11. Berawal dari huruf A

242 47 6
                                    

"ANGELO AWAS!!!" teriak Zayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ANGELO AWAS!!!" teriak Zayyan

Saat alat pemotong kayu itu akan mendarat memenggal kepalanya, Angelo dengan cepat mengelak ke samping. Setelah itu ia menarik kaki si psikopat hingga tersungkur ke depan.

"mampus!" ledek Angelo

lutut Leo seketika lemas sampai sulit menompang tubuhnya untuk berdiri, dia terduduk di tanah yang dipenuhi dedaunan kering.

"hampir aja.." ucap Leo dengan lega

Angelo bergegas bangkit dari duduknya kemudian menghampiri ke-dua temannya. Si psikopat mendesis karena gagal mendapatkan korban.

"ayo guys cepat kita harus sembunyi" Angelo menarik ke-dua temannya yang masih keliatan shock.

Mereka bertiga berlari sekencang mungkin hingga tiba di sebuah pohon besar, pohon tersebut akan menjadi tempat persembunyian mereka dari si psikopat.

Angelo sesekali memeriksa keadaan sekitar, takut jika tiba-tiba si psikopat muncul kembali.

"lo gak ada yang luka kan?" rasa khawatir tercetak jelas di wajah Zayyan.

"gak ada" jawab Angelo dengan senyuman.

"beneran?" Leo kembali memastikan

"Iya gue gapapa, gak ada yang luka guys" jawab Angelo meyakinkan ke-dua temannya itu.

"sumpah ya jantung gue hampir pindah tempat tadi, untung gerak lo cepat" ujar Leo.

"kalo Zayyan gak teriak mungkin kepala gue udah hilang sekarang" ucap Angelo diselingi dengan lelucon.

"masih bisa ketawa ya lo, sialan emang" desis Leo

"Mulai gelud lagi" jenuh Zayyan

Di tempat lain, Bagas dan Gibran tak menemukan keberadaan Wain. Mereka sudah lelah mencari kesana-kemari, namun hasilnya zonk! tak ada tanda-tanda keberadaan Wain.

"cari kemana lagi gas, gue cape" keluh Gibran

"kita istirahat aja dulu" Bagas dan Gibran duduk di bawah pohon yang cukup rindang.

Bagas teringat sesuatu "gib, ini jam berapa?"

"jam 14:00, kenapa emangnya?" bingung Gibran

Bagas membelakkan matanya "gawat kita udah lewat waktu. Lo ingatkan Pak Jordan pernah bilang para murid harus pulang tepat pukul 14:00 kalo gak kita bisa dalam bahaya"

"alah! itu gak ngaruh sama sekali, buktinya sekarang gak terjadi apa-apakan" ujar Gibran

"tapi..

"itu cuma akal-akalan pak Jordan aja, gue yakin dalang di balik semua ini adalah Pak Jordan. Dia sengaja bikin peraturan yang aneh supaya dia bisa dengan mudah melancarkan aksinya"

"aksi apa maksud lo?" bingung Bagas

"aksi pembunuhan, gue yakin dia psikopat yang selama ini membunuh para murid di Blood School" jawab Gibran

"kenapa lo bisa yakin itu Pak Jordan?"

"Alasannya karena Pak Jordan tiba-tiba ngilang gitu aja, seharusnya dia ikut bantu kita karena dia orang yang tau semuanya tentang latar belakang sekolah Blood School, tapi dia malah gak muncul, dia seolah lari dari tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah" jelas Gibran

Penjelasan Gibran membuat Bagas 95% yakin jika Pak Jordan memanglah pelakunya, tapi untuk apa dia membunuh para murid di Blood School? itu menjadi pertanyaan bagi Bagas sendiri.

"lo ingat tengkorak yang ada di dalam gudang, gue yakin itu mayat salah satu murid yang dia bunuh" ucap Gibran dengan yakin.

"masuk akal" angguk Bagas

"Pak Jordan itu licik, dia sengaja melarang murid-murid membuka pintu gudang karena dia takut tempat rahasianya ini terbongkar"

"apa hutan ini tempat untuk Pak Jordan membunuh para murid?" tanya Bagas

"Ya, hutan ini pasti tempat pembunuhan dan tempat penguburan mayat!" jawab Gibran

"ARGHHHH!!!!"

Bagas dan Gibran saling melempar tatapan, mereka barusan mendengar ada suara seseorang seperti sedang kesakitan.

"jangan-jangan itu suara Wain!" pekik Bagas

"ayo kita cari asal suara itu"

...

Noel dan Davin berhasil melewati pagar pembatas yang sebelumnya mereka temukan. Saat ini mereka berdua berjalan tak tentu arah, bisa dikatakan mereka telah masuk ke wilayah hutan paling dalam yang terdapat pohon-pohon tinggi besar dan lebat disepanjang perjalanan, bahkan sangking tingginya pohon itu menutupi langit hingga pencahayaan di dalam hutan menjadi samar-samar.

"puter balik aja yok, firasat gue gak enak" ajak Davin

"nanggung Vin, kita udah jalan cukup jauh masa iya puter balik" tolak Noel

"kalo terjadi sesuatu sama kita berdua gimana?"

"yaelah kayak anak kecil aja, bilang aja lo takut hantu kan" tebak Noel

"apaan dah gak nyambung, ayolah puter balik aja" bujuk Davin

"gak bisa"

"bisa-bisain aja, ayolah" rengek Davin

"Davin kita harus selamatin Alex, gue yakin dia ada di sekitar sini" ucap Noel

"kalo gak ada gimana?" tanya Davin

"gue yakin pasti ada, ayo makanya jalan lebih cepat" tarik Noel

"eh.. eh! Iya, tapi jangan tarik-tarik juga dong" kesal Davin

Alex melihat ke sekitarnya, alih-alih ada benda yang bisa ia gunakan untuk membebaskan diri.

"Argh! sampai kapan gue terjebak di tempat ini" kesal Alex

"apa incaran si psikopat itu adalah gue? atau mungkin..." Alex menggantungkan ucapannya, tiba-tiba mengingat sesuatu.

"Alfabet" gumam Alex pelan

"apa maksud dari tulisan yang ada dipapan tulis saat itu.." Alex berpikir keras.

"Alfabet di mulai dari huruf A, itu tandanya incaran si psikopat berawal dari huruf A. nama gue di awali dari huruf A berarti incaran si psikopat itu adalah gue atau orang lain yang nama depannya juga di awali dengan huruf A"

~Bersambung~

Alfabet!

Siapa incaran si psikopat itu sebenarnya???

Siapa incaran si psikopat itu sebenarnya???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo tandain yaw 💋

Jangan lupa vote dan komennya readers gemoykuu 😃 💚

Blood School [Zayyan xodiac]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang