Jefan
Ia masih bekerja seperti biasa. Dengan mengikuti setiap jadwal over time yang ditawarkan. Tanpa pernah ingin mengambil jatah libur barang satu hari pun.
Bahkan jadwal mengantar Sasa pergi kontrol ke dokter, dilakukannya pada malam hari sepulang dari bekerja.
"Bagus," ucap dokter Rahadi ketika untuk yang kedua kalinya mengganti perban Sasa.
"Lukanya sudah mulai mengering."
"Tiga atau empat hari lagi sudah bisa dibuka perbannya."
"Terimakasih, Om," ujar Sasa. Yang kali ini tak lagi bersembunyi di balik ketiak Kak Fatma, ketika dokter Rahadi mengganti perban.
"Sama-sama, Sasa. Semoga lekas sembuh ya."
Namun ia tak lagi membelokkan kemudi ke restoran cepat saji. Sebab sebelum berangkat, Kak Fatma sudah mewanti-wanti padanya agar tak mengajak Sasa ke sana lagi.
"Ini bukan gaya hidup kita, Na."
"Tapi Kak...."
"Kau mau membuatku pusing kalau sewaktu-waktu Sasa merengek minta pergi ke tempat-tempat seperti itu lagi?!"
Ia akhirnya menyetujui keinginan Kak Fatma. Namun berjanji pada diri sendiri, tetap akan memenuhi permintaan Mas Tama. Dengan mengajak Sasa pergi ke restoran cepat saji di lain waktu.
Selain tugas mengantar Sasa kontrol ke dokter, ia juga mulai berusaha melengkapi persyaratan untuk pengisian data camaba. Sebab ada banyak jenis dokumen yang harus di scan untuk dilampirkan.
Terlebih ia akan melakukan pengajuan permohonan beasiswa UKT (uang kuliah tunggal). Makin banyak pula persyaratan yang harus disertakan.
"Nah... gitu dong....," Karina tersenyum penuh kemenangan. Sambil meletakkan dagu di atas bahu kanannya. Ikut memperhatikan layar laptop yang kini tengah menampilkan laman www.pmb.ganapati.ac.id.
"Tuh kan," sungut Karina ketika mereka sama-sama membaca poin tentang harus melampirkan Surat keterangan bebas buta warna asli dari dokter spesialis mata.
"Kalau kamu ngisi datanya mepet, nggak bakalan keburu ngurus yang kayak ini nih."
Ia pun berjanji di dalam hati, akan segera pergi ke dokter spesialis mata. Dan pulang ke rumah untuk mengambil kekurangan dokumen yang disyaratkan. Agar ketika pengajuan resignnya di acc, ia bisa segera menyelesaikan registrasi online.
***
Sore ini, ketika ia sedang mengantre keluar usai shift pertama, Bang Nugie tiba-tiba memintanya untuk ikut ke lantai dua.
"Pengajuan resign lu udah di acc," ujar Bang Nugie begitu mereka duduk di ruang makan lantai dua.
Ia tersenyum mengangguk, "Terimakasih, Bang."
"Lu masih masuk kerja sampai tanggal 20," terang Bang Nugie.
"Tanggal 21 udah off."
"Untuk urusan administrasi bisa diselesaikan tanggal 23 di kantor Pegangsaan," lanjut Bang Nugie.
"Bareng sama anak-anak lain yang udah habis kontrak."
Ia mengangguk mengerti, "Baik, Bang."
"Jadi...," Bang Nugie mengulurkan tangan kanan.
Ia pun segera menyambut uluran tangan Bang Nugie.
"Sampai tanggal 20."
"Sampai tanggal 20," jawabnya mengulang kalimat yang diucapkan oleh Bang Nugie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomanceSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.