Cerita ini mengisahkan perjalanan hidup seorang gadis SMA bernama Amanda. Menjadi anak semata wayang dari seorang single mother, tidak menjadikan Amanda sebagai gadis yang sangat kuat. Banyak masalah muncul setelah dirinya putus dengan Caraka dan me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦥🦥🦥
"Sayang!" Sapa seorang siswa berpawakan tinggi besar kepada pacarnya. Ia adalah Dewanda, siswa kelas 12 SMA Tunas Bangsa yang merupakan anak dari ketua yayasan Tunas Bangsa.
"Hai, ada apa?" Jawab pacarnya melambaikan tangan.
Mereka adalah sepasang kekasih yang banyak siswa SMA kenali, karena gelar Amanda yang populer bahkan dikalangan pengajar, Duta SMA Tunas Bangsa.
"Minggu-minggu ini kamu ada acara nggak?"
"Kenapa emang?"
"Jawab aja." Jawab pacarnya.
"Kayanya sih enggak, soalnya baru juga masuk sekolah." Jawab Amanda, mengingat bahwa Minggu ini adalah Minggu awal di semester satu ia duduk di kelas 11.
"Oh gitu, jadi banyak duit dong!" Jawab Dewanda.
Mendengar tawa Dewanda, Amanda langsung mengerutkan kedua pelipisnya. "Kenapa emang?"
"Bagi duit dong, 5 juta aja."
"Hah, 5 juta?" Kaget Amanda membelalakkan matanya lebar. "Kemarin kamu baru minta 10 juta buat bayarin utang kamu ke anak-anak balapan, sekarang mau minta lagi?"
"Hust! Jangan kenceng-kenceng!" Seru Dewanda melabuhkan jari telunjuk ke depan bibir kekasihnya. "Kalo nggak mau ya udah." Jawab Dewanda dan dengan santainya menaikturunkan kedua pelipisnya memberikan kode.
"Eh, tunggu!" Cepat Amanda dengan menahan lengan Dewa. "Tapi adanya besok. Soalnya nanti ada acara duta, pulangnya agak malaman. Nggak papa?"
"Besok pagi?"
"Gimana kalo sore?" Tawar Amanda.
"Ya udah, boleh. Nanti aku jemput."
"Iya." Jawab Amanda mengulas senyum kecutnya.
"Makasih sayang, dah!"
Cup
Setelah menurunkan kecupan di dahi Amanda, Dewa segera bergegas membelokkan langkah menuju kelasnya dengan berlari.
"Uhh, so sweet banget Kak Dewa sama Amanda ya! Di cium!" Seru salah seorang siswi yang mengenal mereka.
"Kapan gue begitu, ya?" Tanya siswi yang lainnya.
"Jangan." Batin Amanda.
***
"Maaf ya, gara-gara papa kamu harus pindah-pindah sekolah!"
