17

12.9K 1.2K 70
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

______________________

Selamat membaca.
_______________________


"Obat sama inhalernya jangan lupa, air mineral bawa 2 botol yang 1,5ml. Jaket jangan lupa, kaos kaki bawa dua, sarung ta–"

"Pa......, iya Darga tau. Udah masuk semua." Darga terpaksa memotong ucapan Daksa, papanya itu sedari tadi mengabsen barang-barang yang harus ia bawa saat pendakian.

"Didengerin itu papanya, bang," sahut Dilan, membuat Darga menghela napas. Masalahnya saat ini ada Celvin yang menginap di rumahnya, kan jadi malu dia.

"Papa gak mau dapet kabar kalau kamu pingsan di gunung ya, shibal!" Ucapan Daksa membuat Celvin langsung menoleh ke arahnya.

"Darga pingsan di gunung?" Tanya Celvin dengan raut khawatir.

"Eh? Enggak sayang, itu kecapekan aja," balas Darga sembari mengusap rambut Celvin, kemudian menoleh kembali pada Daksa.

"Itu kejadian udah lama, itu juga karena pertama kalinya Darga muncak." Pertama kalinya Darga melakukan pendakian pada saat dirinya berumur 15 tahun, dan di gunung Penanggungan juga bersama Kakek dan orangtuanya, belum sampe pada puncak tapi Darga sudah pingsan saat berada di pos 4. Berakhir mereka tidak jadi sampai puncak karena insiden Darga pingsan.

_______________________

Seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Kini mereka berada di pos simaksi untuk melakukan registrasi pendaftaran. Antares sedari tadi memperhatikan Geska, masih khawatir akan kejadian malam kemarin, dimana Geska ditampar oleh papanya sendiri.

"Ka," panggil Antares yang membuat Geska menoleh.

"Kenapa?" Tanya Geska dengan dahi mengernyit.

"Lo beneran gak papa, kan?" Bukannya menjawab, malah balik bertanya.

Geska menyungging senyum tipis.
"Tumben perhatian, gue gak papa, santai aja." Sembari meninju pelan lengan Antares.

Antares mendengus, "tamparan papa lo kemarin keras."

"Gue gak papa, udah, jangan dibahas. Nanti Celvin tau." Geska memilih mengalihkan pandangannya untuk melihat suasana sekitar.

Tangan Antares bergerak mengacak poni Geska yang membuat si empu menepisnya dengan cepat. "Banyak orang!" Tegur Geska yang malah memancing tawa Antares.

"Woy, udah regis, nih! Sekarang tentuin posisi dulu," ujar Darga yang baru saja selesai pendaftaran.

"Lo aja leadernya, karena paling berpengalaman. Biar gue yang jadi sweeper," sahut Geska.

"Lo gak papa bang, jadi sweeper?" Tanya Darga memastikan.

"Emang sweeper apa?" Celetuk Celvin, mewakili Antares yang juga bingung, makhlum mereka tidak pernah melakukan jelajah alam seperti ini.

"Sweeper itu posisinya di belakang sendiri, tugasnya buat mastiin temen-temennya gak ada yang ketinggalan, intinya yang ngawasin dari belakang," balas Geska sembari menepuk pucuk kepala sahabatnya itu.

"Terus, yang jagain kamu siapa? Gak ada, dong? Kalau kamu yang ketinggalan, kita semua gak ada yang tau, gimana?" Ujar Celvin mendadak menjadi khawatir dengan posisi Geska.

"Sayang, jangan bicara aneh-aneh kalau di tempat kayak gini, ya? Harus percaya sama Geska, kalau dia bisa jaga kita semua termasuk dirinya sendiri, oke?" Darga berucap selembut mungkin agar Celvin tidak merasa tersinggung, untung saja Celvin mengerti.

KETOS VS PRESBEM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang