Chapter 3

788 136 12
                                    

Happu reading:)

⊞⊞⊞⊞
.
.
Chapter 3
.
.
7 Agustus 2024
.
.
⊞⊞⊞⊞

Pagi hari yang biasanya penuh kehangatan dan cinta berubah menjadi pagi yang menegangkan dan dingin di kediaman sepasang istri-istri itu.

Pukul 6:30 pagi Jennie bangun langsung beranjak dari ranjang, membersihkan diri, dan menyiapkan sarapan di dapur. Di sisi lain, Lisa baru bangun 15 menit kemudian, dan segera mandi karena harus berangkat kerja pukul setengah sembilan nanti. Mereka sibuk dengan rutinitas masing-masing tanpa menyapa satu sama lain, hanya diam, dan menyimpan kekecewaan di dalam hati.

“Sarapan sama bekal makan siangnya.”

Lisa menjeling hati-hati. “Kamu nggak sarapan?”

Jennie melepas apron yang melingkar di pinggangnya dan mencuci tangan di bawah aliran wastafel. “Aku udah sarapan,” jawabnya.

“Oh.”

Jennie meraih tas tangannya yang berisi keperluan selama bekerja nanti. “Aku berangkat dulu.”

“Oke.”

Jennie pun pergi, melewati Lisa begitu saja tanpa meninggalkan satu pun kecupan di wajah atau pelukan seperti biasanya. Embusan angin yang tubuhnya tinggalkan menyapu rambut panjang Lisa, membuat perempuan itu terdiam kaku di tempatnya.

Jennie marah padanya?

Damn.”

Lisa menghela napas dengan panjang dan lemas, mendongak menatap langit apartemen yang remang-remang, dan diam. Pikirannya penuh dengan pertanyaan, kekhawatiran, dan kebingungan.  Mengapa pipi Jennie menjadi tirus? Apakah dia sakit?  Apa terjadi sesuatu saat Lisa pergi?  Lisa merasa sedikit bersalah karena tidak bertanya langsung pada Jennie semalam atau sebelum Jennie berangkat tadi.

Lisa tidak berani bertanya, ia takut mendengar jawaban yang akan dilontarkan oleh Jennie. Lisa tak siap mendengarnya.

Bagaimana jika ternyata Jennie mengubah pipinya menjadi tirus karena menyukai orang lain?

“Sial, pikiran gue ke mana-mana.”

Setelah sarapan, Lisa menuju ke lokasi konstruksi, tetapi pikirannya terus melayang pada perubahan Jennie. Lisa yang biasanya fokus pada setiap detail proyek, hari ini, ia berulang kali membuat kesalahan. Rasa penasaran dan kecewa terhadap perubahan Jennie memenuhi pikirannya, mengganggunya lebih dari yang ia harapkan.

Lisa merasa tidak nyaman dan gelisah, berusaha mengabaikan perasaan-perasaan tersebut, tetapi tidak berhasil. Pikirannya terus bertanya-tanya mengapa Jennie tidak memberitahunya tentang perubahan itu. Lisa merasa bingung dan sedikit terluka, mengira ada sesuatu yang disembunyikan Jennie darinya.

Padahal dia tau gue suka banget sama pipinya.

Lisa jadi tersadar bahwa selama video call sebelumnya, Jennie selalu menyembunyikan pipinya. Entah dengan maskeran, ditinggal berkegiatan, atau lain-lain. Lisa pikir Jennie bertingkah seperti biasanya, tetapi ia salah.

Rasa kecewa menghantui Lisa. Sebagai seorang istri, Lisa merasa bersalah karena merindukan pipi chubby Jennie yang selalu ia sukai. Lisa tahu bahwa penampilan Jennie bukanlah hal yang paling penting, tetapi perubahan tersebut mengingatkannya pada ketidakhadiran selama perjalanan bisnisnya. Lisa merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak menanyakan tentang perubahan tersebut langsung pada Jennie ketika dia pertama kali menyadarinya.

The Missing Chubby Cheeks ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang