Part 21 *New

164 18 2
                                    

— At this time —

"Kyuhyun, eomma ingin berbicara denganmu. Jika sudah selesai segera temui eomma di bawah" Perhatian Kyuhyun langsung teralihkan ke sumber suara yang merupakan milik Ibunya. Nyonya Cho berdiri di pintu ruang kerja Kyuhyun. Kemudian berlalu begitu selesai menyampaikan permintaannya.

 Kemudian berlalu begitu selesai menyampaikan permintaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kyuhyun menyenderkan punggungnya di kursi kerjanya. Melemaskan ototnya yang terlalu tegang setelah berjam-jam bekerja. Ia melepaskan kacamata bacanya. Jari-jari besarnya memijit pelipisnya.

Sudah beberapa hari ia tinggal di rumah orang tuanya. Selain banyak berkas penting yang tertinggal di ruang kerja rumah orang tuanya, ia membutuhkan suasana baru untuk menghilangkan suntuk di apartementnya sekaligus mengunjungi kedua orang tuanya.

Setelah ayahnya di rawat karena penyakitnya, ia lebih perhatian kepada kedua orang tuanya. Menyempatkan waktu untuk menemui kedua orangtuanya dan juga merawat ayahnya selama masa pemulihan. Datang berkunjung lebih rutin dari biasanya. Sesekali juga membentuk sebuah rencana untuk keluar bersama keluarganya termasuk keluarga kecil kakaknya, Ahra.

Kyuhyun cukup menyesali bahwa dirinya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadinya sehingga jarang menyempatkan waktu untuk keluarganya. Di samping itu ia juga merasa lega bahwa perkembangan kesehatan ayahnya lekas membaik dan hampir dapat beraktivitas normal seperti biasa.

Setelah di rasa cukup melakukan perenggangan pada tubuhnya dan juga merilekskan pikirannya, Kyuhyun bangkit meninggalkan ruang kerjanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tubuhnya tergerak membawa dirinya ke ruang keluarga. Di sana ibunya tengah menyiapkan minuman hangat terlihat dari asap yang mengepul di udara dari sebuah teko berwarna putih. Kemudian ia melihat Nyonya Cho meraih cangkir yang sebelumnya telah ia tuangkan cairan berwarna cokelat bening. Nyonya Cho merasakan kehadiran lain di ruangan tersebut. Kepalanya menoleh ke arah sumber suara langkah kaki.

"Oh, cepat sekali, kau sudah selesai bekerja? Mau teh?" Kyuhyun melangkah ke sofa di sebrang ibunya.

"Boleh." Kyuhyun menjatuhkan dirinya dengan sembarang di sofa. Ia pejamkan matanya yang terasa kering akibat terus menatap layar laptopnya

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Nyonya Cho dengan menyiapkan satu cangkir lain dan piring kecil sebagai tatakannya. Kemudian beliau kembali menuangkan teh hangat ke dalam wadah tersebut. Mata Kyuhyun yang terpejam itu terbuka dan dengan segera ia memperbaiki posisi duduknya.

"Cukup lancar." Nyonya Cho menatap lamat anak laki-laki satu-satunya itu sebelum memberikan secangkir teh yang telah dituanginya.

"Terima kasih, eomma." Kyuhyun menerimanya dengan pergerakan yang sopan. Ia langsung menyesapnya secara hati-hati, jika tidak lidahnya akan terbakar.

"Jika tidak terlalu sibuk, bertemulah dengan Irene. Kau harus lebih extra dalam memberi perhatian kepada wanita, Kyu." Kesekian kali, ibunya membahas Irene lagi dan pembahasan mereka tidak jauh mengenai perjodohannya.

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang