23

333 39 3
                                    


Happy reading gays

***

Dengan guyuran hujan di pagi hari menambah kesan untuk tidur lebih nyenyak. Seperti pasangan suami istri yang masih tertidur di bawah selimut tebal mereka.

"eghh..."jennie melengguh dengan menarik selimutnya keatas. Mendengar lengguhan jennie, lisa membuka matanya melihat istrinya membelakanginya. Tanpa berkata lisa mendekati dan memeluk istrinya dari belakang lalu menarik selimut mereka menutupi leher keduanya.

"sayang...bisakah aku menunda memulai kerjaku besok saja?" lisa berbisik dari belakang jennie. Jennie berbalik menghadap lisa, tanpa membuka matanya "jangan suka menunda-nunda sesuka hatimu" mendengar ucapan jennie, lisa menghela nafasnya mengecup pipi istrinya lalu bangkit untuk bersiap-siap.

*

Dua puluh lima menit berlalu lisa telah siap dengan pakaian rapi yang telah disiapkan jennie dari malam kemarin. Lisa duduk di depan kaca merapikan rambut dan dasinya.

Ceklek

Lisa mengalihkan pandangannya ke arah pintu dengan mengerutkan keningnya melihat jennie yang masih memakai pakaian tidurnya.

"hey hey..apa kau tidak bekerja?" lisa berdiri di samping ranjang mereka dengan jennie yang kembali membaringkan tubuhnya menarik selimut.

"tidak! Aku masih mengantuk" lisa membesarkan kedua matanya, padahal tadi dia di peringatkan jennie untuk tidak berlaku sesuka hati "hey sayang tidak boleh begitu, tadi kau mengatakan jangan berlaku sesuka hati" lisa duduk di ranjang dengan sisir yang masih di tangannya.

"huaa...aku bisa, karna aku bosnya, lisa" jennie membalikkan badan nya membelakangi lisa dengan menutup seluruh tubuhnya.

"ck sudah lah" lisa beranjak mengambil jas dokternya yang bergantung lalu keluar dari kamar mereka.

Jennie pov

Aku mendengar suara pintu tertutup. Aku melepaskan selimut di tubuhku dan berlalu ke kamar mandi, bukan aku malas atau sesuka hatiku berbuat keputusan tidak bekerja. Tapi ntah kenapa secara tiba-tiba aku merasakan kram di bagian perutku, mungkin saja aku sedang kedatangan tamu.

"shhh..."aku meringis merasakan kram yang sangat hebat di bagian bawah perutku saat aku sudah duduk di closed. Sedikit reda, aku meraih pembalut dan menggantinya dengan cepat karena aku sudah tidak tahan untuk berdiri.

"kenapa 3 bulan ini setiap datang bulan, aku merasakan sakit yang begitu parah?" sambil merapikan tempat tidur untuk aku tiduri kembali.

"hah..apa yang kulakukan biar sakitnya reda hiks" aku membolak balik tubuhku untuk dapat meringankan sakitnya, dan ini tidak berhasil. sedangkan lisa aku rasa dia sudah pergi kerumah sakit. "yah aku harus bertanya pada bibi semoga dia mempunyai pereda haid" aku langsung berlari pelan dengan memegang perutku

"bibi! hiks bisakah kau memberiku obat pereda nyeri haid?" aku berteriak dari tangga dengan menangis. Bibi menghampiri ku dengan raut cemas dia membantuku duduk di kursi di dapur

"apa masih tetap sakit dari bulan yang lalu?" aku mengangguk dengan menyandarkan kepalaku di meja dapur ini, tanpa peduli di sana terdapat bahan makanan yang masih berserakan di meja ini

"hey..nak sudah berapa lama sakit ini kamu tahan" ucap bibi dengan mengisi air hangat di botol air untukku

"semenjak lisa pergi hiks.."

"itu sudah 3 jam yang lalu"

"nah, letakkan ini dulu di bagian yang sakit nak" bibi membantuku meletakkan air hangat di botol di bagian perutku. "shhht bibi ini masih panas" aku menjauhkan tangan bibi dari perutku

marriage with revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang