.
Tempat, dimana kau dan aku dapat bernafas dengan lega.
Maka dari itu teruslah berlari.
Ke tempat dimana kau dan aku dapat berbahagia lagi.
Lari.
<<LOVE>>
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Wins All
FantasyPada tahun 2031. Di sebuah negara maju bernama N-Futura, terdapat sebuah perusahaan teknologi termaju dan terkenal di seluruh dunia bernama B-Tech and Culture Inc. Perusahaan yang memiliki segudang prestasi ini kembali melahirkan prestasi emas merek...