TP - 22

2.4K 344 21
                                    


Author pov.

"Aunty, Lili takut dengan Mommy dan Dadda" adu Lili saat dia dan Jisoo berbaring di atas kasur, sedangkan Rosé pergi ke dapur menyiapkan susu untuk Lili.

"Takut kenapa?" Bingung Jisoo.

Lili memeluk lengan Jisoo lalu menghela nafas pelan.

"Mommy dan Dadda suka menunjukan hal yang buluk pada Lili, contohnya menghajal olang langsung di depan Lili. Katanya agal Lili kuat dan telbiasa, tapi Lili ndak melasa begitu aunty, Lili ndak suka kekelasan dan Lili takut melihat semuanya" curhat Lili.

Jantung Jisoo berdetak kencang, sebenarnya dia dan Rosé juga takut pada Lisa dan Jennie. Kedua orang itu pasangan psikopat menurut mereka.

Tapi tetap saja menunjukkan pada anak itu tidak di benarkan, pikir Jisoo.

"Lili, sungguh aunty juga takut pada keduanya namun, aunty akan mencoba menegur Jennie dan Lisa meskipun nyawa taruhannya. Jennie dan Lisa memang toxic tapi percayalah mereka sangat menyayangi Lili lebih dari apapun. Lili jangan takut ya, yang sayang sama Lili itu banyak, terutama aunty Chu aunty Sé dan grandma " lembut Jisoo mengelus pipi mandu Lili.

Lili mengangguk pelan.

"Tapi aunty, Lili ndak mau dengan Mommy dan Dadda dulu, Lili masih telbayang-bayang dengan penyiksaan yang Mommy dan Dadda lakukan. Lili mau disini saja belsama glandma, Mommy dan Dadda pulang saja"

Jisoo menelan ludahnya susah payah.

"Lili boleh menghindar dan mencoba melupakan semuanya tapi untuk tinggal di Busan.. aunty rasa Jennie dan Lisa tidak akan mengijinkannya"

Lili mempoutkan bibirnya sedih.

"Aunty bantu Lili ya, katakan Lili mau tinggal disini selama sebulan" Lili memelas.

"Jangankan sebulan Lili, sehari saja mereka tidak akan mengijinkannya" batin Jisoo.

"Maaf Lili, aunty tidak bisa membantu untuk yang satu ini. Lili tau sendiri Mommy dan Dadda Lili itu galak, jadi aunty takut hehehe"

Lili mendesah kecewa.

Ceklek

"Susu new Zealand datang" Rosé membawa botol susu dan ramyeon di tangannya.

"Yaak kamu makan ramyeon?"

"Aku lapar eonnie hehehe" cengir Rosé lalu memberikan botol susu pada Lili.

"Aku juga mau, baunya menggoda sekali" Jisoo menjilat bibirnya.

Lili heran, dia baru pertama kali melihat makanan itu.

"Ini apa aunty?" Lili menunjuk wadah ramyeon yang sedang di pegang Rosé.

"Ini ramyeon Lili, makanan terenak. Apa Lili belum pernah memakannya? Hemm wanginya enak sekali" Rosé mengapit mie nya dengan sumpit kemudian menghembusnya sebelum memakannya.

Lili meneguk air ludahnya, itu terlihat menggiurkan dan Lili ingin mencobanya.

"Belum aunty, ini peltama kalinya Lili melihat lamyeon. Enak ya?" Lili menjilat bibir bawahnya terhipnotis melihat cara makan Rosé.

"Enak enak" Rosé manggut-manggut memberikan jempolnya.

"Yaak aku mau" Jisoo langsung merampas wadah ramyeon dari tangan Rosé.

"Iish eonnie.. aku baru makan sedikit" rengek Rosé dan Jisoo tidak mempedulikannya.

"Waaah pas sekali di makan di musim dingin ini" Jisoo menyeruput mie nya.

Lili memegang tangan Jisoo.

"Mau" Lili mengecap lidahnya.

"Sedikit saja ya tapi?"

Lili mengangguk lucu.

"Aak buka mulutnya"

Lili membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jisoo.

Mata Lili berkedip-kedip lucu, dia tersenyum senang mengunyah mie nya dengan cepat.

"Mau lagi aunty, enak xixixi" Lili ketagihan.

"Ini mie aunty" Rosé mengambil alih.

"Aunty.. Lili mau lagi" rengek Lili menarik-narik baju Rosé.

"Anak kecil tidak boleh banyak-banyak, nanti sakit perut" Rosé menjauhkan dirinya dari Lili.

"Benar Lili, tadi kan sudah janji sedikit saja" kata Jisoo sambil mengelus kepala Lili.

"No! Lili mau lagi" Lili mengepak-ngepakkan kakinya menendang bantal.

Rosé buru-buru menghabiskan mie dan kuahnya agar Lili tidak meminta lagi.

"Aah, habis" Rosé menyengir menunjukkan wadah ramyeon nya telah kosong.

"Yaak aku juga mau kuahnya, kenapa kamu menghabiskan semuanya pelit!" Jisoo kesal.

"Ini kan punyaku, eonnie" Rosé memutar matanya.

Reaksi Lili? Bibirnya melengkung ke bawah dan tangannya terkepal erat.

"Huwaaaa kenapa aunty menghabiskan semuanya! Lili kan masih mau hikss.. aunty jahat! Lili adukan pada Mommy sama Dadda ya"

Rosé gelagapan.

"Tidak ikut-ikutan" Jisoo angkat tangan.

"Aduh jangan, ssst iya iya kita buat lagi yang baru. Jangan nangis ya ssst" Rosé memeluk Lili.

"Hikss ayo"

"Iya tapi Lili diam dulu"

"Hmph hmphh s-sudah aunty hik" Lili mengentikan tangisannya.

Rosé tersenyum.

"Pintar" Rosé mengelus puncak kepala Lili.

Setelah itu Rosé membawa Lili ke dapur.

Sementara di kamar Jenlisa, dua sejoli itu tengah asik melakukan kegiatan panas.

Area dewasa, yang ga suka di skip aja❗

"Aaahh h-honey tadi aku seperti mendengar suara Lili menangiss aaah aaahh fuck!" Erang Jennie.

"Mmhh itu cuman perasaan mu saja sayang, aku tidak mendengarnya" Lisa terus mendorong pinggulnya.

"Aaah aaahh aku ingin keluar honey, lebih cepat lagi nghhh"

"Aku juga ingin keluar, gghh"

Lisa mempercepat dorongannya.

"Aaahhh.." keduanya akhirnya mendapatkan pelepasan.

Lisa buru-buru melepaskan benda yang menempel di pinggangnya setelah itu menempelkan kemaluan mereka.

"Aaah lagi Daddy~" pinta Jennie dengan suara serak yang begitu menggoda.

Lisa menyeringai lalu menghisap leher Jennie.

"Aaahh" desah Jennie.

"Permintaan di kabulkan, Mommy" bisik Lisa dengan suara beratnya.

Plak

Lisa menampar payudara Jennie sebelum memulai kegiatan panas mereka lagi lagi dan lagi.

•••

Tbc

27/07/24

Aunty Chu sama aunty Sé takut tenyata hahaha. Enak ya lu berdua nakenak di saat Lili ga ada.

Vote komen lanjut.

Toxic parents✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang