Happy reading!
====
Arzan memutuskan mereka makan malam di restoran Aozora—favorit Arzan. Dengan alasan tempat makan berkonsep private dining ini memang menyediakan ruang makan tersendiri. Hal ini yang menjadi pertimbangan utama Arzan.
Sudah sejak seharian kemarin Farah menampilkan wajah kaku dan mulut cemberut, sikap yang membuat Arzan jengkel karenanya. Lebih mengesalkan lagi, Arzan tak tahu apa yang menjadi penyebabnya. Pria itu mengingat-ingat, sepertinya cuaca mendung di wajah Farah terjadi setelah wanita itu menjemput sepupunya di bandara dua hari yang lalu. Entah kabar buruk apa yang dibawa sepupu Farah hingga membuat wajah wanita menjadi kusut pada keesokan harinya.
Sudah dua malam mereka tak bisa menghabiskan waktu bersama. Setelah dua malam sebelumnya Farah harus mengurus sepupunya yang baru tiba di Jakarta, seharian kemarin Arzan luar biasa sibuk. Bahkan hingga malam harinya waktu Arzan habis untuk kegiatan entertain beberapa klien Patra Construction di sebuah restoran karaoke. Malam ini, Arzan ingin bersenang-senang dengan Farah dan betapa jengkelnya Arzan karena wanita itu malah memberinya wajah kusut.
Arzan tak peduli set menu apa yang dipesan Farah untuk mereka makan. Bagi Arzan, makin cepat mereka selesai makan, makin cepat pula mereka tiba di apartemen Farah dan pria itu bisa makin lama menikmati kebersamaannya bersama asisten pribadinya tersebut.
"Ada masalah apa lagi sampai kamu harus memberiku muka masam begitu?" tanya Arzan takacuh sembari menikmati garden salad yang sudah tersaji di depannya dengan garpu. Tampak Farah menghela napas—seolah ada pertarungan internal tak menyenangkan di dalam benaknya, sebelum dia akhirnya membuka mulut kepada Arzan.
"Sebenarnya sejak kemarin aku sudah tak tahan ingin bercerita padamu, tetapi waktunya tak tepat. Seharian kemarin kamu sibuk, bahkan sampai malam hari. Aku tak mau mengganggumu, terpaksa aku menyimpan cerita ini seorang diri." Farah kembali menekuk bibirnya dan cemberut.
"Kita bisa menggantinya dengan malam ini." Arzan memberikan tatapan penuh arti kepada Farah. Sedangkan di bawah meja, pria itu meletakkan tangannya di atas paha Farah dan membelai di sepanjang kulit terbuka di sana.
"Itu bisa diatur, Arzan. Tetapi kamu harus mendengar ceritaku terlebih dahulu." Telapak tangan Farah menangkup tangan Arzan dan membawanya ke atas pangkuan pria itu kembali.
"Hm. Memangnya cerita apa?" dengus Arzan tak suka. Pria itu memang kurang menyukai kejutan.
"Sepulangku menjemput di bandara dua hari yang lalu, aku mampir di sebuah restoran. Tak disangka-sangka aku bertemu Naora di sana." Sesudah mengatakan beritanya, Farah bergeming sebentar untuk menakar reaksi Arzan. Farah harus berhati-hati dalam memilih kata-kata karena bukan tanpa sengaja wanita tersebut bertemu Naora melainkan memang dirinya yang membuntuti istri Arzan sejak dari kantor. Farah tak mau sampai Arzan curiga kalau kepergiannya ke bandara untuk menjemput sepupu hanya akal-akalan wanita itu saja.
Mendengar nama Naora menggema dari mulut Farah, pria itu memang menegang sesaat dari baked salmon yang tengah dia nikmati. Hanya beberapa detik saja, detik berikutnya Arzan sudah mengedikkan bahu takacuh.
"Tak ada yang mengejutkan dari ceritamu." Arzan kembali membuat potongan kecil salmon dan membawanya ke mulut.
"Memang awalnya tidak ada yang mengejutkan. Sebenarnya demi kesopanan saja, aku merasa harus menyapa Naora karena bagaimanapun juga dia adalah istrimu. Istri dari bosku sendiri," ungkap Farah panjang lebar. Kalimat terakhir Farah membuat Arzan mendengus samar. "Rupanya istrimu tampak marah dan tak suka aku menyapanya. Kamu tahu kenapa?"
"Mana aku tahu." Arzan memberikan tatapan kosong ke arah Farah yang menunggunya dan memilih kembali fokus pada chicken teriyaki yang dipanggang bersama berbagai sayuran di atas piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dangerous Affair
Ficción GeneralWarning : 21+ Kesuksesan Naora Delmar sebagai seorang pengusaha wanita, ternyata tidak dibarengi dengan kesuksesannya dalam berumah tangga. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya, Arzan Zahair, sudah berselingkuh dengan asisten pribadi Arzan yan...