Biasa nya nabila, pergi ke butik pukul jam 7 pagi. Namun, nabila yang sudah di janji kan oleh Paul. Membuat nya dia harus menunggu pria itu.
Akan tetapi, sudah mau pukul. 8 pagi namun Paul belum sampai ke rumah nya untuk menjemput nya.
"Tumben jam segini belum berangkat nak?. Apa ga ke butik hari ini?". Abah.
"Ke butik ko bah. Tapi, nab nunggu mas paul dulu. Soal nya semalam dia bilang mau anterin nab". Jawab nabila yang sudah sangat amat bete menunggu Paul.
Senyuman umah nya nabila terlihat kala mendengar bahwa anak nya akan pergi bersama pria yang menjadi pilihan umah nya itu. Walaupun, tadi malam abah nya nabila sempat selisih paham atas ucapan Paul tadi malam.
Bahkan, abah nya sudah berucap kepada istri nya itu. Bahwa, dia mulai ragu atas perjodohan antara nabila dan Paul.
"Kamu terima paul"?. Tanya abah nya membuat mata nabila menatap abah nya dengan wajah bingung nya.
"Terima?. Terima apa?". Nabila.
"Jadi nya, kamu Terima nak paul sebagai calon suami mu ketimbang nak rangga?". Abah."Ko abah bisa ngomong gitu?". Nabila.
"Itu kamu mau jalan bareng sama dia". Abah."Memang kenapa kalau anak kita jalan sama nak paul?. Nak paul orang baik, ga mungkin macem macem sama nabila". Sahut umah nya yang 100% mendukung nabila.
"Tapi, tadi malem kita denger sendiri kan dari ucapan rangga. Bahkan, Paul mengakui nya sendiri kalau dia masih terpaut dengan wanita lain. Abah ga mau, anak abah satu satu nya ini tersakiti karena laki laki itu". Abah nabila dengan tegas.
"Abah". Panggil nabila dengan lembut dan mengusap bahu abah nya itu. "Tenang, masa pagi pagi udah marah marah aja si". Sambung nabila.
"Jawab pertanyaan abahh nabila. Beneran kamu pilih nak paul?". Abah.
"Ga ada yang aku pilih. Sesuai apa yang abah dengar dan liat tadi malam. Keputusan nabila masih sama. Mas paul ataupun kak rangga ga ada yang aku pilih. Dan aku pergi bareng sama mas Paul, karena tadi malam dia ngajak aku dulu, aku ga enak untuk nolak nya". Penjelasan nabila kepada abah nya. Yang seperti nya, Paul harus kerja keras juga untuk meyakinkan abah nya nabila yang kini berbalik tak suka kepada nya.
"Abah juga kenapa, bukan nya awal nya abah setuju saja kalau nabila bersama Paul?". Umah.
"Awal nya aku suka, tapi perkataan Paul dan nak rangga membuat abah ragu. Apa dia layak buat putri kita satu satu nya ini". Orang tua itu malah ribut kecil. Umah nya yang pro dengan Paul sedangkan abah nya saat ini berpindah ke rangga.
"Rangga juga sudah jelas. Dia dari keluarga yang baik baik, orang tua nya juga bilang. Dia pernah pesantren. Berarti, ilmu agama nya pun juga bagus. Dan dia seorang dokter". Ucap abah nya nabila.
"Apa gelar itu semua cukup menurut abah?. Apa menurut abah, kebahagian anak kita di liat dari itu nya?". Umah nya.
"Terus, kamu mau anak mu menikah dengan pria yang masih terbayang bayang dengan masa lalu nya?". Nabila di buat pusing pagi itu. Karena, orang tua nya malah debat soal perbedaan pilihan mereka.
"Udah ya, ini masih pagi. Masa udah berantem si. Nab, ga pilih siapa siapa ko". Ucap nabila dan kedua orang tua itupun langsung terdiam.
Sedangkan disana mereka lupa. Bahwa ada putri yang kini sedang makan sarapan nya sambil mendengarkan pertengkaran itu.
"Nenek kakek. Ompul baik ko, bukti nya ompul nolongin putri terus. Ompul selalu ada buat putri dan bunab. Waktu itu, pas bunab ingin di pukul sama ayah putri. Ompul yang nolongin bunab. Iya kan bunab?". Ucap putri dengan nada polos nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
Fiksi RemajaJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.