Di pagi hari yang cerah, sinar matahari pagi memasuki dapur melalui jendela besar, memberikan cahaya lembut yang menyinari meja makan. Aroma kopi segar dan roti panggang memenuhi udara, menciptakan suasana yang hangat meskipun suasana hati para penghuni rumah tampak sedikit tegang. Alex dan Sheila duduk di meja makan, sementara Ria duduk di sudut meja, mengatur piringnya dengan rapi.
Sheila duduk di sebelah Alex, mengabaikan Ria sepenuhnya. "Jangan lupa ada rapat penting siang hari ini, Alex" katanya sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya sendiri, tanpa mempedulikan Alex.
Alex mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, Sheila. Aku akan ingat itu."
Ria, yang duduk di seberang mereka, melihat kehangatan yang ditunjukkan Alex terhadapnya, merasa terhibur. "Kalian terlihat sangat sibuk hari ini," katanya dengan ramah.
Sheila menatap Ria dengan tatapan tajam. "Ya, kita tidak semua bisa tinggal di rumah dan mengurus bayi, kan?" katanya sinis.
Alex segera merespons, mencoba meredakan ketegangan. "Mbak Ria, kamu sudah melakukan banyak hal. Mengurus bayi itu pekerjaan yang sangat berat."
Ria tersenyum pada Alex. "Terima kasih, Alex. Aku hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja."
----
Setelah Sheila berangkat bekerja, Alex memutuskan untuk menjernihkan pikirannya dengan berjalan-jalan di halaman belakang sebelum dia pergi berkerja. Di sana, dia melihat Ria yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi, sambil menjaga bayi Kai yang sedang tidur nyenyak di kereta dorong di sampingnya. Ria mengenakan pakaian santai dan topi besar untuk melindungi dirinya dari sinar matahari langsung.
Alex menghampiri Ria dengan langkah lembut, tidak ingin mengganggu momen tenang mereka. “Mbak Ria, pagi yang indah, ya?” sapanya dengan nada lembut, berusaha untuk tidak mengejutkan Ria.
Ria menoleh ke arah Alex dengan senyuman, merasa lega melihat seseorang yang ramah. “Oh, Ya Alex, pagi ini terasa sangat segar dan menyenangkan.”
Alex berdiri di dekat Ria, memperhatikan Kai yang tidur dengan tenang. “Kai tampak nyaman sekali. Apakah dia biasanya tidur di luar seperti ini?”
Ria mengangguk. “Ya, kadang-kadang aku membawanya keluar agar dia bisa menikmati udara segar. Aku juga suka berjemur sebentar saat dia tidur. Itu memberi kesempatan untuk menikmati matahari pagi.”
“Mbak Ria, aku penasaran, apa yang biasanya kamu lakukan di rumah? Apakah ada kegiatan atau hobi yang kamu nikmati di waktu luangmu?” tanya Alex, mencoba memecahkan kekakuan yang ada di antara mereka.
Ria sedikit terkejut tetapi merasa senang ada yang bertanya. “Oh, kebanyakan waktu aku dihabiskan dengan mengurus rumah dan menjaga Kai. Kadang-kadang aku juga suka membaca buku dan berkebun jika ada waktu. Aku mencoba menanam beberapa tanaman di kebun kecil ini.”
“Menjaga rumah dan merawat anak pasti membutuhkan banyak perhatian dan energi,” kata Alex dengan nada penuh pengertian.
"Bagaimana dengamu lex"
“ Aku sendiri bekerja sebagai arsitek di perusahaan desain arsitektur yang aku dirikan sendiri, yaitu *Architecura Design*. Kami menangani berbagai proyek dari desain rumah tinggal hingga gedung komersial.”
Ria tertarik dan bertanya lebih lanjut, “Bagaimana rasanya bekerja dari rumah? Aku membayangkan ada keuntungan dan tantangan tersendiri.”
“Ya, memang ada keuntungan dan tantangan,” jawab Alex. “Bekerja dari rumah memberikan fleksibilitas, tetapi kadang-kadang bisa sulit untuk memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Perusahaan kami, *Architecura Design*, memiliki kantor utama untuk proyek besar dan pertemuan dengan klien, tetapi aku juga sering bekerja dari rumah, terutama saat merancang atau menyelesaikan desain.”
Ria mengangguk, memahami perasaan Alex. “Aku bisa mengerti itu. Kadang-kadang, ketika aku mengurus rumah, sulit untuk benar-benar 'mematikan' pikiran tentang pekerjaan rumah tangga dan hanya bersantai.”
Alex tertawa ringan. “Betul sekali. Kadang-kadang aku merasa seperti pekerjaan tidak pernah benar-benar selesai. Tapi, itu bagian dari tantangan dan kesenangan pekerjaan ini. Melihat hasil akhir dari proyek-proyek kami dan bagaimana desain kami mempengaruhi ruang dan kehidupan orang lain adalah bagian yang sangat memuaskan.”
Ria melihat Alex dengan rasa ingin tahu. “Apa yang membuatmu tertarik pada arsitektur? Bagaimana kamu mulai masuk ke bidang ini?”
Alex berpikir sejenak sebelum menjawab. “Aku selalu memiliki minat dalam desain dan struktur. Sejak kecil, aku suka menggambar dan membayangkan bangunan. Ketika aku memutuskan untuk mengejar pendidikan di bidang arsitektur, aku merasa itu adalah panggilan yang benar untukku. Setiap proyek adalah kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif.”
Ria terlihat terkesan. “Itu terdengar seperti pekerjaan yang sangat memuaskan. Aku bisa membayangkan betapa menyenangkannya melihat hasil akhir dari proyek yang telah kamu kerjakan.”
Alex tersenyum, merasa senang bisa berbicara tentang minatnya dengan seseorang yang tertarik. “Ya, melihat hasil akhir dan bagaimana desain kita mempengaruhi ruang dan kehidupan orang lain adalah bagian yang sangat memuaskan dari pekerjaan ini.”
Percakapan antara Alex dan Ria mulai mengalir lebih lancar, meskipun mereka masih merasa sedikit canggung. Mereka terus berbicara tentang berbagai topik, mulai dari desain arsitektur hingga hobi pribadi, dan perlahan-lahan membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Lies : Affair With Brother-in-Law 21+
Подростковая литература21+ Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu. Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik tiri yang ambisius dan penuh rahasia, berusaha menghancurkan hidupnya. Dalam intrik cinta dan keboh...