Keesokan paginya, Ria merasa khawatir karena jadwal imunisasi bayinya sudah dekat. Namun, sopir pribadi mereka Pak Wawan sedang mengantar ibunya untuk keperluan lain, sehingga Ria tidak bisa pergi ke dokter dengan nyaman. Saat dia sedang memikirkan solusinya, Alex muncul di ruang tamu, siap untuk pergi ke kantor."Selamat pagi, Mbak Ria," sapa Alex sambil tersenyum. "Kalian mau ke mana pagi-pagi begini?"
Ria tersenyum canggung. "Selamat pagi, Alex. Kami akan pergi ke klinik untuk imunisasi Kai"
"Tapi Pak Wawan tadi sedang mengantar Mama mbak, Aku bisa antar mbak jika mau " tawar Alex, menunjukkan perhatian yang tulus.
Ria tampak terkejut. "Tapi, Alex, aku tidak ingin merepotkanmu. Aku bisa pergi sendiri jika perlu."
Alex tersenyum. "Tidak masalah, Mbak. Lagipula, sopir kita sedang ada keperluan lain. Aku lebih senang bisa membantu."
Ria akhirnya setuju, dan mereka berangkat menuju klinik bersama. Dalam perjalanan, Ria merasa sedikit canggung, tetapi Alex berusaha mencairkan suasana dengan pembicaraan ringan, mencoba membuatnya merasa nyaman.
Setibanya di klinik, mereka disambut oleh dokter yang menyiapkan ruang untuk imunisasi. Dokter tampak sedikit bingung melihat Alex mendampingi Ria. "Oh, jadi ini suami Anda?" tanya dokter sambil memeriksa dokumen.
"Ya, benar," jawab Alex dengan percaya diri. "Aku suaminya. Kami datang untuk imunisasi."
Setelah imunisasi selesai, Kai mulai menangis karena rasa sakit. Ria tampak stres dan cemas, berusaha menenangkan bayinya yang tidak berhenti menangis.
Alex segera berinisiatif. "Mbak, biar Kai aku yang gendong" katanya sambil menggendong bayi dengan lembut. Alex terus menghibur bayi, berbicara lembut dan menggoyangkan tubuhnya dengan lembut.
Ria mengangguk, lega melihat Alex begitu sabar. Setelah beberapa waktu, Kai mulai tenang di gendongan alex.
Ria melanjutkan konsultasi dengan dokter tentang masalah yang di hadapi, "Saya ingin bertanya tentang masalah ASI saya. Produksinya tampaknya tidak lancar, dan Kai juga tidak mau menyusu langsung dari botol."
Dokter mengamati Ria dengan cermat. "Produksi ASI yang tidak lancar bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti stres, kelelahan, atau teknik menyusui yang kurang tepat. Salah satu metode yang bisa membantu adalah pijat laktasi. Pijat laktasi bisa merangsang produksi ASI dan membantu mengatasi saluran susu yang tersumbat."
Ria tampak bingung. "Bagaimana cara melakukannya, Dok?"
Dokter tersenyum. "Pijat laktasi melibatkan gerakan melingkar yang lembut pada payudara untuk membantu merangsang aliran susu. Ini bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan pasangan. Namun, karena teknik ini cukup spesifik, saya sarankan Anda menemui konsultan laktasi yang bisa menunjukkan teknik yang benar dan memberikan dukungan tambahan."
Alex dan Ria saling melirik dengan canggung, merasa tidak nyaman mendengar penjelasan dokter. Namun, mereka tahu ini penting untuk kesehatan Kai.
"Terima kasih, Dok. Kami akan langsung menemui konsultan laktasi," kata Ria.
Setelah konsultasi, Ria dan Alex mengikuti arahan dokter menuju ruang konsultan laktasi di rumah sakit. Mereka disambut oleh seorang konsultan laktasi berpengalaman yang ramah.
"Selamat pagi, saya Maria, konsultan laktasi Anda hari ini. Silakan duduk," kata Maria dengan senyum hangat.
Ria duduk dengan cemas, sementara Alex duduk di sampingnya. "Terima kasih, Bu Maria. Saya merasa produksi ASI saya tidak lancar, dan Kai juga tidak mau menyusu dari botol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Lies : Affair With Brother-in-Law 21+
Novela Juvenil21+ Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu. Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik tiri yang ambisius dan penuh rahasia, berusaha menghancurkan hidupnya. Dalam intrik cinta dan keboh...