70

3.3K 424 43
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!













"Tanteee... Hiks hiks...."

"Heh apa-apaan kamu!" Tegur wanita tersebut, dia terus berusaha melepaskan pelukan Chika. Namun Chika semakin erat memeluknya.

"Lepas!!!" Ucap wanita tersebut melepaskan pelukan Chika secara paksa, sampai badannya sedikit terhuyung.

"Kamu gila yaaa??? Peluk-peluk orang sembarangan???" Bentak wanita itu. Chika terus mengusap matanya memfokuskan kembali apa yang dia lihat dihadapannya saat ini. Dan ternyata dia bukan orang yang Chika maksud, mungkin karena Chika terus memikirkan cara agar bertemu dengan Shani, sehingga dia mengira itu Gita sahabat Shani.

"Kamu gila???" Wanita tersebut kembali membentak Chika, airmatanya terus mengalir melewati pipi tirusnya.

"Ma maaf, saya salah orang hiksss..." Ucap Chika, badannya kini terasa lemas melihat kenyataan didepan matanya. Kalau saja wanita itu benar Gita, sudah pasti dia akan segera mengetahui dimana keluarganya berada dan dia tidak harus bersusah payah untuk mencari mereka lagi. Wanita tersebut masih sibuk merapikan pakaiannya dengan ekspresi jijik mengusap lengannya yang tadi Chika pegang.

"Dasar gila!" Celetuk wanita itu sambil berlalu tanpa berpikir perasaan Chika.

Chika seketika menjatuhkan dirinya, tangisnya semakin pecah. Hatinya terasa sakit saat wanita tersebut menyebut dirinya gila. Tapi lebih sakit lagi ternyata dia bukan Gita yang Chika maksud.

"Gila?" Ucap Chika dalam tangisnya seraya tersenyum tipis. Mengingat perkataan wanita tersebut.

"IYA AKU GILA!!! BUNDAAAAA CHIKA GILAAAAA." Teriak Chika sambil mengepalkan kedua tangannya, rasa sakit yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain. Kemana dia harus melangkah, pada siapa dia harus mencari perlindungan, kemana dia harus pulang. Tidak ada seorang pun yang bisa mengerti keadaannya sekarang melainkan Chika sendiri. Titik-titik hujan mulai jatuh seolah mengerti perasaan Chika saat ini, Chika mendongakkan kepalanya menatap langit membiarkan airmatanya jatuh bersama hujan yang membasahi bumi.

"Arrrrrrrggghhhh, APA SALAHKU TUHAAAANNN??? SAMPAI ENGKAU MEMISAHKAN AKU DENGAN ORANG-ORANG YANG AKU SAYANGI. APA AKU SALAH LAHIR KE DUNIA INI TUHAAAN??? INIKAH CARAMU MENDEWASAKANKU TUHAAAANNN!!!" Teriak Chika, yang terus menatap langit yang semakin gelap serta hujan yang mulai deras.

"Aku gak sanggup hikksss hiksss." Chika memejamkan matanya, menikmati setiap tetesan hujan. Bersama dengan hujan orang lain tidak akan melihat dirinya bersedih, itulah kenapa Chika menyukai hujan.
Hujan mengajarkan kita tentang keheningan dan kedamaian. Di balik hujan, ada pelangi yang menunggu untuk bersinar. Itulah yang selalu Chika harapkan akan ada kebahagiaan yang datang setelah rasa sakit yang dia rasakan selama ini.

Chika terus meluapkan tangisnya bersama hujan, matanya terus terpejam. Sampai saat dimana Chika tidak merasakan tetesan hujan membasahi tubuhnya lagi. Chika perlahan membuka matanya. Dilihat seseorang sedang memayunginya.

"Kamu gak papa?"

Chika segera bangkit, dan menjauh dari orang tersebut. Chika terus mengucek matanya yang terasa perih karena air hujan.

"Gak usah takut, saya bukan orang jahat ko." Ucapnya sambil mendekati Chika dan memayunginya.

Chika terus menatap orang yang ada dihadapannya itu, pria dengan postur tubuh yang cukup tinggi. Mungkin jika disandingkan dengannya Chika hanya sebahu pria tersebut. Berkulit putih, hidung mancung serta alisnya yang terlihat tebal. Meskipun penerangan disana temaram berasal dari lampu jalanan, tapi Chika bisa melihat pria itu dengan jelas. Mengenakan pakaian formal, sepertinya pria tersebut baru saja pulang bekerja. Tubuh pria tersebut juga ikut basah, karena sekarang dia memayungi Chika.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang