unboxing

1.8K 36 12
                                    

Teddy membawa laras kembali duduk di sofa. Laki-laki ini kemudian membuka piyama nya dan langsung memamerkan juniornya yang telah berdiri tegak.

"Mas teddy! " Teriak laras menutup matanya dengan kedua tangan.
"Kenapa beib"
"Malu mas, buruan tutup"
Teddy tersenyum dan menarik tangan laras"buka beib, kita udah suami istri sayang, nggak perlu malu"
"Dasar bocil polos, dia tidak tau saja kalau benda ini nanti yang akan membuat dia menjerit keenakan" Gumam teddy dalam hati

Perlahan laras membuka matanya dan menatap si junior yang menegak sempurna itu.
"And now, saatnya kamu berkenalan dengan dia"
"Apa? "
"Iya, jongkok didepan mas, kenalan sama dia"

Teddy menarik lembut tangan laras, dan perempuan ini menurut. Ia berjongkok didepan si junior yang menegang itu.
Laras menelan ludahnya kasar menatap batang berurat yang panjang dan besar ini.
"Ayo beib, jangan cuma diliatin, pegang, jilat, emut"
Laras menatap benda itu.
Sungguh, demi apapun, ia merasa jijik dan ogah untuk melakukan itu. Tapi baru beberapa jam ia menjadi seorang istri, tak mungkin juga membangkang. Perlahan ia memegang benda itu dan mulai menggerakan naik turun.

"Ssshh! Mmmhh! " Teddy mulai memejamkan mata menikmati sentuhan laras. Melihat reaksi Teddy, membuat laras bersemangat. Ia lalu mencoba menjulurkan lidahnya ke pucuk junior yang berwarna pink itu.
"Oohh! Beib! "
Laras mulai memainkan lidahnya disana dan mengemut pucuk pink itu ke dalam mulutnya. Ia mulai memasukkan junior kedalam mulutnya dan menghisap kepala si junior.
"Ohhh! Shitt! Enak beib"
Teddy memegangi kepala laras dan sedikit menjambak rambutnya untuk membantu laras bergerak dan semakin dalam mengulum. Tapi ini justru membuat laras tersedak dan Terbatuk.
"Ops, maaf mas"ucap laras sedikit menjauh.
" Udah? "Tanya teddy dengan pandangan mengintimidasi. Laki-laki ini terlihat menyeramkan.
Laras segera menggeleng cepat. Perempuan ini kembali memasukkan si junior ke mulutnya dan bergerak maju mundur. Ia mulai terbiasa, tapi sayangnya hanya setengah dari bagian si junior saja yang bisa masuk ke mulutnya. Teddy kembali merem melek menikmati service dari istrinya ini
"Ahh! Yaa, enak beib, pinter kamu! " Ucap teddy mengusap kepala laras.
Ia juga memainkan dua bola yang menggantung bebas itu. Melihat reaksi teddy membuat perempuan ini kembali bersemangat. Kini mulutnya beralih mengemut kedua bola itu, dan si junior diberikan treatment dengan gerakan naik turun.
"Ohh! Shitt! Enak banget beib! "Rahang tegasnya mengetat dengan sempurna.
Laras semakin bersemangat, ia memainkan si junior layaknya sedang memakan es krim, ia memasukkan ke dalam mulutnya, dan menjilati nya. Rasa jijik yang tadinya ia rasakan sudah hilang, karena reaksi teddy membuanya ketagihan untuk memainkan si junior.

"Ohh! Stop it! Beib! Aku nggak mau muncrat dulu" Ucap teddy menghentikan aktivitas laras.
Perempuan ini mendongak menatap teddy, bibirnya terlihat basah.
"Kamu cantik beib, cantik sekali! "
Teddy meraih tubuh laras dan melumatnya, sambil meremas dua gunung laras yang mengantung itu.
"Kenapa udah mas? Apa aku kurang memuaskan? "
"No beib,cukup, kamu sangat luar biasa, mas udah nggak tahan, mas pengen langsung ke permainan inti saja"
Laki-laki ini kemudian kembali meraba inti laras, untuk memberikan rangsangan. Ia memutari klitoris dengan kedua jarinya.
"Mmhhh! Aahh! " Desah laras

Teddy segera mengangkat tubuh laras dan ia membaringkan di kasur. Ia kembali melumat bibir istrinya itu sambil melebarkan paha laras. Kini posisi si junior sudah tepat di depan inti laras, bersiap untuk menusuk.
"Mas akan pelan pelan sayang" Ucap teddy menggesekkan juniornya ke sarangnya yang basah.
Laras mengangguk.
Teddy menunduk untuk menghisap dada istrinya, sementara si junior berusaha menembus pertahanan laras.
"Akhh sa---kit" Rintih laras ketika kepala si junior berusaha masuk. Meskipun teddy berusaha mengalihkan rasa sakit dengan menghisap dadanya, tapi laras tetap merasa kesakitan.
"Tahan dikit sayang"
"Sa---kit mas"
Teddy kemudian mengeluarkan kepala junior lagi dan laras merasa lega.

Antara Aku, Kamu dan Mas TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang