Malam yang gelap dan sunyi menyelimuti Desa Kembang, hanya disinari oleh cahaya bulan yang pucat. Di tengah reruntuhan desa, Bintang, Nila, Raka, dan Bapak Arjuna berkemah, merencanakan langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa ancaman ini lebih besar dari yang mereka bayangkan.
"Bintang, kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang artefak gelap ini," kata Nila sambil memandang api unggun. "Mungkin ada seseorang yang bisa memberi kita petunjuk."
"Benar," jawab Bintang. "Kita butuh informasi lebih lanjut. Kita tidak bisa melawan musuh yang kita tidak tahu."
Bapak Arjuna mengangguk. "Aku tahu seseorang yang mungkin bisa membantu kita. Dia tinggal di dalam Hutan Hitam, seorang pertapa bijak bernama Pak Mahesa. Dia memiliki pengetahuan luas tentang artefak kuno dan sihir gelap."
Keesokan paginya, mereka memulai perjalanan menuju Hutan Hitam. Hutan itu dikenal angker dan penuh misteri, namun mereka tahu bahwa mereka harus menghadapi ketakutan mereka untuk mendapatkan jawaban.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di tepi Hutan Hitam. Pohon-pohon besar dengan cabang-cabangnya yang menyerupai tangan kurus menciptakan bayangan menyeramkan. Meski begitu, mereka melangkah masuk dengan hati-hati.
Di tengah perjalanan, mereka merasa seolah-olah diawasi. Tiba-tiba, bayangan-bayangan gelap muncul dan menyerang mereka. Pertarungan sengit pun terjadi. Nila dengan cepat mengayunkan senjata cahayanya, menghancurkan bayangan-bayangan itu satu per satu. Raka menggunakan kecerdasannya untuk mengarahkan serangan mereka, sementara Bintang dan Bapak Arjuna melawan dengan keberanian dan kekuatan mereka.
Setelah berhasil mengalahkan bayangan-bayangan itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih waspada. Mereka akhirnya menemukan sebuah gua yang tersembunyi di balik tanaman rambat tebal. Di dalam gua itu, mereka bertemu dengan Pak Mahesa.
Pak Mahesa adalah seorang pria tua dengan janggut panjang dan mata yang tajam. Dia menyambut mereka dengan ramah, seolah-olah sudah mengetahui kedatangan mereka.
"Aku sudah menunggu kalian," kata Pak Mahesa. "Aku tahu tentang ancaman yang kalian hadapi. Artefak gelap itu tidak bisa dihancurkan dengan cara biasa. Kalian memerlukan kekuatan gabungan dari artefak Cahaya Abadi dan satu lagi artefak yang tersembunyi di dalam hutan ini."
Bintang terkejut. "Apa maksudmu dengan artefak lain?"
"Di dalam Hutan Hitam ini, tersembunyi sebuah artefak kuno bernama 'Cahaya Harapan'. Artefak ini adalah pasangan dari Cahaya Abadi. Jika kalian bisa menemukannya dan menggabungkannya, kalian akan memiliki kekuatan yang cukup untuk menghancurkan artefak gelap dan menghentikan bayangan-bayangan itu selamanya."
Mereka menyadari bahwa perjalanan ini baru saja dimulai. Dengan petunjuk baru dan semangat yang menyala, mereka bertekad untuk menemukan Cahaya Harapan dan mengalahkan kegelapan yang mengancam desa-desa mereka.
Malam itu, saat mereka beristirahat di gua Pak Mahesa, Bintang memandang langit berbintang di luar. "Kita tidak akan menyerah. Cahaya akan selalu datang, dan kita akan memastikan bahwa harapan tetap hidup," katanya dengan penuh tekad.
Akhir Chapter 2 - Musim 2
Dengan informasi baru dan semangat yang lebih kuat, Bintang dan teman-temannya melanjutkan perjalanan mereka. Mereka tahu bahwa petualangan ini akan penuh dengan rintangan, namun mereka siap menghadapi segala tantangan untuk melindungi desa mereka dan memastikan bahwa cahaya akan selalu datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light is Coming season 2
FantasySetelah berhasil mengalahkan Raja Kegelapan dan membawa kedamaian ke Desa Cahyapura, Bintang dan teman-temannya kini menghadapi ancaman baru. Aktivitas gelap misterius mulai muncul di desa-desa tetangga, mengancam untuk merusak kedamaian yang mereka...