EMPAT PULUH DUA

42 18 60
                                    

Lagi dan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lagi dan lagi ...

Hanny dilanda kegundahan karena masalahnya bersama dengan Jansen yang tak kunjung jua habis. Seketika, hatinya menjadi lebih perasa karena ia harus merasa kecewa setiap hari.

Siang ini, Hanny tampak sedang duduk sendirian di kantin kampus. Ia datang lebih awal tiga puluh menit dari biasanya. Untuk itu, Radja sama sekali belum terlihat berada di dekatnya.

Beberapa saat kemudian, ada seorang mahasiswi yang datang menghampiri seraya duduk di sampingnya. Ia adalah Dera, mahasiswi yang juga satu fakultas bersama dengannya.

"Tumben, sendirian. Thanawat mana?" tanya Dera pada Hanny seraya menanyakan Radja dengan menyebut nama depannya.

"Dia belum dateng," jawab Hanny sembari tersenyum hambar.

"Oh, gue kira, kalian lagi berantem. Soalnya, biasanya kalian suka nempel terus."

Hanny lantas terkekeh pelan setelah ia mendengar ucapan Dera. Saking menempelnya, orang-orang langsung merasa aneh ketika melihat mereka tidak bersama.

"Gue lagi gak ada kerjaan aja di rumah, makanya gue dateng cepet. Lagian, kakak sepupu gue yang biasa nganterin gue ada kuliah jam sebelas. Jadi, biar sekalian," terang Hanny sembari mengocek es teh manis di hadapannya dengan sedotan.

Dera tampak menganggukkan kepalanya paham. "betewe, nama kakak sepupu lo itu, siapa? Gue sering perhatiin dia soalnya," tanyanya dengan malu-malu.

Hanny lantas mengulum senyumnya. Bisa-bisanya si Ozzy yang cuek itu mendapatkan gebetan di tempat Hanny berkuliah.

"Namanya Ozzy. Dia kuliah di Unikom, satu tingkat di atas kita," jawab Hanny dengan santai.

Dera kembali mangut-mangut. "Boleh minta nomornya, gak?"

Gubrak ...

Hanny memang sudah mengira ke sana. Dengan senang hati Hanny memberikan nomor kakak sepupunya itu. Apa lagi, Hanny memang belum pernah melihat Ozzy dekat lagi dengan seorang gadis, semenjak ia putus dari pacarnya semasa SMA dulu.

Tak lama kemudian, Radja datang seraya duduk di sisi Hanny yang satunya. Kini, Hanny duduk di tengah-tengah Radja dan Dera.

"Hallo, Thanawat," sapa Dera sembari melambaikan tangannya pada Radja.

Radja hanya membalas lambaian tangan Dera sembari tersenyum tulus, kemudian ia kembali mengarahkan pandangannya pada Hanny.

"Kenapa pesan saya tidak di balas?"

"Uhuuk ... uhuuk ..." Hanny spontan tersedak es teh manis yang sedang ia seruput setelah ia mendengar pertanyaan Radja. Apa lagi, di samping mereka ada Dera.

"Nah, kan! Kalian lagi berantem, kan?" goda Dera seraya menunjuk Hanny dan Radja secara bergantian.

"Iya, kita sedang bertengkar dan kita membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya berdua. Jadi, saya harap, kamu bisa mengerti!" tegas Radja sehingga membuat Dera sedikit ketakutan.

SOULMATE : Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang