Jefan
Namun sebelum maba dibubarkan, tiga kepanitiaan dalam OBKM lebih dulu memberikan salam perpisahan melalui yel-yel keren. Mulai dari keamanan, medik, dan terakhir adalah para mentor.
"KANG KEANNNN!!!" pekik seluruh maba cewek di keluarga 151. Demi melihat Keanu yang berdiri di barisan paling depan hendak memberi aba-aba.
"NGGAK KELIHATAN!!" teriak maba cewek dari keluarga lainnya.
"NAIK KE PANGGUNG, KANG KEAN!!" seru Reges yang berdiri di antara dirinya dan Adit.
"Ah elah!!" sungut Adit karena teriakan Reges benar-benar memekakkan telinga.
"Sori! Sori!" Reges tertawa dengan wajah tanpa dosa.
Sementara teriakan yang meminta Keanu untuk naik ke atas panggung, kian santer terdengar.
"Ssssttttt!! Ssssttttt!!"
"Cicing (diam). Cicing (diam)."
"MENTOR! TUNJUKKAN PESONAMU!" seruan Keanu menjadi aba-aba bagi sekitar 400an lebih mentor yang telah menempatkan diri di tengah lapangan.
"HAI, MABA!"
"KAMI MENTOR DI SINI!"
"YANG AKAN MENDAMPINGI. DARI PAGI SAMPAI MALAM!"
"HAI, MABA!"
"SERAHKAN SEMUA KE MENTOR!"
"MENTORNYA KECE-KECE! MABANYA PASTI OKE!"
"HATI MABA BAHAGIA, MABA CERDAS, MANTAP JIWA!"
Kemudian diselingi oleh atraksi tepuk tangan, yang membuat seisi lapangan bergemuruh karena sorak sorai.
"MENTOOOOR!!" teriak Keanu.
"HANYA UNTUK MABA!" jawab seluruh mentor yang berada di tengah lapangan.
Dan yel perpisahan dari panitia mentor, menjadi penghujung OBKM yang manis bagi mereka semua.
"Jefan, Jefan!" seru seseorang dari balik punggungnya. Ketika ia yang tak sengaja berpapasan dengan Faza, tengah mengobrol sambil berjalan menuju ke tempat parkir.
"Ya?" ia menoleh dan mendapati Adit sedang setengah berlari menuju ke arahnya.
"Kamu pulang ke arah mana?" tanya Adit. "Bawa kendaraan kan?"
Ia mengangguk, "Kenapa?"
"Bisa tolong anterin Ayu pulang nggak?"
"Dia tinggalnya Babakan Jeruk. Kalau kamu, lewat mana?"
"Babakan Jeruk?" ia mengernyit.
"Daerah belakang hotel Vio, Pasteur," jawab Adit.
Ia masih mengernyit, "Bisa sih, lewat Pasteur. Tapi..."
"Oke, kalau gitu gua duluan," Faza menepuk bahunya. "Ntar kapan-kapan diusahain deh mampir ke tempat lo."
Ia mengacungkan jempol ke arah Faza, "Sip! Ditunggu!"
Ketika ia dan Adit masih memperhatikan kepergian Faza, seseorang tiba-tiba menepuk punggung Adit dengan lumayan keras.
"Dit!"
"Gue jadinya pulang bareng Rio."
"Dia rumahnya Cibogo ternyata. Mayan searah," seloroh Ayu dengan senyum lebar.
"Oh," Adit mengangguk. "Oke deh."
"Kita duluan ya," ucap Rio yang berdiri di belakang Ayu. Berlalu sembari melambaikan tangan ke arah mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomanceSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.