Hampir 3 bulan Fiony bersekolah, kedekatan Ferrel dan Fiony macet hanya sekedar akrab, ya walaupun suka mengganggu, tapi untungnya Ferrel masih bisa sopan, khususnya di depan Fiony.
"Weh... Fiony beli es mambo ya? Minta dong!" Pinta Jessi.
"Nih, baik kan aku?" Fiony pun memberikan es mambo berwarna kuning yang menyegarkan.
"Hahahaha... Enak nih.... Coba aja.... Hahahaha...." Beberapa siswa yang memakan es Mambo merasakan euforia luar biasa, seperti nge-fly.
"Aneh banget, masa gara-gara es Mambo pada mendem semua?" Jessi pun mencoba es Mambo pemberian Fiony.
"Bweegh... Apaan nih??" Antara pahit dan aroma aneh yang tak mereka kenali adalah rasa dari es Mambo tersebut.
"Ini apaan sih??" Fiony pun meludah saking tidak enaknya rasa es tersebut, Ferrel yang kebetulan baru tiba menyahut es Mambo tersebut dan merasakannya.
"Ferrel?" Ucap Fiony.
Setelah merasakan es tersebut Ferrel tahu apa bahan dari es tersebut, ia pun meremas es Mambo tersebut dan membuangnya.
"Ini ciu ini!" Mendengar ucapan Ferrel, Jessi pun langsung membuang es tersebut, begitu juga Marsha yang esnya dibuang oleh Zean.
"Wah... Nyari perkara ini!" Nolan pun mengeretekan jari-jemarinya tak sabar untuk memukul seseorang yang ingin membuat nama sekolah buruk.
"Mbok, yang jual es ini siapa?" Tanya Ferrel.
"Waduh, emang kenapa ya Den?" Tanya ibu kantin khawatir.
"Jangan dijual Mbok, ini ciu!" Ibu kantin pun syok mendengar hal tersebut dan buru-buru menarik termos es tersebut.
"Ya Allah Den.... Udah kejual banyak loh ini, itu si Zulkifli tadi yang nitipin!" Ferrel, Zean dan Nolan pun segera pergi dari sana.
Sementara itu di kantor guru, Fiony, Jessi, Marsha ditemani ibu kantin melaporkan kejadian ini kepada Kinal yang merupakan kepala kedisiplinan sekolah.
"Bau minuman keras." Ucap Kinal.
"Tuh kan Bu, ini udah keterlaluan!" Ujar Jessi.
"Mbok, siapa yang nitipin ini?" Tanya Kinal.
"Itu si Zulkifli Bu, tadi pagi nitip!" Ucap Ibu Kantin.
Tiba-tiba keributan terjadi di lapangan, beberapa siswa mengerumuni sebuah perkelahian antara Ferrel, Zean, dan Nolan melawan 5 orang siswa.
"Apaan ini??" Mereka pun keluar ruangan.
Tampak mereka bertiga sudah babak belur akibat dihajar, namun untungnya mereka masih punya tenaga untuk membuat 5 siswa penjual es Mambo haram teler akibat pukulan mereka.
"Nggolek masalah we ha??" Ferrel hendak meninju Zulkifli yang merupakan otak semua ini. Namun untungnya beberapa guru dan seorang satpam langsung menghentikan melerai mereka.
"Udah hei!!!" Bentak Kinal.
Salah satu siswa lepas dari cengkraman satpam dan hendak menghajar Ferrel, tapi dengan sigap Fiony langsung menjadikan dirinya sebagai tameng untuk menyelamatkan Ferrel dari pukulan.
"Auhhh..." Fiony pun meringis menahan sakit, pipinya sebelah kiri memerah akibat pukulan yang lumayan keras tersebut.
"Bajingan kuwi wedok!!!" Ferrel pun berontak dan langsung memukuli siswa tersebut yang berujung semua siswa yang melihati duel 3 lawan 5, balik mengeroyok siswa yang memukul Fiony.
"Walah kok ngene toh...." Kinal pun langsung melarikan Fiony, Jessi dan Marsha ke tempat aman, daripada menjadi sasaran salah pukul berikutnya.
Kekacauan mereda saat beberapa masyarakat ikut membantu guru melerai, sebenarnya yang melerainya adalah tukang kebun sekolah yang tiba-tiba datang dan mengayunkan celuritnya di udara saat terjadi perkelahian tadi. Kini sekitar 20 siswa termasuk Ferrel dan 5 siswa tadi di kumpulkan di kantor guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Say Love You (FreFio)
FanfictionNote: Latar waktu mengambil era 90-2000an. Kisah Fiony Alveria, gadis Tionghoa yang terpaksa pindah SMA ke Yogyakarta demi tujuan keamanannya. Di Yogyakarta ia menumpang di rumah pamannya Oniel, salah satu penggerak pemerintahan di Yogyakarta. Selam...