30

268 17 3
                                    

~•°•°•~

Happy reading

....


Keesokan harinya

"Si Ara mana dah" ucap Olla

"Tau tuh terlambat lagi pasti" balas Adel

"Bener bener tu bocah, udah mau kelas dua belas juga masih aja bolos" ucap Zee

"Yeuhh, kek Lo ga aja papa jijoy" ucap Olla

"Emang engga, orang gue dari tadi disini sama elu" balas Zee

Olla memutar matanya malas mendengar jawaban temannya "hm hmm" ucapnya dengan bersedekap dada

"Yaudalah balik kelas aja" ucap Adel

Mereka tengah berada di depan gerbang menunggu kedatangan Ara. Berhubung orangnya ga dateng dateng, jadi mending tinggalin aja.

"Yuk lah, gue gamau di hukum lagi sama Bu BK BK itu" balas Olla dn di angguki oleh Zee

Mereka pun pergi meninggalkan area gerbang. Ketiganya memutuskan untuk menunggu sahabat satunya itu di kelas, bodo amat, dia akan di hukum sendiri nanti.

Sedangkan di tempat lain

Sosok yang ditunggu tunggu malah nyenyak bahkan tak terusik sama sekali, padahal sang mentari sudah menunjukan wujudnya. Walaupun masih setengah saja, tapi itu cukup membuat ketiganya lari kocar kacir ke sekolah.

Tapi dirinya malah makin nyenyak. Ia menenggelamkan wajahnya di bawah bantal, kalau ada bundanya sih, pasti ia akan diomeli tujuh hari tujuh malem.

"Ni anak belom bangun juga, ner bener ye" ucap Mira bercakar pinggang. Dirinya menghampiri dengan kepala di geleng geleng.

Satu tangannya bersiap untuk memukul tubuh Ara, tapi malah diam diudara "ck, luka lagi" ucapnya dn menyimpan kembali tangannya di samping.

Huhh
Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu duduk di samping tempat tidur Ara dn menyenderkan tubuhnya di kepala kasur.

Dirinya diam beberapa menit lalu beranjak dn keluar dari kamar.

Drrttt

Drtt

Drrttt
Suara panggilan masuk. Tak lama, berganti dengan suara notifikasi

Tingg
Bunyi suara notifikasi. Ya, itu adalah notif hp Ara.

Tingg

Tingg

Tingg tingg

Lihat, bahkan suara yang berisik seperti ini tak mengganggunya sama sekali.

Ceklekk

"Buset dah, suara kek gitu ga keganggu sama sekali?? Simulasi mati ni bocah, fix sih" ucap Mira kesal. Dia yang di luar saja bisa dengar, bagaimana dengan Ara yang berjarak 0,1 cm saja? Bahkan kepalanya menempel dengan benda pipih itu.

"Woyy bangunn!!" Teriak Mira dengan dirinya yang pas di telinga Ara

"Lah??"

Mira naik keatas kasur lalu melompat lompat dn memutar handuk seperti helikopter di atas kepalanya

"Uhuyy uhuyy sahurr!"teriak Mira heboh

"Uououooo bangunnn bangunn ayoo bangunn, bangun bangun bangunn"

"Aaaa bangkeee bangun anjengg" ucapnya

"Anak ngenn-, bangun go blockkk" ucapnya berteriak frustasi lalu luruh kebawah

I'm expecting youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang