I

720 0 0
                                    

Nikah di usia yang cukup dewasa sepertinya tidak menjamin kedewasaan para pasangan, ego dan gengsi seperti menjadi sebuah hal yang dianggap wajar bagi beberapa orang. Hal itulah yang dialami Farah, seorang istri yang awal pernikahan diperlakukan seperti ratu namun setahun belakang setelah 4 tahun menikah, sang suami mulai menunjukkan ketidakpeduliannya lagi pada Farah. Semenjak pekerjaan yang menjadi penghasilan utama mereka selama ini harus dengan terpaksa ditinggalkan membuat sang suami menjadi pengangguran.

Terlalu bergantung pada satu pekerjaan sedari dulu membuatnya sulit ketika dihadapkan dengan pemecatan oleh perusahaan tempat ia bekerja, perusahaan yang hampir bangkrut mau tidak mau harus memecat para karyawannya.

5 bulan sudah setelah suami Farah dipecat namun tak kunjung mendapatkan pekerjaan, bukannya mencari justru ia hanya berdiam diri di rumah berharal pekerjaanlah yang datang mencarinya. Suaminya yang dulu penyabar berubah menjadi sensitif, yang dulu egonya bisa diredupkan oleh Farah tapi sekarang sulit. Keuangan mereka pun menipis begitu juga kesabaran suaminya yang setipis tisu. Tiada hari tanpa adu mulut, walaupun berakhir dengan adu kelamin di atas ranjang, kehidupan di atas ranjang keduanya biasa-biasa saja bahkan sampai di usia pernikahan mereka yang ke 4 itu Farah belum pernah sekalipun mendapatkan orgasme dari suaminya, bukan Farah yang tidak bisa terpuaskan tetapi suaminya yang hanya bisa bertahan selama beberapa menit saja menggunakan obat kuat pun tidak ada efek baginya, walaupun demikian Farah tidak mengeluh sama sekali karena ia tau tugas seorang istri melayani suaminya, lalu bagaimana ia tetap bertahan tanpa merasakan rasa nikmatnya bercinta? Bermasturbasi adalah jawabannya, ia selalu bangun setelah suaminya terlelap seusai pertempuran mereka, Farah melampiaskan nafsunya dengan menggunakan jarinya atau bahkan menggunakan timun yang ia simpan khusus untuk memuaskan dirinya lebih tepatnya memuaskan nafsu besarnya yang terpendam, ketika masturbasi ia akan habiskan waktu lebih kurang sejam untuk mendapatkan orgasme sebanyak-banyaknya sampai ia benar-benar lelah barulah ia akan kembali ke ranjangnya untuk beristirahat begitulah yang ia lakukan selama beberapa tahun ini, nafsu besar yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan juga adik perempuan sematawayangnya.

Setelah menikah sang suami menyuruh Farah yang bekerja untuk berhenti, dan sekarang saat ia akan kembali bekerja untuk mencari pemasukkan bagi mereka berdua, sang suami justru bersikeras tidak mengizinkannya padahal tempat Farah bekerja dulu bisa menerimanya kapanpun ia mau karena dulu Farah merupakan pegawai andalan perusahaan. Tapi karena keras kepala sang suami membuatnya tak bisa bekerja walaupun ingin. Keras kepala itu juga yang menunda mereka memiliki momongan, Farah sangat ingin mempunyai anak tapi suaminya masih ingin bebas. Akhirnya seminggu setelahnya sang suami mendapatkan panggilan untuk bekerja di kota tetangga sebagai asisten mandor teman dekatnya, Farah yang mendengarnya bahagia diapun mengatur semua keperluan sang suami sebelum berangkat karena sang suami akan pergi selama 5 bulan lamanya. Termasuk memuaskan sang suami di atas ranjang sebelum keberangkatannya besok pagi, "besok aja setelah mas jalan" ucap Farah ketika hendak melakukan rutinitasnya tiap selesai berhubungan badan dengan suaminya yaitu masturbasi.

*

"Anghhh yeahh ashh ashhh enakhhh" desah Farah tak karuan pagi itu saat terong berukuran 18cm itu keluar masuk vaginanya memenuhi tiap sudut vaginanya yang suaminya tidak pernah berikan. Sejam setelah kepergian suami dan setelah bebersih rumah, Farah langsung memuaskan dirinya di atas wastafel dapur dan melakukannya ronde selanjutnya di depan tv, pagi itu ia memenuhi fantasinya yang memang selalu ia lakukan ketika ditinggal suami kerja namun tertunda selama 5 bulan ini karena suami yang terus berada di rumah.

Fantasinya terdengar aneh memang namun jauh lebih nikmat dibandingkan melakukannya di dalam kamar. Pernah ia meminta suaminya untuk melakukannya di luar kamar toh hanya mereka berdua yang tinggal di rumah tapi ditolak suami. "Ha-halo Firahh ahh?" Ucap Farah dengan sedikit mendesah karena ia menerima telfon dari adiknya dengan terong yang masih menancap di vaginanya. "Hallo kak, widih keknya ada yang udah balik ke rutinitasnya nih haha" ucap Firah yang sudah tau dari suara kakaknya kalau ia pasti sedang bermasturbasi. "Emhh hehe iya Fir, udah pergi kerja suamiku" "puas-puasin deh kak, eh jadi nginep kan?" Tanya Firah "ahh ja-jadi Fir, bentar malem a-aku ke situ yahh anghhh nyampehh" ucap Farah ketika orgasmenya mencapai puncak. "Selamat atas klimaksnya hahah, yaudah malem ku tunggu yah kak, gih lanjut dulu mainnya dadah kakak sayang" "engh i-iya Fir, bye sayangg" ucap Farah, meletakkan handphonenya dan beristirahat dari klimaksnya. Hari itu Farah sibuk memuaskan dirinya sampai kegiatannya di rumah dilakukannya tanpa busana.

*

"Malem Firah sayang" ucap Farah sembari cipika cipiki dengan adiknya saat ia baru saja sampai rumah mereka, "hai kak sayang" balas Firah, suaminyapun mencium tangan Farah. "Ga macet kan jalan kak?" Tanya Firah "ga Fir, kan make motor iye deh yang dah punya mobil haha" ucap Farah becanda "haha ga gitu kak". Jam 7 malam ketika Farah sampai di rumah Firah, Firah kehidupannya cukup berbanding terbalik dengan Farah. Firah yang bekerja di sebuah bank dan suaminya yang bekerja sebagai staff penting di perusahaan membuat kehidupan mereka serba berkecukupan bahkan lebih. "Kak, aku pergi maen futsal dulu yah" ucap Reza suami dari Firah "oh iya Za, hati-hati" balas Farah "mah jalan dulu" ucap Reza mengecup kening Firah "pulangnya jangan malem-malem pah sama jangan terlalu capek juga inget bentar malem...." ucap Firah terpotong "ssttt iya iya mahh ga enak omongnya ada kak Farah" ucap Reza. "Haha santai aja Za kayak sama siapa aja, tuh dengerin Firah jangan capek-capek nanti Firahnya ga bisa dicapein kamu haha" ucap Farah "ehh hehe iya kak ga kok" ucap Reza sebelum akhirnya berangkat.

"Masih lengket aja kamu sama suamimu Fir" ucap Farah "iya dongg kan suamiii haha" balas Firah yang menyender dan memeluk kakaknya itu di ruang tv. "Aku ga gitu tuh, boro-boro di ranjang aja ga pernah puas aku Fir" "hush kak ga boleh ngomong gitu" ucap Firah "ya kan bener, kamu tau sendiri aku puasin dirinya gimana" "dah dah jangan bahas itu lagi, bahas lain aja eh hari ini udah berapa kali kejang-kejangnya hehe" tanya Firah "9 Fir hehe" "ih banyak banget kak pantes kakak kayak lemes gitu haha" "haha mumpung ga ada suami mau puas-puasin diri dulu Fir haha" "jadi iri, eh ga deng kan bentar malem mau gituan sama suamiku haha" "iya deh iyaa" "eh kak aku penasaran deh" "soal apa Fir?" "Itu ukuran punya suami kakak berapa?" "Eh iya kita ga pernah ngasih tau ukuran gitu-gitu yah" "iya kak punya suami kakak berapa?" Tanya Firah "15cm terus diameternya tuh 3,8cm" "beneran kak?" "Iya Fir emang gitu" "Mayanlah di atas normal kan" "iya tapi ga puas-puas" "mungkin kurang tekniknya kak haha" "teknik paan goyang dikit dah keluar, minta gaya lain ga mau, minta bales oral punyaku juga ga mau" "eh iya kah? Kirain udah mau soalnya kakak terakhir cerita dia ga mau oral punya kakak dari awal nikah" "ga mau Fir dia, males bet" "hush ga boleh gitu" "dah ah, btw punya Reza berapa ukurannya?" "Ga beda jauh kok, 19cm diamet..." "19!? Ga beda jauh? Beda jauh woi gede banget Fir "hehe ya beda 4 cm doang" "ih gede itu, terus diameternya?" Tanya Farah "5,1 kak hehe" "ih gede banget, pantesan aja lengket banget kamu Fir haha" "haha iya enak banget kakkk haha" "jadi iriiiii haha" "mau ku bagi suamiku ga kak? Haha" "hush ga usah becanda Fir" "haha diseriusin juga ga apa-apa haha" ucap Firah "ahh udah deh Fir" "apa mau coba ama temennya Reza kak?" Ucap Firah tersenyum "selingkuh Fir namanya" "jujur aja nih aku masih dendam loh ama suami kakak udah ga bisa puasin kakak malah sok-sokan selingkuh lagi di bawa ke hotel pula walaupun udah lama tapi tetep aja masih ga percaya kalau dia udah tobat" "ya tapi ga bales selingkuh juga Fir kayak gila aja" "ya habisnya kakak ngeluh mulu, disuruh pisah ga mau jadi yaudah jalannya cuma itu nyari enak sama cowok lain" "hmm aku bingung Fir" "serius deh kak, kakak cantik dan sexy gini masih banyak yang mau kali" ucap Firah "tapi aku masih sayang dan cinta banget sama dia" "selama ga libatin perasaan ga apa-apa dong?" "Hah gimana maksudnya Fir?" "Kayak fwban gitu kak tau kan?" "Heem tau, tapi aku takut Fir" "selama main bersih bakal aman kok kak, mau yah? Kukenalin nanti" "kamu kenal orang kek gitu dari mana Fir?"....

Penampilan dari Farah dan Firah tidak jauh berbeda, sama-sama memiliki wajah yang cantik, namun Firah mempunyai wajah sedikit culas, tinggi yang tidak jauh berbeda, tubuh yang langsing, kedua payudara yang sama-sama besar begitu juga bokong keduanya yang menggoda. Tubuh mereka yang membuat banyak pria menelan ludah ketika melihat mereka, walaupun Farah menggunakan pakaian yang longgar namun masih sulit menutupi bongkahan payudaranya yang besar sebaliknya Firah justru sering menggunakan pakaian ketat memamerkan tubuhnya yang kencang dengan payudara dan bokong yang mirip besarnya dengan Farah. Umur keduanya hanya berbeda setahun, tinggal dan menetap di tanah rantauan sepeninggalan kedua orang tua mereka.

*
Baca fullnnya di karyakarsa yah🤫

https://karyakarsa.com/FlioVee15/nikmat-bukan-dariny

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nikmat bukan darinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang