***"Kamu mau pergi lagi?"
Suara lirih milik seorang wanita tak berbusana dengan surai pirang yang berantakan di atas kasur miliknya tentu menarik perhatiannya. Ketika Lucas melihat ke arahnya, wajah cantik dengan raut murung itu terlihat jelas.
Lagi-lagi, pagi itu ia harus dibuat kesal oleh Lucas yang meninggalkannya di kasur sendirian untuk pergi ke perjalanan bisnisnya. Ketika matanya terbuka, ia terbaring telanjant di balik selimut dan melihat pria itu tengah memakai dasinya di depan cermin.
"Kenapa? Aku pikir kamu sudah terbiasa. Kamu juga tahu kesibukanku,"
Tentu Athanasia tahu itu, karena itu ia tidak marah atau pun protes. Sebaliknya, ia hanya diam menunduk ke bawah.
"Aku bawa oleh-oleh ya, sayang,"
Entah kenapa kali ini bujukannya tidak berhasil. Apa gadis ini mulai bosan? Setiap kali ia pergi mengikuti perjalanan bisnis, selalu ada hadiah mahal yang ia bawa pulang untuknya. Tapi tampaknya kali ini ia tidak menginginkan barang.
"Daddy.."
Bukannya senang, ia justru bangkit dari kasurnya dan menempel pada pria itu. Tangan dan dua buah dadanya mengapit lengan pria itu.
"Apa tidak bisa ditunda perginya? Kamu kan baru kemarin pulang,"
"Tidak bisa dong, sayang. Sudah ada agenda, aku tidak bisa sembarangan mengubahnya,"
"Kalau..aku ikut denganmu?"
"Bukannya kamu harus kuliah?"
Tidak ada solusi, kali ini tidak bisa selesai dengan uang, tentu membuat Athanasia kesal. Wajahnya menjadi cemberut yang justru membuat Lucas gemas dan mengelus kepala sang gadis.
"Ada apa denganmu? Manja sekali hari ini. Biasanya tidak begini."
"Hm.."
Pipinya berubah sedikit merah merona. Elusan kepala dari tangan kekar itu membuatnya merasa hangat dan memeluk lengan pria itu semakin erat.
Tidak tahu alasannya apa, tapi akhir-akhir ini ia merasa paling senang berada di sekitar Lucas. Ia menyukai kontak fisik dan hanya pria itu yang berani menyentuhnya di seluruh bagian tubuhnya. Lalu juga ada perasaan berdebar dan rasa geli yang aneh ia rasakan.
"Aku akan cepat pulang. Pergilah bersenang-senang, aku akan kirim uang yang banyak," ucap Lucas mencium dahi gadis itu, lalu pipi dan bibirnya.
"Athanasia, lepas."
"Tidak..."
"Athy."
"Sebentar lagi saja! Temani aku sebentar saja pagi ini, ya?"
Tangan gemulai itu turun dan meraba area gundukan sang pria, membuatnya sedikit menahan geraman. Dia tidak boleh telat hari ini.
"Aku serius, sayang."
"Aku juga kok. Hm..satu kali lagi saja? I'll give a blow job, or I'll ride you good."
Bagaimana bisa Lucas menolak jika sekarang saja tali pinggangnya sudah dilepas? Mungkin sebentar lagi saja tidak apa-apa.
"5 menit."
"Yeay!"
.
.
.***
Tiga hari tak terasa telah berlalu. Pasangan itu tak kunjung bertemu satu sama lain dan hanya menggunakan ponsel untuk mengirim pesan untuk mengabari.
Malam itu, Lucas kembali ke kamar hotelnya setelah satu harian berada di luar ruangan tanpa privasi. Setelah mandi dan mengenakan piyama, ia merebahkan tubuhnya dengan santai di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [WMMAP]
Fanfic"Sleep with me, the world is yours," ▪︎ warning! mature content [some short story of wmmap]