Sasuke terdiam memandang langit-langit kamar. Ia tidak bergerak sedari tadi dan hanya berbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga pinggang. Nyonya Haruno tidur bersama putrinya. Sementara itu, Tuan Haruno tidur di sampingnya dan memunggunginya.
Situasi yang begitu sunyi membuat semuanya terasa canggung. Detik demi detik berlalu. Ia tidak bisa tidur dan mata hitamnya begitu betah memandang langit-langit kamar.
Gerakan dari pria di sampingnya membuat Sasuke melirik. Tuan Haruno menduduki diri di ranjang dan bersandar pada kepala ranjang. Pria itu melirik kearah Sasuke.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." ucap Tuan Haruno.
"Tentang apa?" tanya Sasuke pelan. Ia sudah menduga alasan Tuan Haruno begitu memaksanya tidur bersama untuk berbicara berdua seperti ini dan mendekatkan diri.
"Apa kau membenciku? Saat kita bertemu di ruang persidangan, aku masih mengingat tatapanmu dulu."
Sasuke terdiam, tidak memperkirakan topik itu yang akan disinggung oleh Tuan Haruno. Ia mengingat kembali kenangan lamanya yang pernah menggores hatinya begitu dalam.
"Ku pikir, kau tidak akan mengikuti jejak Ayahmu dan membenci kami."
Sasuke mendengus, lalu memejamkan matanya. "Anda tidak salah apapun. Kejadiannya juga sudah lama."
"Apa kau tahu tentang kasus yang diselesaikan Ayahmu? Kasus yang ditangani oleh Uchiha Fugaku cukup rumit. Kasus itu melibatkan anak pejabat yang menjadi pelaku kasus. Ayahmu berhasil memberikan keadilan untuk korban, tetapi keluarga pelaku begitu dendam dengannya."
"Ya, saya tahu petugas servis itu dibayar oleh mereka."
"Aku dan jaksa sudah berusaha. Maaf jika keputusan akhir kasus itu tidak memuaskan."
Sasuke terdiam, lalu bergumam. "Entahlah. Saya hanya berpikir kenapa mereka yang bekerja dengan tulus selalu diperlakukan tidak adil."
Keheningan menyelimuti mereka, tenggelam dalam pikiran dan kenangan lama. Tuan Haruno tersenyum samar, lalu melirik Sasuke. "Akan selalu ada manusia jahat di dunia ini. Berhati-hatilah dalam bertindak."
Sasuke mengangguk pelan. "Ya."
"Lalu, sudah berapa lama kau mengenal putriku?"
"Saya dan putri Anda teman sekolah."
"Kau berada di kota ini sudah lama rupanya." Tuan Haruno tersenyum. "Jangan terlalu kaku. Santailah saat berbicara denganku."
Sasuke membuka matanya dan melirik Tuan Haruno. "Apa saya boleh menjadi menantu Anda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-2 [ SasuSaku ]
Fiksi PenggemarCinta memberikan rasa sakit, cinta pula yang menyembuhkan. Cinta membuatku bertahan. ©pcyraymel