CHAPTER 7

403 38 7
                                    

happy reading....


Pagi ini jimin berniat berangkat lebih awal dari biasanya. Niatnya ia akan mampir sebentar ke jeon corporation, untuk mengembalikan jaket milik pria bermarga jeon itu. Ia memasuki ruang resepsionis Perusahaan raksasa tersebut. Sebenarnya ia sama sekali belum membuat janji dengan Jungkook, tapi tak apa lah, toh kalo tidak di perbolehkan untuk bertemu ia berniat menitipkan saja jaket tersebut pada karyawan.

"emm, permisi, apa aku bisa bertemu dengan Jungkook sajang-nim?" jimin berujar sopan pada karyawan Wanita yang berjaga di sana. Ia melihat jimin dari atas hingga bawah, jimin jadi semakin gugup sekarang.

"maaf, apa sebelumnya anda sudah membuat janj dengan jeon sajang-nim?"

"emm, maaf, tapi aku belum membuat janji dengannya."

"kalau begitu anda tidak diperbolehkan menemui jeon sajang-nim."

"oohh... baiklah, kalau begitu. Aku hanya ingin menitipkan..." belum selesai jimin berbicara, sebuah suara yang sangat jimin kenal mengintrupsi indra pendengarannya.

"sudah kubilang beberapa kali padamu, jika ada yang mencariku dan belum membuat janji, telfon aku dulu. Jangan kau usir seenaknya saja. Bagaimana kalau ia salah satu kolega pentingku. Kau mau bertanggung jawab jika aku mengalami kerugian?" Jungkook berujar dengan nada yang tenang namu dingin. Sangant dingin. Nampaknya pria itu sedang menahan amarahnya.

"ma-maaf sajang-nim, saya tidak akan mengulanginya." Wanita itu berucap maaf sembari membungkuk berkali-kali di hadapan Jungkook.

"bukan padaku, tapi padanya." Jungkook memberi isyarat pada Wanita itu, untuk meminta maaf kepada jimin.

"ma-maaf tuan."

"aniya... aniya.. buakan salahmu..."

"jieun tuan."

"bukan salahmu jieun-sshi. Aku yakin kau pasti mencoba bersikap professional. Tidak apa-apa." Jimin tersenyum.

"ada apa mencariku dokter park? Ayo kita ke ruanganku."

"nee, aku permisi jieun-sshi." Wanita itu tersenyum kemudian mengangguk.

***

Jimin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan bernuansa coklat tersebut. Jimin akui ruang kerja Jungkook sangatlah nyaman. Banyak pajangan estetik yang jungkook letakkan di ruangannya. Sedikit terlihat klasik, namun masih elegan tentunya. Belum lagi sebuah jendela kaca besar yang di lengkapi dengan tirai otomatis berwarna coklat, menyuguhkan kepada jimin sebuah pemandangan indah keramaian kota seoul pada pagi hari.

"aku kesini untuk mengembalikan jaketmu sajang-nim."Jimin menyodorkan sebuah papper bag kepada jungkook.

"oh, apa ini sebuah bayaran karna aku telah meminjamkanmu jaket jimin-sshi." Jungkook bertanya sembari mengangkat sebuah kotak bekal yang jimin berikan padanya.

"ah, itu..." jimin tersenyum.

"kemarin aku belajar resep baru dari eomma. Dan hari ini aku baru mencobanya. Maaf jika rasanya tidak enak." Jimin berucap ragu di akhir kalimatnya.

Jungkook mulai membuka kotak bekal itu. Seketika wangi masakan menyeruak ke hidung bangir miliknya, ia mulai menyendok nasi dan lauk pauk yang jimin buat. Matanya membola, ketika merasakan masakan jimin.

"ini benar-benar kau yang membuatnya?" ia menatap jimin menuntut jawaban. Pertanyaannya hanya di angguki kecil oleh sang pemasak.

"t..ti..tidak enak ya?" sumpah, jika memang masakannya tidak enak jimin berjanji tidak akan pernah menemui jungkook lagi selamanya. Ia kepalang malu dengan apa yang ia berikan pada CEO muda itu.

'salahmu juga jim, mengapa kau membiarkan jungkook menjadi orang pertama yang mencicipi masakkan mu. Matilah akuu.' Tapi itu hanya sebatas perkataan dalam hati tentunya.

"ini..., luar biasa. Ini enak jimin-sshi." Sedikit sulit di percaya. Tapi syukurlah jimin tidak menemukan ekspresi bohong di wajah sajang-nim tampan itu.

"kau tidak terpaksa mengatakannya kan jungkook-sshi?" jimin berusaha meyakinkan dirinya.

"kau tidak percaya padaku ya..." sedetuk kemudian puppy eyes jimin membola. Sebuah sendok berhenti tepat di depan bibir plum nya.

"buka mulutmu." Hah! Yang benar saja seorang jeon jungkook menyuapinya. Omo! Omo! Omo! Okay, jimin merasa dirinya sedikit lebay sekarang..

"ti...tidak perlu jungkook-sshi. Aku sudah membawa bekal di mobil." Jimin berusaha menolak. Bukan karna apa, hanya saja ia sedikit canggung dengan jungkook sekarang. Namun lawan bicaranya hanya menatap jimin dan mengangkat sebelah alisnya. Mau tidak mau jimin terpaksa harus menerima suapan itu.

" bagaimana? Apa tidak enak?"

" enak." Jawab jimin jujur. Memang ia bukanlah orang yang begitu buruk dalam hal memasak. Tapi tetap saja, jika itu resep baru, maka ia tak akan pede memberikannya pada orang lain. Tapi tadi pagi entak keberanian dari mana ia memberikan resep baru yang ia masak pada jungkook.

Deringan ponsel merusak aura romantis yang telah di bangun oleh kedua insan tersebut. Cepat-cepat jimin mengangkat panggilan di ponselnya.

"sebentar ya jungkook-sshi." Yang di ajak bicara hanya mengangguk mengiyakan, ia masih terlalu sibuk memakan bekal yang di buatkan oleh sang calon istri. Eh...

"halo.."

...

"oprasi mendadak? Ada apa memangnya."

"..."

"oh, baiklah, aku segera kesana. 10 menit lagi aku sampai." Dan telefon itu pun terputus.

Jimin menatap jungkook yang masih makan dengan lahap.

"Jungkook-sshi, nampaknya aku harus pulang sekarang. Ada panggilan mendadak dari rumah sakit."

"ah, nee. Kenapa panggilan tugasmu selalu mendadak?" jungkook menyudahi sarapannya.

" ya begitulah, maka dari itu aku harus stand bay 24 jam."jimin tersenyum pada jungkook. Gemas sekali. Jungkook jadi ingin memegang pipi cubby itu.

" baiklah, mari aku hantar ke lobi."

"tidak perlu. Aku tahu pekerjaanmu banyak. Aku bisa sendiri jungkook-sshi."

" oke kalau begitu..., jimin-sshi... jangan lupa istirahat yang cukup. Aku tidak mau kau sakit."

Sial, pipinya pasti merona sekarang. Jimin hanya mengagguk dan bersiap pergi.

"jimin-sshi."

Langkah jimin terhenti tepat saat ia ingin membuka pintu ruangan jungkook. CEO muda itu berdiri dari duduknya dan berjalan pelan kearahnya. Ia berhenti tepat di depan jimin. Tangannya terangkat untuk membelai pipi cubby milik dokter manis itu.

" gumawo jimin-sshi."

Jantung sialan- PJM

Ternyata bukan hanya narkoba yang membuat candu, tapi juga dirimu-JJK


hai...

aku kembali lagi semuaa...

jangan lupa vote dan comen ya.

MY UNIVERSE (kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang